Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal "Eating Disorder" Dialami Peserta INTM, Ini Kata Psikolog

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi gangguan makan
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ramai di media sosial terkait komentar para juri yang menyinggung salah satu peserta ajang pencarian bakat di stasiun televisi Indonesia.

Dua orang juri menanggapi terkait eating disorder yang dialami salah satu model yang berkompetisi di sana.

Tanggapan tersebut kemudian menuai banyak kritikan dari warganet karena dinilai meremehkan penyakit mental seseorang.

Lantas, apa itu eating disorder? Bagaimana tanggapan psikolog soal hal itu?

Baca juga: Sulli Diduga Bunuh Diri, Ini 9 Cara Lindungi Kesehatan Mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang eating disorder

Psikolog klinis Veronica Adesla menjelaskan bahwa eating disorder adalah gangguan makan atau berhubungan dengan perilaku makan.

"Gangguan ini secara signifikan mampu mengganggu kesehatan fisik dan fungsi psikososial (dalam menjalani aktivitas bekerja sosial sehari-hari)," ujar Vero saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/3/2021).

Menurutnya, gangguan ini bisa muncul dengan kondisi yang berbeda-beda, antara lain:

Baca juga: Kesehatan Jiwa dan Pemahaman yang Kerap Keliru soal Dokter Jiwa...

Penyebab

Selain itu, Vero menjelaskan bahwa penyebab eating disorder bisa beragam, salah satunya juga bergantung pada jenis gangguan yang dialami.

"Ada yang dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang masa kecil, mengalami berbagai peristiwa hidup yang stressful, tuntutan atau tekanan dari lingkungan (seperti: keluarga, pertemanan, pekerjaan)," ujar Vero.

"Penyebab lain, termasuk pengaruh budaya mengenai penilaian konsep cantik atau bentuk tubuh kurus atau ideal," lanjut dia.

Baca juga: Hal Sepele Ini Sering Dianggap Remeh, tetapi Bisa Ganggu Kesehatan Jiwa

Penanganan

Vero mengungkapkan, eating disorder masih bisa ditangani dengan dukungan dari berbagai pihak.

Menurutnya, penanganan untuk eating disorder dapat berupa family therapy, cognitive behavioral therapy, dan interpersonal therapy.

"Keluarga memegang peranan penting untuk membangun pola perilaku makan yang sehat pada anak," ujar Vero.

Kemudian, dengan menjalani penanganan cognitive behavior therapy dapat membantu individu untuk mengubah pemikiran negatifnya yang tidak rasional terkait penampilan dan mengubah pola makannya.

Sedangkan, interpersonal psychotherapy mampu membantu indvidu untuk meningkatkan kualitas relasinya dengan orang lain, melalui belajar untuk menyelesaikan konflik dan memperluas jaringan sosial.

Baca juga: Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Bagaimana Cara Jaga Kesehatan Mental?

Jangan menghakimi

Masalah kesehatan mental bukan perkara mudah dan sepele. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menghindari perilaku judging.

"Semua orang tanpa pandang bulu bisa saja mengalami masalah kesehatan mental. Ada yang secara sadar menyadari ketika mentalnya tidak atau kurang sehat, ada pula yang secara tidak sadar tidak menyadari bahwa sebenarnya mentalnya sedang tidak sehat," ujar Vero.

Untuk mengedukasi dan mawas soal isu kesehatan mental, Vero juga mengajak masyarakat untuk membangun social awareness akan pemahaman yang benar mengenai kesehatan mental.

Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari perilaku judging atau sikap menghakimi, perbesar sikap respect (menghargai, menghormati) dan empati.

"Kalau tidak pernah mengalami mungkin tidak paham, karena itu banyaklah belajar, salah satunya dengan mendengar secara seksama," lanjut Vero.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi