Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Wakil Presiden RI: Hamzah Haz (2001-2004)

Baca di App
Lihat Foto
indonesia.go.id
Hamzah Haz, Wapres RI 2001-2004.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hamzah Haz merupakan wakil presiden ke-9 Republik Indonesia yang menjabat pada periode 2001-2004.

Saat itu, ia mendampingi Megawati Soekarnoputri yang menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid.

Seperti apa sosok Hamzah Haz?

Profil Hamzah Haz

Melansir pemberitaan Harian Kompas, 27 Juli 2001, Hamzah Haz dilahirkan pada 15 Februari 1940. Masa remajanya banyak dihabiskan di Ketapang dan Pontianak.

Menurut pengakuan guru SMP-nya, Syamsumin, Hamzah termasuk siswa pendiam tetapi sangat gemar dalam berorganisasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 1961, Hamzah merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan studi di Akademi Koperasi.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Sudharmono (1988-1993)

Di kota ini, ia masih tetap memperlihatkan kegemarannya dalam berorganisasi, yakni aktif pada Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar.

Hamzah pun dipercaya menjadi ketua organisasi itu pada periode 1962-1965.

Setelah menamatkan Akademi Koperasi pada 1965, Hamzah lalu kembali ke Pontianak.

Di sana, ia langsung dipercaya menjadi Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kalbar pada 1965-1971.

Pada pertengahan masa jabatannya di PMII, ia juga diangkat menjadi anggota DPRD I Kalbar mewakili NU.

Saat NU bersama partai-partai Islam lainnya melebur diri menjadi PPP pada 1971, ia aktif di dalamnya. Ia kemudian dipercaya menjadi salah seorang Wakil Ketua DPW PPP Kalbar hingga tahun 1982.

Jadi anggota DPR dan menteri

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1971, PPP Kalbar berhasil meraih satu kursi untuk DPR, Hamzah pun dipercaya menempatinya.

Hingga 1990-an, karier Hamzah banyak dihabiskan sebagai anggota DPR RI. Ia juga sempat menjadi Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan selama dua periode, yaitu 1992-1997 dan 1997-1998.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Mohammad Hatta (1945-1956)

Di masa pemerintahan BJ Habibie, ia dipercaya untuk mengemban jabatan Menteri Negara Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal pada Mei 1998.

Namun, setahun kemudian,  mengutip Harian Kompas, 10 Mei 1999, Hamzah Haz mengundurkan diri untuk menghormati kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melarang menteri berkampanye.

Ia ingin berkonsentrasi menjadi juru kampanye PPP yang dipimpinnya.

"Kalau PPP menang, bukan hanya jabatan menteri yang bisa kami raih, tetapi juga jabatan presiden bisa dijabat oleh kader PPP dan ini bukan hal yang mustahil," kata dia.

Di era Gus Dur, Hamzah dilantik sebagai Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra dan Taskin) pada 29 Oktober 1999.

Tak sampai satu bulan, Hamzah kembali mengundurkan diri sebagai menteri. Alasannya pun sama, ingin berkonsentrasi di PPP.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Adam Malik (1978-1983)

Menjadi wakil presiden

Pada 2001, ia terpilih menjadi wakil presiden ke-9 setelah unggul dalam tiga putaran pemilihan yang dilakukan oleh anggota MPR.

Ia menyisihkan beberapa nama lainnya, seperti Akbar Tanjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.

Di luar karier pemerintahan, Hamzah juga pernah menjadi guru SMA Ketapang (1960-1962), wartawan Harian Bebas, dan Pemimpun Umum Harian Berita Awau, dikutip dari Harian Kompas, 27 Juli 2001.

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua NU Wilayah Kalbar (1970-1982) dan Penasihat Pengurus NU Wilayah Kalbar (1982).

Hamzah juga mearih gelar doctor honoris causa dari The American World University, AS pada 21 Desember 1998.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Try Sutrisno (1993-1998)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi