Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Aktivitas di Rumah, Marak Live Shopping dalam Ekonomi Kreatif

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay/Pexels
Ilustrasi work from home
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hari ini setahun yang lalu, Presiden Joko Widodo menyerukan kebijakan baru menyangkut pandemi. Yaitu untuk bekerja, belajar dan beribadah di dalam ruang lingkup rumah.

Kantor-kantor pun sepi aktivitas. Work from home atau WFH diberlakukan sebagai upaya untuk menghambat penyebaran Covid-19.

Meski setelah setahun berselang, penyebaran covid ternyata masih tetap saja luas dan masif. Seperti diberitakan Kompas.com (15/03/2021), Satgas Penanganan Covid-19 mencatat total konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1.419.455 kasus. Dengan 137.912 merupakan kasus yang masih aktif.  

Baca juga: Setahun Belajar di Rumah, Catatan UNICEF soal Pendidikan Saat Pandemi

Perubahan pola hidup

Selama setahun, masyarakat jadi lebih banyak beraktivitas di dalam rumah ketimbang di luar rumah. Baik bekerja, beribadah maupun menempuh pendidikan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada banyak perubahan yang dinamis di sini. Mulai dari perubahan perilaku, hingga perubahan pola hidup.

Masyarakat yang awalnya tak percaya dan menolak anjuran pemerintah, pelan-pelan menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan keadaan.

Dihimpun dari Kompas.com, perubahan perilaku ini menyangkut tiga aspek. Yaitu soal kesehatan, soal ekonomi dan soal kehidupan bersosial.

Dalam aspek kesehatan, kini masyarakat jadi lebih peduli dengan kondisi diri, dengan kebersihan dan pola hidup yang sehat.

Sedangkan dalam aspek ekonomi, masyarakat mau tak mau harus terus berinovasi, berpikir kreatif, agar bisa survive menghadapi panjangnya pandemi.

Dan dari aspek sosial, ada pola bermasyarakat yang mau tak mau harus berubah drastis. Kini tak ada lagi acara gegap gempita berkerumun, tak ada lagi arisan atau resepsi. Semua harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan protokol kesehatan yang berlaku.   

Baca juga: Setahun Aktivitas di Rumah, Psikolog Nilai Ada 3 Hal yang Berubah

Lahirnya inovasi kreatif

Para pengusaha, merasakan himpitan yang sangat besar dalam masa pandemi ini. Pembatasan-pembatasan sosial yang ada membuat aktivitas pasar jadi letih juga terhenti. 

Beberapa yang survive, adalah mereka yang tak mau menyerah kalah dan terus berinovasi meraih pasar.

Salah satu jenis usaha untuk meraih pasar ini adalah live shopping yang kini banyak dilakukan oleh para pengusaha fesyen, makanan juga produk kecantikan.

Di bidang fesyen, ada Tudy Adib, desainer busana muslim asal Solo, yang juga memilih jalur live shopping agar bisa terus dekat dengan pelanggan sekaligus sebagai usaha untuk memamerkan karya. 

Setiap Rabu di pukul 14.00 WIB, ia akan menggelar dagangannya di lapak siaran langsung Instagram. Ia akan memberikan product knowledge kepada para pelanggan baru dan lamanya mengenai kerudung atau busana muslim.

"Saya tentukan tema dulu sebelumnya, apakah akan mengulik soal kerudung atau busana serba pastel. Kemudian saya akan unggah flyer di feed Instagram sebagai pemberitahuan kepada pelanggan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (15/03/2021) petang.

Menurut Tuty Adib, usahanya ini membuahkah hasil yang cukup memuaskan. Ia memaparkan bahwa hampir di setiap sesi live-nya, akan ada transaksi penjualan yang berlangsung.

Omzet ini tentu saja sangat membantu, menutup minus dari penjualan aktif yang berlangsung lewat butik.

Pandemi memang terasa menyudutkan. Namun imbas di balik semuanya tetap ada. Tumbuhnya hobi baru yang positif di tengah masyarakat, juga lahirnya beragam ekonomi kreatif yang patut diapresiasi.

Baca juga: Indonesia Diharapkan Mampu Dorong Implementasi Ekonomi Kreatif Dunia

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi