Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Presiden 3 Periode, Ini 7 Presiden dengan Masa Jabatan Terlama

Baca di App
Lihat Foto
DOK.Universitas Indonesia
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dies natalis UI ke-71
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Isu perihal perpanjangan jabatan presiden 3 periode baru-baru ini kembali muncul ke permukaan.

Kabar itu datang dari pendiri Parti Ummat, Amin Rais yang menyebut adanya skenario mengubah ketentuan dalam UUD 1945 soal masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode.

Menurut Amien, rencana mengubah ketentuan tersebut akan dilakukan dengan menggelar Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) guna mengubah atau mengamendemen UUD 1945. 

Baca juga: Amien Rais Dirikan Partai Ummat, Ancaman bagi PAN?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana 3 periode jabatan Presiden Joko Widodo tersebut langsung ditanggapi oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo.

Menurutnya wacana mengubah jabatan presiden 3 periode tersebut sama sekali tidak beralasan.

"Jadi, bukan hanya tak beralasan, tetapi saya dapat memastikan skenario itu tak pernah terpikirkan atau mengemuka selama masa kerja MPR sekarang ini," kata Bambang mengutip Kompas.com, Jumat (19/3/2021).

Presiden Jokowi pun juga meresposn wacana ini melalui unggahan pada akun Twitter-nya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Perjalanan Jokowi-Maruf Amin Menuju Istana

Diketahui, praktik periode kepemimpinan presiden berpuluh-puluh tahun sebelumnya pernah diterapkan di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Lantas, presiden negara mana saja yang memiliki masa jabatan terlama?

1. Kim Il Sung

Kim Il Sung lahir pada 15 April 1912, di Man'gyondae, dekat Pyongyang, Korea Utara. Ia menjabat sebagai Presiden Korea Utara pada 1972 sampai 1994.

Kim Il Sung merupakan pemimpin komunis Korea Utara sejak 1948 hingga kematiannya pada 1994.

Dilansir dari Britannica, ia menjadi penguasa absolut negaranya dan mulai mengubah Korea Utara dengan pendekatan militeristik.

Il Sung memperkenalkan filosofi juche atau "kemandirian", di mana Korea Utara mencoba mengembangkan ekonominya tanpa bantuan dari negara asing.

Perekonomian yang dikelola negara Korea Utara tumbuh pesat pada 1950-an dan 60-an tetapi akhirnya mandek, dengan kekurangan makanan terjadi pada awal 90-an.

Kim Il Sung meninggal pada 8 Juli 1994, Pyongyang, Korea Utara dan menjadi penanda akhir dari pemerintahannya.

Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Korea Utara Akan Tembak Warga China yang Melanggar Perbatasan

2. José Eduardo dos Santos

José Eduardo dos Santos lahir di kota Luanda pada 1942. Ia menjabat sebagai presiden Angola sejak 1979 sampai sekarang.

Dikutip dari laman resmi pemerintah Afrika Selatan, awal karier Dos Santos ditandai dengan keterlibatannya dalam Movimento Popular de Libertação de Angola pada 1961 dan bekerja dalam kondisi ilegal di Luanda.

Setelah kemerdekaan, ia menjadi menteri luar negeri pertama Angola, kemudian menjadi wakil perdana menteri pertama dan memperoleh pengalaman dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari.

Pada Desember 1978, ia menjadi Menteri Perencanaan di Pemerintahan. Setahun kemudian, dos Santos menjabat sebagai Presiden Angola hingga saat ini.

Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

3. José de la Cruz Porfirio Díaz

José de la Cruz Porfirio Diaz adalah presiden Meksiko dengan masa jabatan lebih dari 30 tahun. Ia lahir di Kota Oaxaca, Meksiko pada 16 Setpember 1830.

Dilansir Britannica, Diaz terlibat dalam Perang Reformasi pada 1950-1960-an. Setelah perang, kongres negara bagian Oaxaca memberinya dukungan sebagai presiden Meksiko.

Pada 1872, Presiden Juárez meninggal dan Sebastián Lerdo de Tejada menjadi presiden berikutnya. Díaz pun mulai melakukan pemberontakan berikutnya.

Pada Januari 1876, Díaz memberontak dengan Plan of Tuxtepec-nya, yang menyerukan tidak ada pemilihan ulang dan kebebasan kota.

Pemberontakannya berhasil dan dia menjadi presiden pada 23 November 1876 sampai 30 November 1880.

Pada April 1910 dia dipilih kembali sebagai calon presiden oleh Partai Anti-pemilihan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Soeharto Lengser, Akhir Kisah Orde Baru

4. Teodoro Obiang Nguema Mbasogo

Teodoro 'Obiang' Nguema Mbasogo adalah pemimpin terlama di Afrika dan telah berkuasa selama tiga dekade, tepatnya di Guinea Khatulistiwa.

Dilansir dari BBC, pada 1979, ia merebut kekuasaan dari Presiden Francisco Macias Nguema, yang merupakan pemimpin kemerdekaan dan yang pemerintahannya mendorong eksodus massal dan ribuan kematian. Mantan pemimpin itu diadili dan dieksekusi.

Obiang memenangkan lebih dari 97 persen suara dalam pemilihan presiden pada Desember 2002.

Baca juga: Profil Presiden Kelima RI: Megawati Soekarnoputri

Kandidat oposisi telah menarik diri dari pemilihan, dengan alasan penipuan dan penyimpangan. Para pejabat melaporkan hasil serupa setelah pemilihan presiden November 2009.

Obiang masih menjabat sampai sekarang.

Diberitakan Kompas.com (4/11/2016), jaksa Swiss sebelumnya telah menyita 11 mobil mewah milik Wakil Presiden Equatorial Guinea, Teodorin Nguema Obiang Mangue, yang diselidiki karena skandal dugaan korupsi.

Teodorin adalah putra Presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, pemimpin yang paling lama berkuasa, yakni sejak 3 Agustus 1979. Putranya, Teodorin (47), dituduh melakukan praktik pencucian uang oleh jaksa Swiss, seperti dilaporkan BBC News pada Jumat (4/11/2016).

Baca juga: Profil Presiden Pertama RI: Soekarno

5. Ali Abdullah Saleh

Ali Abdullah Saleh lahir pada 21 Maret 1942, di Bayt al-A?mar, Yaman Utara.

Mengutip Britannica, Saleh menjadi presiden dengan masa jabatan terlama di Yaman.

Ia menjadi presiden Yaman Utara pada 1978 sampai 1990. Kemudian, Yaman Utara dan Yaman Selatan bersatu pada 22 Mei 1990.

Saleh pun menjabat sebagai presiden kembali pada 1990 sampai 2012 di dua wilayah yang bersatu ini.

Kepresidenannya berakhir setelah maraknya pemberontakan di Yaman sepanjang 2011 dan memaksanya untuk mundur.

Pada 4 Desember 2017, Saleh dibunuh oleh pasukan Houthi di Sanaa, Yaman.

Baca juga: Saat Anak-anak Yaman Belajar di antara Reruntuhan Bangunan Sekolah

6. Fidel Castro (1976-2008)

Fidel Alejandro Castro Ruz atau dikenal dengan Fidel Castro lahir pada 13 Agustus 1926, di dekat Birán, Kuba.

Dilansir dari Britannica, Fidel menjabat sebagai presiden Kuba selama 32 tahun, mulai 1976 sampai 2008.

Ia mengubah negaranya menjadi negara komunis pertama di Barat dunia dan menjadi simbol revolusi komunis di Amerika Latin.

Dia memegang gelar perdana menteri hingga 1976 dan kemudian memulai masa jabatan yang lama sebagai presiden.

Pada 31 Juli 2006, Fidel menyerahkan kekuasaan sementara kepada saudaranya Raúl selama masa pemulihan dari operasi penyakit usus yang serius. Ini adalah pertama kalinya sejak revolusi 1959, Fisel menyerahkan kendali.

Pada Februari 2008, hanya beberapa hari sebelum Majelis Nasional memilih pemimpin negara, Fidel Castro secara resmi menyatakan bahwa dia tidak akan menerima masa jabatan lagi sebagai presiden.

Pada 25 November 2016, Fidel meninggal dunia di Kuba.

Baca juga: Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia, 32 Tahun Dilarang oleh Soeharto

7. Soeharto

Soeharto merupakan presiden kedua Republik Indonesia.

Ia dilantik pada 27 Maret 1968 dan menjabat selama 32 tahun dari enam kali Pemilu.

Dikutip dari Harian Kompas (23/3/1968), Soeharto disepakati menjabat kursi presiden secara penuh pada musyawarah pleno ke-5 MPRS.

Pengangkatan Soeharto erat kaitannya dengan Surat Perintah Presiden 11 Maret 1966 (Supersemar) yang diberikan Presiden Soekarno.

Tidak ada yang mengetahui isi asli Supersemar, tetapi ada kemungkinan soal perintah untuk meredakan kerusuhan akibat Gerakan 30 September.

Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 setelah mendapatkan desakan dari ribuan mahasiswa yang memadati gedung DPR/MPR.

Baca juga: Seni Perlawanan Anak Muda di Balik Poster Lucu Pendemo

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Perjalanan Jokowi-Ma'ruf Amin Menuju Istana

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi