Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pemimpin Redaksi Kompas.com
Bergabung sejak: 21 Mar 2016

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Kembalinya Si Asep Hilang dan Pengalaman Pulang

Baca di App
Lihat Foto
Pop Sugar
Ilustrasi
Editor: Heru Margianto

Hai, apa kabarmu? Semoga kabarmu baik karena karunia kesehatan fisik, pikiran dan jiwa di tengah perjalanan waktu yang terasa begitu cepat.

Seminggu lalu ada beberapa peristiwa yang mengingatkan kembali betapa cepatnya waktu berlalu.

Pernyataan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tentang tidak adanya larangan mudik 2021 misalnya mengingatkan Ramadhan akan datang sebentar lagi.

Ritual berupa perpindahan orang dalam jumlah besar dan nyaris serentak menjadi salah satu kesibukan di minggu akhir Ramadhan.

Setelah tahun lalu ada imbauan ke arah larangan mudik karena pandemi, tahun ini imbauan ke arah larangan itu dilonggarkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meskipun Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19 masih akan mengkaji soal tidak adanya larangan mudik atau pelonggaran larangan mudik, tampaknya keputusan pelonggaran mudik akan diterapkan.

Hal sama sudah dilakukan saat Idul Adha 2020. Tidak ada larangan mudik saat itu.

Untuk mengenali pergerakan orang yang mulai longgar, tidak perlu menunggu masa mudik.

Sebulan terakhir, kamu yang tinggal atau beraktivitas di sekitar Jakarta pasti merasakan kembali kemacetan di jalan-jalan.

Keluhan kemacetan di jalan-jalan yang mulai marak disampaikan di radio-radio adalah tanda makin banyaknya pergerakan orang di jalan-jalan.

Sabtu dan Minggu juga sudah mulai sulit mencari parkir di pusat-pusat perbelanjaan. 

Kabar baik tentunya. Di tengah upaya menjaga kesehatan dengan disiplin merapkan protokol kesehatan, aktivitas ekonomi bisa bergerak perlahan menuju normal.

Ini tidak mudah karena kita berjalan di antara sejumlah tegangan. Menjaga Kesehatan dan memastikan kebutuhan hidup lain yang ditopang aktivitas ekonomi ada dalam tegangan.

Soal tegangan, Kamis (18/3/2021) pagi, kita secara nasional juga menghadapi tegangan sekaligus kekecewaan lantaran perlakuan tidak adil.

Tim bulutangkis Indonesia dipaksa mundur dari turnamen All England 2021 di Birmingham, Inggris.

Paksaan untuk mundur dari Fedarasi Bulutangkis Dunia (BWF) itu didasarkan pada temuan adanya salah satu penumpang pesawat yang bersama-sama ditumpangi Tim Bulutangkis Indonesia positif Covid-19.

Saat itu, Tim Bulutangkis Indonesia dalam penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu (13/3/2021).

Sesuai regulasi Pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat dengan orang yang positif Covid-19, penumpang lain diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.

Tim Bulutangkis Indonesia yang dalam kondisi sehat dan negatif terpaksa mundur dan menjalani isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre. 

Indonesia gempar. Protes serentak dilayangkan atas perlakuan tidak adil ini lantaran ada perlakuan berbeda untuk anggota tim negara lain. Akun media sosial BWF jadi sasaran.

Bersamaan dengan kepulangan Tim Bulutangkis Indonesia, Presiden BWF Poul-Erik Hoyer memohon maaf kepada terutama kepada komunitas dan pengemar bulutangkis Indonesia.

Mantan pemain bulutangkis Denmark ini memohon maaf juga kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris, dan para pejabat terkait.

BWF mencatat pelajaran sangat berharga dan tetap hendak menjalin hubungan luar biasa dengan Indonesia yang sempat terganggu dan terputus karena insiden tersebut.

Soal putusnya hubungan dan kemudian tersambung lagi setelah belasan tahun, minggu lalu kita mendapati peristiwa yang mengharukan dan memunculkan kegembiraan dan kebahagiaan.

Namanya Bahakara Asep. Anggota Brimob perpangkat Ajun Brigadir Polisi yang telah dinyatakan hilang dan dianggap gugur dalam tugas saat tsunami Aceh, Desember 2004.

Setelah nyaris 17 tahun hilang dan dinyatakan gugur, orang yang diduga Asep ditemukan di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh oleh sesama rekannya anggota Brimob.

Pembuktian kebenaran temuan ini masih menunggu uji sidik jari dan darah untuk tes DNA oleh Tim Inafis Polda Aceh.   

Namun, sejumlah ciri-ciri fisik yang dikenali keluarga dari Lampung Selatan mengarah pada orang yang sama yaitu Bahakara Asep.

Ciri-ciri fisik itu adalah tahi lalat di telingga dan jahitan pada kening lantaran pernah jatuh dan luka saat Asep masih anak-anak di Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Hal lain yang menambah keyakinan ditemukannya Asep setelah dinyatakan hilang dan gugur 17 tahun lalu adalah testimoni teman-teman angkatannya di Brimob yang menjumpainya.

Saat Asep bertemu dengan teman-temannya sesama Brimob, Asep menyebut mereka "senior".

Saat lagu yang kerap dinyanyikan ketika pendidikan diperdengarkan, Asep mengambil sikap sempurna. Tidak jelas lagu apa, tetapi pasti bukan "Terpesona".

Tanda-tanda ini menambah kegembiraan dan kebahagiaan keluarga yang telah putus hubungan dan menganggap Asep gugur dalam tugas tahun 2004.

Tahilan 40 hari dan setahun sudah digelar bersamaan dengan penetapan gelar anumerta dari Kepolisian.

Kebahagiaan keluarga membuncah mendapati kabar ditemukakan Asep, anak kelima dari tujuh bersaudara yang hilang, dinyatakan gugur dan ternyata kembali.

Asep dibawa oleh warga ke RSJ Zainal Abidin tahun 2009 atau sekitar lima tahun setelah tsunami Aceh. Asep diantar warga Aceh Jaya ke RSJ karena didapati linglung dan tidak ditemukan identitas apapun pada dirinya.

Saat kondisinya membaik tahun 2016 dan 2019, Asep pernah dibawa pihak RSJ ke Aceh Jaya untuk menggali identitas dan menemukan saudaranya.

Lantaran tidak didapati satu pun saudaranya dan identitas tambahan, Asep dibawa lagi ke RSJ.

Dari sisi sebaliknya, meskipun sudah dinyatakan gugur dalam tugas, keluarga Asep di Lampung Selatan tidak tinggal diam karena tidak mendapati bukti apapun atas meninggalnya.

Tahun 2014, sepuluh tahun pasca-tsunami, lima orang keluarga Asep mencari sejumlah informasi dengan foto Asep yang dinyatakan hilang.

Saat itu, tidak ada informasi apa pun didapatkan keluarga. Pencarian dihentikan meskipun harapan menemukan tidak pernah padam.

Titik temu dua kutup yang mencari ini kemudian mendapatkan titik terang saat video anggota Brimop seangkatan Asep viral.

Asep yang hilang, telah dinyatakan gugur, kini ditemukan.

Meskipun masih menunggu sejumlah pembuktian, kabar ditemukannya atau kembalinya si Asep hilang memunculkan kegembiraan dan kebahagiaan keluarga dan teman-temannya.

Pengalaman menemukan atau mendapati kembalinya hal-hal yang hilang selalu menggembirakan dan membahagiakan.

Cerita pesta besar yang digelar seorang bapak yang mendapati anak durhakanya yang lama hilang lalu pulang adalah gambaran kegembiraan dan kebahagiaan.

Mendekatnya Lebaran adalah saat yang baik untuk kembali pulang. Tidak heran selalu ada pesta besar saat lebaran untuk merayakan mereka yang pulang. 

Salam pulang,

Wisnu Nugroho  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi