Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 22 Maret: 123 Juta Kasus | Infeksi Anak Muda di Brasil Tinggi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL
Ilustrasi virus corona(Shutterstock)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global masih meluas. Kasus Covid-19 terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Senin (22/3/2021) pukul 05.30 WIB, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 123.838.618 (123 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 99.731.646 pasien telah sembuh, dan 2.727.152 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 21.379.820. Rinciannya, 21.289.597 pasien dengan kondisi ringan dan 90.223 dalam kondisi serius.

Simak perkembangan global pandemi Covid-19, kondisi Indonesia dan WHO berikut ini!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus tertinggi di 10 negara

Amerika Serikat masih berada di peringkat pertama negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Jumlah kasusnya mencapai 30.519.279 kasus.

Kemudian, disusul Brasil, India, Rusia, Inggris, Perancis, Italia, Spanyol, Turki, dan Jerman.

Berikut daftar 10 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak beserta jumlah kasusnya:

Baca juga: Studi: Varian Corona B.1.1.7 Tingkatkan Risiko Kematian 64 Persen 

Berikut 6 perkembangan dari sejumlah negara dan WHO:

1. Indonesia

Kasus virus corona di Indonesia tercatat masih mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Senin (22/3/2021) pukul 05.30 WIB, kasus positif Covid-19 berjumlah total 1.460.184.

Untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 6.065 orang, sehingga totalnya menjadi 1.290.790 orang.

Sementara, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga bertambah sebanyak 103 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 39.550 orang.

Baca juga: UPDATE 21 Maret: Pemerintah Telah Periksa 12.055.712 Spesimen Terkait Covid-19

2. WHO merespons soal rasialisme

Dunia sempat dihebohkan dengan kasus penembakan di Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat, pada Selasa (16/3/2021).

Penembakan ini menewaskan 8 orang di tiga panti pijat di Atlanta. Enam orang korban merupakan warga keturunan Asia, sedangkan dua korban lainnya merupakan warga kulit putih.

Melansir BBC, Rabu (17/3/2021), pihak berwenang mengatakan, masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah para korban menjadi sasaran karena ras atau etnis mereka.

Akan tetapi, tragedi ini menjadi hal yang memilukan bagi keluarga korban dan komunitas Asia-Amerika, yang saat ini sedang didera oleh tingginya sentimen rasialisme.

Direktur Eksekutif rogram Kesehatan Darurat WHO, Dr Mike Ryan, merespons sentimen rasialisme selama pandemi Covid-19.

"Saya telah melihat contoh diskriminasi yang mengerikan terhadap orang-orang keturunan Asia, berdasarkan informasi yang salah dan prasangka yang mengerikan bahwa semua orang (Asia) terkena penyakit ini, itu didorong, diciptakan. Dan itu benar-benar memalukan," kata dia, Minggu (21/3/2021).

Baca juga: Rasialisme Ada di Amerika dan Meningkat, Biden-Harris Berseru untuk Hentikan Itu

3. Kanada

Pemerintah Kanada mengadakan program Rapid Housing Initiative (RHI). Mereka akan membangun 4.777 rumah baru untuk warganya yang rentan terpapar Covid-19.

Program pembangunan rumah aman untuk Covid-19 ini diluncurkan sejak Oktober 2020 lalu dengan target awal 3.000 rumah baru.

Menteri Keluarga, Anak dan Pembangunan Sosial dan Menteri yang Bertanggung Jawab untuk Perusahaan Hipotek dan Perumahan Kanada (CMHC), Ahmed Hussen mengatakan, pemerintah telah menganggarkan dana sebesar 1 miliar dolar atau sekitar Rp 14,4 triliun.

Baca juga: Kanada Bangun 4.777 Rumah Aman Covid-19 bagi Tunawisma, dan Masyarakat Adat

4. Denmark

Dua staf rumah sakit di wilayah ibu kota Denmark jatuh sakit setelah menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Seorang staf rumah sakit di wilayah ibu kota Denmark meninggal setelah menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Ia adalah satu di antara dua staf yang jatuh sakit setelah mendapat suntikan.

Melansir Daily Star, Sabtu (20/3/2021), kedua pekerja kesehatan yang tidak disebutkan identitasnya mengalami masalah pembekuan darah dan cerebral haemorrhage atau pendarahan otak, kurang dari 2 pekan setelah disuntik vaksin AstraZeneca.

Keduanya mengalami komplikasi penyakit akibat vaksinasi. Otoritas wilayah ibu kota Denmark (CRD) mengkonfirmasi pada Sabtu (20/3/2021) bahwa pihaknya menerima 2 "laporan serius" terkait vaksin AstraZeneca. Namun, mereka tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Baca juga: Masalah Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca Masih Ada, Staf Rumah Sakit Denmark Alami Gejalanya

5. Brasil

Tren kasus infeksi positif di Brasil melonjak dan mulai banyak ditemukan pada pasien berusia muda. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perawatan Intensif di Rumah Sakit Emilio Ribas, Jaques Sztajnbok.

Meskipun tanpa ventilator atau alat bantu pernapasan seperti pada pasien berusia lanjut, namun pasien Covid-19 usia muda terlihat menggeliat kesakitan.

Umumnya, kasus parah dan kematian akibat Covid-19 banyak menimpa kalangan lansia selama gelombang pertama infeksi virus corona tahun lalu.

Akan tetapi, Brasil kini sedang menghadapi kebangkitan virus yang dikaitkan dengan kemunculan strain baru yang disebut P1.

Baca juga: Filipina Laporkan Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona yang Terdeteksi di Brazil

6. Perancis dan Polandia

Perancis dan Polandia kembali menerapkan penguncian wilayah secara parsial, setelah keduanya menghadapi peningkatan tajam infeksi Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.

Sekitar 21 juta orang di 16 wilayah Perancis, termasuk ibu kota Paris, terkena dampaknya karena negara itu takut akan gelombang ketiga.

Di Polandia, toko, hotel, fasilitas budaya dan olahraga ditutup di seluruh negeri selama tiga minggu. Negara ini mencatat kasus harian baru Covid-19 tertinggi sejak November. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi