Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Feline Panleukopenia, Penyakit Kucing yang Sangat Berbahaya

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay/LV11
Ilustrasi kucing dengan panleukopenia
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Para pecinta kucing harus mengenal penyakit yang satu ini. Feline panleukopenia, penyakit yang disebabkan oleh virus dengan angka penyebaran dan kematian tinggi.

Feline panleukopenia disebabkan oleh virus Feline Panleukopenia, yaitu virus yang masih satu keluarga dengan Parvoviridae.

Menurut drh. Raden Arif Fadjar Wibowo, panleukopenia sangat berbahaya. Angka kematian sangat tinggi jika menyerang anak kucing yang berusia di bawah 12 minggu.

Virus ini menyerang sistemik, yaitu mengincar pencernaan kucing. Sehingga kucing akan diare darah, mal nutrisi, anemia, hingga berakhir ke kematian.

Baca juga: Waspadai Penyebab Penurunan Berat Badan pada Kucing, Stres hingga Kanker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara penularan

Menurut Arif Fadjar, penularan panleukopenia melalui fecal oral. Yaitu penularan dari benda, makanan, atau air yang terkontaminasi kotoran kucing yang terinfeksi virus dan masuk ke dalam mulut kucing lain.

Kebanyakan, penularan ini terjadi di penitipan hewan, shelter, atau di lingkungan rumah. 

Seperti parvovirus lain, panleukopenia juga bisa bertahan di lingkungan rumah selama berbulan-bulan lamanya.

"Penularan dapat terjadi dengan kontak langsung atau tertular melalui tempat makan, tempat minum dan tempat tidur yang sama," begitu kata Arif Fadjar kepada Kompas.com, Senin (22/3/2021) siang.  

Oleh karena itu, sangatlah penting mengisolasi kucing yang sakit agar ia tak mencemari lingkungan rumah dan menulari kucing lain.

Karena kucing yang sakit bisa langsung menulari kucing lain dalam waktu singkat, yaitu satu hingga dua hari semenjak ia sudah terinfeksi panleukopenia.

Baca juga: Kenapa Kucing Mencret? Penyebab dan Cara Menanganinya

Cara mendeteksi panleukopenia

Cara mendeteksi penyakit ini tentu saja dengan melihat gejala-gejala yang muncul.

Kucing dengan panleukopenia di tahap awal biasanya tak mau makan, diare parah, demam tinggi, muntah, ekspresi wajah lesu dan pucat.

Sedangkan gejala khas dari penyakit ini adalah diare profus, ada lendir di ujung mulut, lemah karena dehidrasi parah yang bisa berakhir pada kematian.

Menurut Arif Fadjar, humas PDHI Jateng 3, virus panleukopenia menyerang saluran pencernaan. "Karena sifatnya infeksius, virus ini menyebabkan muntah, diare dan imun drop."

Dalam beberapa tulisan medis disebutkan, panleukopenia yang menyerang anak kucing bisa merusak mata juga otak. Itu sebabnya, peluang survive anak kucing sangat tipis. Sedangkan peluang survive segala rentang usia kucing melawan virus ini hanya 25 hingga 30% saja.

Kucing hamil yang terkena virus ini juga bisa mengalami keguguran. Atau melahirkan anak kucing yang tidak sempurna perkembangan otaknya. 

Baca juga: 4 Cara Menghibur Kucing yang Sedang Depresi

Cara penanganan   

Jika sudah bergejala, kucing akan menjalani tes rapid khusus panleukopenia untuk memastikan ia positif terpapar virus atau tidak.

Tak ada obat untuk melumpuhkan panleukopenia. Penanganan untuk kucing dengan panleukopenia hanya sebatas pemberian cairan infus untuk mencegah dehidrasi, pemberian vitamin dan nutrisi serta upaya pencegahan infeksi sekunder.

Pemberian vitamin dan nutrisi harus terus dilakukan agar tubuh kucing memiliki imun kuat sehingga bisa melawan virus itu sendiri.

"Dokter akan memberikan obat sesuai gejala yang muncul. Jika muntah ya diberi obat anti muntah, jika diare akan diberi anti diare," papar Arif Fadjar.

Kucing dengan panleukopenia memang rawan dehidrasi parah. Diare dan muntah pada kucing dengan panleukopenia sangat membahayakan tubuh kucing. Karenanya, dokter biasanya akan menyarankan rawat inap agar kucing bisa dipantau dan diberi cairan 24 jam penuh.

Baca juga: Tips Merawat Anak Kucing Menurut Dokter Hewan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi