Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Sedekah Nasi Dibuang di Tempat Sampah, Begini Ceritanya

Baca di App
Lihat Foto
facebook.com/Intan Kusuma Dewi
Tangkapan layar nasi hasil sedekah yang dibuang ke tempat sampah.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di Facebook jadi perbincangan warganet karena menampilkan foto belasan nasi kotak hasil donasi yang dibuang di tempat sampah.

Dalam unggahan tersebut, terdapat tangkapan layar pesan WhatsApp, yang menyertakan foto nasi yang dibuang dengan narasi bahwa nasi tersebut dibuang.

Hal ini diunggah oleh akun Facebook Intan Kusuma Dewi, pada Minggu (14/3/2021) pukul 21.18 WIB.

Unggahan tersebut juga ramai di Twitter. Seperti yang diunggah oleh akun @AREAJULID.

Bagaimana ceritanya nasi hasil sedekah tersebut dibuang di tempat sampah?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Video Viral Memasak Nasi Dicampur Agar-agar Bubuk, Ini Kata Ahli Gizi

Konfirmasi Kompas.com

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Intan mengatakan bahwa tangkapan layar pesan itu ia dapat dari lini masa media sosial.

"Mungkin salahnya saya itu, kebetulan lewat di timeline jadi saya ambil buat warning teman-teman Sedekah Jumat, agar menekankan assesment," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/3/2021).

Ia mengaku hanya ingin mengingatkan agar pemberian sedekah sebisa mungkin tepat sasaran.

Dalam unggahan Facebook, Intan menyertakan narasi percakapannya dengan pengendara ojek.

"Pernah dapat nasi berkah dari Muhsinin Jum'at Berkah karena santri libur jadi tanggungjawab buat keliling bagi2in nasi ke tempat lain.
Sampe di Tukang Ojek.
Aye :"Bang, udah makan belum? "
Kang Ojek nanya, " Lauknya apa? "
Aye skip ajeee.. Mabuuurr cari yang laen..!!" tulis dia.

Baca juga: Video Viral Toilet di Kereta Tanpa Tadah, Air dan Kotoran Langsung Turun ke Rel, Apakah di Indonesia?

Pengalaman pribadi

Intan bercerita bahwa alasan mengunggah pesan tersebut karena pengalaman pribadi selama terlibat kegiatan sosial.

Ia dan suaminya terlibat dalam kegiatan sosial melalui Permata Ekselensia Cyber School, di Kabupaten Bekasi.

"Kebetulan saya ada beberapa anak asuh dan karena saya dan suami berprofesi jadi guru jadi mereka saya Home Schooling-kan. Di antara program itu ada Socialperneur di mana mereka sedari kecil sudah merasakan dunia Relawan kemanusiaan," kata dia.

Karena terlibat dalam gerakan sosial, Intan beberapa kali kerja sama dengan donatur atau funder profesional.

Ia juga diajarkan untuk melakukan assessment atau penilaian di suatu wilayah, sebelum memberi bantuan.

Hal ini sempat ia alami sendiri saat memberikan bantuan untuk korban banjir karena tanggul Karawang-Bekasi jebol.

"Karena kami suka terjun langsung ke daerah bencana, beberapa kali Banjir Bekasi turun langsung, kami lihat fenomena yang dapat jatah nasi menumpuk. Sementara daerah yang tidak tersentuh, tidak ada pembagian," ujar dia.

Baca juga: Viral Akun WhatsApp Dibajak Bermodus Kode OTP, Ini Cara Menghindarinya

Assesment sebelum memberi bantuan

Sedekah nasi yang dibuang karena tidak tepat sasaran, jadi keresahan tersendiri bagi Intan.

Pasalnya, Intan selalu mengajarkan pada anak-anak asuhnya untuk menghargai pemberian, terutama makanan.

Sebelum pandemi, mereka sempat mendapat bantuan makanan dan komunitas Sedekah Jumat.

"Sebelum pandemi kami rutin diberi nasi bungkus oleh komunitas Sedekah Jumat di Telaga Harapan," ujar Intan.

Maka, melihat foto di lini masa tersebut, ia langsung tergerak untuk menceritakan pengalamannya.

Dari pengalamannya selama ini, ia memberi saran pada pemberi bantuan agar memantau lokasi sebelum memberi bantuan.

"1 sampai 2 pekan sebelumnya ada assesment untuk lokasi yang akan dibagikan. Misalkan ke pesantren, ke tukang ojek, becak, atau gelandangan pengemis di daerah tersebut," kata Intan.

Lebih lanjut, pemberian bantuan juga akan lebih efektif jika pemberi bantuan bisa bekerjasama dengan relawan lokal agar tidak ada bantuan yang menumpuk.

"Bagusnya ada relawan lokal yg paham situasinya. Jadi kejadian menumpuknya bansos dapat diminimalisir," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi