Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Irene Sukandar, Grand Master Indonesia yang Akan Hadapi Dadang "Dewa Kipas"

Baca di App
Lihat Foto
RADITYA HELABUMI
Pecatur Irene Kharisma Sukandar
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pecatur putri Indonesia, Irene Kharisma Sukandar, akan berhadapan dengan Dadang Subur, pemilik akun catur online bernama "Dewa Kipas".

Nama Dadang Subur "Dewa Kipas" menjadi perhatian beberapa pekan ini karena perseteruan dengan GothamChess.

Publik penasaran dengan Dewa Kipas, hingga menantikannya bertanding di dunia nyata.

Sebelumnya, ia menolak tantangan GM Susanto Megaranto dan IM Anjas Novita.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, pada Senin (22/3/2021), akan digelar duel Dadang dengan Irene Sukandar, yang bergelar Grand Master, difasilitasi Deddy Corbuzier dan akan ditayangkan live via akun Youtube miliknya.

Nama GM Irene Sukandar tak asing lagi di dunia catur Tanah Air dan dunia. Seperti apa sepak terjangnya?

Baca juga: Duel GM Irene Sukandar Vs Dewa Kipas, Pembuktian Si Pendekar Komik

Perkenalan dengan papan catur

Harian Kompas, 11 November 2014 memberitakan, perempuan bernama lengkap Irene Kharisma Sukandar ini lahir di Jakarta, 7 April 1992.

Perkenalan Irene dengan papan catur dimulai ketika melihat sang ayah mengajari Kaisar Jenius Hakiki, kakak laki-lakinya, bermain catur.

Irene yang masih berusia 8 tahun juga sering mengantar kakaknya ke sekolah catur tanpa tahu dirinya berbakat bermain catur.

Penggemar cerita wayang dan pelajaran sejarah ini tertarik melihat jalannya buah catur dan sang ayah kemudian memasukkan dia ke sekolah catur.

Mulai berlatih di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, sejak 1999, Irene tumbuh menjadi pecatur putri yang patut diperhitungkan.

Berlatih serius selama tiga sampai empat jam mulai Senin hingga Jumat, mengantarkan Irene meraih gelar juara pertama kali ketika masih kelas IV SD.

Untuk mengasah permainannya dan mendapat pengalaman yang lebih besar, Irene ikut bertarung di sektor putra. Sejak itu, dia meraih beragam prestasi dan penghargaan, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Terkait Polemik Dewa Kipas, Grand Master Irene Kharisma Minta Publik Buka Mata

Gelar Master Nasional Wanita Termuda Indonesia

Irene mendapatkan gelar Master Nasional Wanita Termuda Indonesia dan menduduki peringkat 10 besar.

Ketika masih SMP, Irene menggenggam gelar Master dari federasi catur dunia (FIDE) dan mulai Desember 2008, ia menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar Grand Master Internasional Wanita (GMIW).

Dia pernah menjadi atlet termuda dari semua cabang ketika terpilih menjadi anggota kontingen Indonesia untuk SEA Games Vietnam 2003.

Dari ajang tersebut, Irene yang saat itu berusia 11 tahun membawa pulang dua keping medali perak.

Tahun 2014, setelah berjuang selama hampir enam tahun dan mencapai rating 2400, Irene berhak menyandang gelar baru, Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki.

Main catur di lapak-lapak

Diberitakan Harian Kompas, 7 Maret 2013, Irene sering diajak oleh ayahnya, Singgih Yehezkiel, untuk bermain catur di lapak-lapak.

Menurut pengakuan sejumlah pecatur lapak di Kebayoran Lama, yang juga kawasan tempat tinggal Irene dahulu, Singgih kerap mengundang pecatur lapak untuk bermain catur dengan Irene di rumahnya.

"Agar pecatur lapak main serius, Pak Singgih memberi sejumlah uang kepada pecatur yang mengalahkan Irene," ujar Topan, yang dijuluki GM alias 'Gila Main'.

Irene mengaku, kesuksesannya di pentas catur dunia tak lepas dari mental yang teruji sedari dini. Lapak menjadi salah satu tempatnya mengasah mental.

"Kalau teori dan strategi, bisa dipelajari dari buku dan internet. Namun, mental hanya didapat melalui praktik, salah satunya dari lapak," ungkap Irene.

Irene mengisahkan, ia sudah diajak ayahnya bermain di lapak-lapak sejak usia 8 tahun, dengan durasi sekitar 4 jam per hari.

Tujuannya, menambah pengalaman dan jam terbang.

"Dari lapak, saya bisa memahami beragam cara bermain dan karakter lawan, terutama mereka yang lebih dewasa," tutur Irene.

Baca juga: Ditanya Apakah Dewa Kipas Curang, GothamChess: Saya Harus Percaya Chess.com

Biodata Irene

  • Lahir: Jakarta, 7 April 1992
  • Orangtua: Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulya
  • Pendidikan:
    • SD Negeri 3 Pagi Kebayoran Lama, Jakarta
    • SMP Negeri 16 Bekasi
    • SMA Nusantara Jakarta Timur
    • Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Gunadarma
  • Prestasi:
    • Juara 3 Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN, Singapura (2002)
    • Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN, Malaysia (2003)
    • Dua medali perak pada SEA Games Vietnam (2003)
    • Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior Yunani (2003)
    • Medali perak Olimpiade Catur papan tiga, Spanyol (2003)
    • Peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior di bawah 14 tahun di Pulau Kreta, Yunani (2004)
    • Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun, Singapura (2004)
    • Imbang 3-3 dalam dwitarung melawan GMW Corke (juara 1 Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura) (2005)
    • The Best Woman Player pada Malaysia Open (2008)
    • Imbang 2-2 melawan IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA (2010)
    • Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 dan juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 (2010)
    • Medali Perunggu di 26th Sea Games, Indonesia (2011)
    • The Best Woman Player di Queenstown Chess Classic, Selandia Baru (2012)
    • Juara 1 Asian Continental Chess Championship, Vietnam (2012)
    • Juara 1 the 5th Alexander the Great open Championship 2013' di Chalkidiki, Yunani (2013)
    • The Best Woman Player di Grand Europe Open Albena, Bulgaria (2013)
    • Medali Emas International Chess Rapid pada 27th Sea Games 2013' di Nay Pyi Taw, Myanmar (2013)
    • Juara 1 Australian Women's Masters di Melbourne, Australia (2014)
    • Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Sharjah, Uni Emirat Arab (2014)
  • Gelar:
    • Grand Master Wanita (WGM) (2008)
    • Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki (2014)
  • Penghargaan:
    • Parama Krida Pratama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (2005)
    • Atlet Harapan Indonesia Terbaik pada Indonesian Sports Award (2006)
    • Atlet Wanita Berprestasi Internasional dari Perwosi (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia) (2006)
    • Atlet Harapan Terbaik dari Tabloid Bola (2007)
    • Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita dari Museum Rekor Indonesia (2008)• Atlet Putri Terbaik Indonesia di Anugerah Atlet Olahraga Indonesia (2009)
    • KONI Award sebagai salah satu Atlet Berprestasi (2014).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi