Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Samia Suluhu Hassan, Presiden Perempuan Pertama Tanzania

Baca di App
Lihat Foto
AFP
Presiden Baru Tanzania Samia Suluhu Hassan, menginspeksi parade militer menyusul pelantikannya sebagai Presiden wanita pertama negara itu setelah kematian mendadak Presiden John Magufuli di gedung negara bagian di Dar es Salaam, Tanzania pada 19 Maret 2021.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Samia Suluhu Hassan (61) terpilih sebagai Presiden Tanzania, menggantikan John Magufuli.

Samia tercatat merupakan perempuan pertama yang menjadi Presiden Tanzania. 

Sebelum menjabat sebagai presiden, Hassan menjabat sebagai Wakil Presiden Tanzania sejak 2015.

Kini, Hassan akan menjalani sisa masa jabatan selama lima tahun sebagai Presiden Tanzania.

Profil Samia Hassan

Dilansir dari BBC, 20 Maret 2021, Hassan lahir pada 27 Januari 1960 di Zanzibar, suatu pulau di lepas pantai daratan Tanzania.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah tersebut juga dikenal sebagai bekas pusat perbudakan dan pos perdagangan di Samudera Hindia.

Zanzibar yang saat itu masih menjadi kesultanan Muslim tidak bergabung secara resmi dengan Tanzania daratan.

Ayah Hassan adalah seorang guru sekolah, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

Hassan lulus dari sekolah menengah, tetapi secara terang-terangan mengatakan bahwa hasil ujiannya buruk.

Ia pun mengambil pekerjaan juru tulis di kantor pemerintah pada usia 17 tahun.

Beranjak dewasa, ia melanjutkan studi administrasi publik, kemudian meneruskan ke jenjang magister di Universitas Manchester, Inggris.

Pada tahun 1978, ia menikah dengan Hafidh Ameir, yang dikenal sebagai seorang akademisi pertanian. Pasangan ini jarang menonjolkan kemesraannya, bahkan tidak berfoto bersama.

Hassan dan Ameir dikaruniai empat anak. Salah satu anaknya kini menjadi anggota DPR Zanzibar.

Baca juga: Samia Suluhu Hassan Dipilih Jadi Presiden Wanita Pertama Tanzania Gantikan John Magufuli

Wakil Ketua Majelis Konstituante

Hassan pertama kali terpilih menjadi pejabat publik sebagai Wakil Mketua Majelis Konstituante pada tahun 2000.

Posisi tersebut dimunculkan untuk menyusun konstitusi baru di Tanzania.

Dalam masa jabatannya, Hassan memilik sikap yang tenang dalam mengelola kekacauan yang kadang terjadi dan caranya menangani masalah mendapatkan pujian.

Dalam hal kepribadian, Hassan dikenal sangat kontras dengan Magufuli.

Ia juga bersifat impulsif atau tidak takut untuk berbicara langsung, dinilai lebih bijaksana, dan penuh perhatian.

Selain itu, Hassan juga dikenal sebagai pendengar yang baik, mengikuti aturan sesuai prosedur yang benar.

Menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja

Pada 2005, Hassan sempat menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja. Ia juga aktif dalam pengembangan gender dan anak-anak di Zanzibar.

Yang berkesan, ia membatalkan larangan bagi ibu muda untuk kembali mengemban pendidikan setelah melahirkan.

Meski kini telah menjabat sebagai presiden, ia bersikeras agar larangan yang sama diterapkan di wilayah lainnya.

Seorang anggota parlemen yang juga rekan kerja Hassan di kantor Wakil Presiden, January Makamba, menyebut Hassan dengan julukan "politisi paling diremehkan di Tanzania".

"Saya telah mengamati dari dekat, terkait etos kerja, pengambilan keputusan, dan temperamennya. Dia adalah pemimpin yang sangat cakap," ujar Makamba.

Maju dalam pilpres

Dilansir dari Aljazeera, 19 Maret 2021, Hassan diusung oleh partai Chama Cha Mapinduzi (CCM) dan dipilih oleh Magufuli sebagai pasangannya dalam kampanye pemilihan presiden pertamanya pada 2015.

CCM pun menang dan Hassan dilantik sebagai wakil presiden wanita pertama di negara itu.

Semasa kerjanya, Hassan terkadang mewakili Magufuli dalam perjalanan ke luar negeri, tetapi banyak masyarakat di luar Tanzania belum pernah mendengar tentang dirinya. 

Pada Rabu (17/3/2021), Hassan mengumumkan kabar duka terkait kematian Maguful.

"Ini adalah waktu untuk berdiri bersama dan saling terhubung. Saatnya mengubur perbedaan kita, menunjukkan cinta satu sama lain, dan menatap masa depan dengan percaya diri," ujar Hassan.

"Ini juga bukan waktunya untuk saling menunjuk, tetapi untuk bergandengan tangan dan bergerak untuk membangun Tanzania baru yang dicita-citakan oleh Presiden Magufuli," lanjut dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi