Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Roket Berbahan Bakar Cair Pertama Diluncurkan

Baca di App
Lihat Foto
Nasa.gov
Robert H Goddard, pionir roket dari AS menerbangkan roket berbahan bakar cair pertama, menandai perjalanan angkasa.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Usaha manusia untuk menjelelajah ruang angkasa seakan tak ada habisnya.

Belakangan ini, dunia mengenal nama CEO SpaceX, perusahaan manufaktur dan transportasi luar angkasa, Elon Musk, yang berambisi pada perjalanan luar angkasa.

Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) juga mencatatkan rekor baru dalam penjelajahan di planet Mars.

Pada Februari 2021 lalu, NASA merilis foto, video detik-detik pendaratan robot, dan suara angin di permukaan planet Mars, melalui robot penjelajah Perseverance.

Akan tetapi, semua roket dan misi luar angkasa tersebut tidak akan pernah terwujud tanpa bakan bakar roket.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepat hari ini 95 tahun lalu, seseorang bernama Robert H. Goddard meluncurkan roket berbahan bakar cairan pertama.

Lantas, bagaimana kisahnya?

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Soeharto Ditunjuk sebagai Presiden RI

Roket buatan Goddard

Dilansir dari History.com, Robert H. Goddard berhasil meluncurkan roket berbahan bakar cair pertama di dunia di Auburn, Massachusetts, pada 16 Maret 1926.

Roket tersebut bergerak selama 2,5 detik dengan kecepatan sekitar 60 mph. Ia mencapai ketinggian 41 kaki dan mendarat sejauh 184 kaki.

Roket buatan Goddard ini memiliki lintasan 10 kaki, dibuat dari pipa tipis, dan dialiri oleh oksigen cair dan bensin.

Awal kehidupan

Goddard lahir pada 1882 di Worcester, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Ia terpesona dengan gagasan perjalanan luar angkasa setelah membaca novel fiksi ilmiah karya HG Wells, berjudul War of the Worlds pada 1898.

Ia pun mulai membuat roket mesiu pada tahun 1907 saat masih menjadi mahasiswa di Worcester Polytechnic Institute.

Kemudian eksperimen roketnya berlanjut ketika ia menjadi mahasiswa doktoral fisika dan bahkan saat sudah jadi profesor fisika di Universitas Clark.

Goddard adalah orang pertama yang menemukan beberapa terori ruang angkasa.

Ia membuktikan bahwa roket dapat bergerak dalam ruang hampa udara tanpa udara

Secara matematis mengeksplorasi potensi energi dan daya dorong berbagai bahan bakar
Mengeksplorasi oksigen cair dan hidrogen cair.

Dia pun menerima hak paten dari otoriras AS atas konsep roket multistage dan roket berbahan bakar cair.

Atas kemampuannya, Goddard mendapatkan hibah dari Institut Smithsonian untuk melanjutkan penelitian roketnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: WHO Tetapkan Covid-19 sebagai Pandemi Global

Sejarah roket

Orang Cina mengembangkan roket militer pertama pada awal abad ke-13.

Roket pertama tersebut menggunakan bahan bakar berupa bubuk mesiu. Konsep yang kemungkinan meniru kembang api berbentuk roket.

Roket militer berbahan bakar mesiu juga muncul di Eropa sekitar abad ke-13. Kemudian, pada abad ke-19 para insinyur Inggris membuat beberapa kemajuan penting dalam ilmu roket.

Pada 1903, seorang penemu Rusia bernama Konstantin E. Tsiolkovsky menerbitkan sebuah risalah tentang masalah teoretis penggunaan mesin roket di luar angkasa. Karyanta tak terlalu terkenal.

Akan tetapi, karya Goddard menjadi sorotan pada 1920-an. Inilah yang menjadi penanda perkembangan roket modern dengan bahan bakar cair.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Terbakar di Yogyakarta, 21 Orang Tewas

Sempat dicemooh

Pada 1919 Goddard menerbitkan A Method of Reaching Extreme Altitudes oleh penerbit Smithsonian.

Ia menguraikan teori matematika tentang propulsi roket dan mengusulkan peluncuran roket tak berawak ke bulan di masa depan.

Saat itu, media menanggapi teori peluncuran roket bulan dengan ceomooh.

Pada 12 Januari 1920, The New York Times mencetak tajuk rencana yang menyatakan bahwa Goddard “tampaknya kurang pengetahuan yang disedot setiap hari di sekolah menengah” karena dia berpikir bahwa pendorong roket akan efektif melampaui atmosfer bumi.

Hal ini tidak membuatnya patah semangat.

Pada Desember 1925, Goddard menguji roket berbahan bakar cairan di gedung fisika di Universitas Clark.

Roket yang diamankan di rak statis beroperasi dengan memuaskan dan mengangkat bobotnya sendiri.

Pada 16 Maret 1926, Goddard menyelesaikan peluncuran roket berbahan bakar cair pertama di dunia di lahan pertanian milih Bibi Effie di Auburn.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: MacDonald House Dibom, 3 Orang Tewas, 35 Lainnya Luka-luka

Penghargaan

Goddard melanjutkan eksplorasinya soal roket sampai kematiannya pada 1945.

Karyanya diakui oleh penerbang Charles A. Lindbergh, yang membantunya mendapatkan hibah dari Dana Guggenheim untuk Promosi Penerbangan.

Dengan dana ini, Goddard mendirikan tempat pengujian di Roswell, New Mexico, yang beroperasi dari 1930 sampai 1942.

Selama masa jabatannya di sana, ia berhasil melakukan 31 penerbangan, termasuk salah satu roket yang mencapai 1,7 mil dari tanah dalam waktu 22,3 detik.

Goddard sempat membantu militer untuk meluncurkan peluru kendali V-2 melawan Inggris pada September 1944.

Selama perang, Goddard bekerja dalam mengembangkan pendorong jet-thrust untuk pesawat amfibi Angkatan Laut AS.

Sayangnya, ia keburu meningal sebelum sempat melihat perkembangan penelitian antariksa pada 1950-1960an.

Untuk mengenang jasanya, pemerintah AS memberi nama pusat penerbangan luar angkasa di Greenbelt Marryland dengan nama Goddard, yaitu Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi