KOMPAS.com - Joko Widodo, atau akrab disapa Jokowi, merupakan Presiden ke-7 Republik Indonesia.
Masa pemerintahannya dari 2014-2019 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kemudian pada 2019-2024, ia didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Melansir Kompas.com, 21 Juni 2017, Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961.
Putra pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi itu besar di Solo dan mengenyam pendidikan SD hingga SMA di kota kelahirannya tersebut.
Baca juga: Catatan Setahun Jokowi-Maruf Amin: Pandemi dan Demokrasi
Lulusan SMA Negeri 6 Solo itu kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah.
Anak sulung dan laki-laki satu-satunya di keluarga Noto Mihardjo itu memilih Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Lulus dari sana, Jokowi bekerja di salah satu BUMN. Namun dia memilih keluar dan menjadi pengusaha mebel.
Produksi mebelnya sudah merambah sejumlah negara.
Baca juga: 5 Regulasi Kontroversial dalam Setahun Pemerintahan Jokowi-Maruf
Wali Kota Solo
Jokowi pertama kali terjun ke dunia politik sebagai Wali Kota Solo pada Pilkada 2005.
Saat itu dia diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia menang dalam Pilkada Wali Kota Surakarta dan mulai melakukan berbagai pembenahan. Peremajaan Ngarsopuro dan Jalan Slamet Riyadi menjadi salah satu fokusnya.
Jokowi kembali berhasil memenangi kontestasi Pilkada Solo kedua kalinya pada 2010.
Baca juga: Selain Jokowi, Ini 6 Nama Tokoh Indonesia yang Jadi Nama Jalan di Luar Negeri
Menuju Jakarta
Belum usai masa kepemimpinannya di Solo, Jokowi memutuskan untuk mengikuti perhelatan politik yang lebih besar.
Jokowi maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai wakilnya di Pilkada DKI Jakarta pada 2012.
Keduanya diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Jokowi-Ahok menang dalam pilkada dengan menyingkirkan empat pasangan calon lainnya.
Untuk diketahui, terdapat lima pasangan calon yang mengikuti Pilkada DKI Jakarta pada 2012 silam.
Kelimanya, yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, Aleix Noerdin-Nono Sampono, Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini, Faisal Basri-Biem Benyamin, dan Hendarji Supanji-Ahmad Riza Patria.
Tak lama menjabat sebagai Gubernur DKI, Jokowi memutuskan maju sebagai calon presiden.
Tepatnya pada 2014, suami Iriana ini diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Partai Hati Nurani Rakyat dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) untuk bertarung pada Pilpres 2014, berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Baca juga: Satu Tahun Jokowi-Maruf: Catatan untuk Komunikasi Pemerintah dan Kebijakan Publik
Jadi presiden
Jokowi resmi menjabat presiden pada 20 Oktober 2014, setelah berhasil memenangi Pilpres 2014 bersama wakilnya, Jusuf Kalla.
Pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas di masa kepemimpinannya yang pertama.
Pembangunan yang dilakukan secara merata hingga ke daerah terluar Indonesia ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam sektor ini dibandingkan negara-negara lain.
Selain itu ia membuat program terobosan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Pada Pilpres 2019, Jokowi kembali maju sebagai presiden dan berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin.
Dia pun menang dan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Di masa jabatannya yang kedua, Joko Widodo mengalihkan fokus pemerintahan pada pembangunan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.
Hal ini agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lainnya di dunia.
Program pembangunan infrastruktur pun gencar dan masih terus dilanjutkan dalam masa kepemimpinannya.
Baca juga: Selain Ulin Yusron, Ini 7 Nama Relawan Jokowi yang Masuk Jajaran Komisaris BUMN
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.