KOMPAS.com – Varian baru virus corona yang sulit dideteksi dengan tes PCR standar dilaporkan telah terdeteksi di Brittany, Perancis.
Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Perancis, Senin (16/3/2021).
Melansir Business Insider, Kementerian Kesehatan mengumumkan, di antara 79 kasus Covid-19 di Brittany, delapan pasien terinfeksi varian baru tetapi di antara delapan orang itu dinyatakan negatif saat tes PCR standar.
Meski negatif, pasien tersebut menunjukkan gejala covid-19 yang khas.
Saat ini, varian baru belum memiliki sebutan alfanumerik. Akan tetapi, melansir Forbes, varian baru tersebut dijuluki dengan “le varian breton”.
Adapun kasus varian baru yang tak terdeteksi melalui tes PCR standar bukan yang pertama.
Sebelumnya, peneliti Finlandia juga mengumumkan temuan yang sama. Bulan lalu, para peneliti Finlandia mengidentifikasi strain bernama Fin-769H dengan mutasi yang sulit dideteksi dengan beberapa swab hidung.
Baca juga: Mengenal 3 Varian Baru Virus Corona yang Diwaspadai Pemerintah
Proses deteksi yang rumit
Tes laboratorium molekuler standar atau yang dikenal sebagai RT-PCR biasanya mencari infeksi menggunakan kapas yang diusapkan ke dalam hidung pasien untuk mencari kode genetik virus.
Akan tetapi, Direktorat Kesehatan Perancis menyebutkan, pengurutan genetik menunjukkan varian baru yang ditemukan di Brittany mengalami beberapa mutasi pada protein lonjakannya dan membuat tak terdeteksi dengan cara ini.
Pejabat Kesehatan Brittany akhirnya mengonfirmasi varian baru tersebut dengan menguji antibodi darah pasien dan mengumpulkan sampel dahak pasien yang berasal dari pernapasan dalam untuk dilakukan tes PCR.
Meski disebut tidak bisa dideteksi dengan tes PCR biasa, tetapi sebuah perusahaan diagnostik Eropa Novacyt Group mengumumkan bahwa tes PCR-nya berhasil mendeteksi varian baru tersebut.
Varian baru tidak lebih mematikan atau tidak lebih menular
Delapan pasien yang dinyatakan terinfeksi varian baru tersebut meninggal dunia, tetapi hal ini bukan berarti virus lebih mematikan dari jenis lain.
Kementerian Kesehatan Perancis menyebutkan, belum ada bukti bahwa varian baru lebih mudah menular.
"Penyelidikan mendalam sedang dilakukan untuk lebih memahami varian ini dan dampaknya. Eksperimen juga akan dilakukan untuk menentukan bagaimana varian ini bereaksi terhadap vaksinasi dan antibodi yang dikembangkan selama infeksi sebelumnya," kata pihak Kementerian Kesehatan Perancis dalam pernyataannya, dikutip dari DW.
Profil genetik varian baru menunjukkan, varian itu tidak berbagi mutasi kunci dengan B1351 dan P.1 yang merupakan varian Afrika Selatan dan Brazil.
Varian dari Brittany berada dalam kelompok strain yang sama dengan varian yang terlihat di California Selatan. Varian dalam kelompok ini disebut dengan Clade 20 C.
Informasi mengenai varian baru di Brittany ini datang saat Perancis menghadapi puncak infeksi ketiga.
Angka infeksi di Perancis meningkat dua kali lipat pada pertengahan Desember 2020. Sementara itu, pada Rabu (17/3/2021), jumlah kasus melonjak dari kurang dari 15.000 mendekati 38.000.
Peningkatan jumlah ini mendorong Perdana Menteri Jean Castex mengumumkan penguncian baru di Paris dan sekitar Ile-de France pada Kamis (18/3/2021).
Baca juga: Kemenkes: Varian Virus Corona N439K Terdeteksi di Indonesia Sejak November 2020
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.