Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Antibodi Disebut Turun Setelah Disuntik Vaksin, Ini Penjelasan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Microbiology Notes
Grafik munculnya antibodi dari hari ke-0. vaksinasi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan beredarnya informasi berisi grafik antibodi usai divaksin Covid-19.

Dalam keterangan grafik disebutkan bahwa antibodi menurun beberapa hari setelah suntikan vaksin pertama.

Grafik itu pun kemudian banyak menimbulkan salah persepsi bagi warganet.

Beberapa di antaranya bahkan menyimpulkan bahwa usai vaksinasi Covid-19, tubuh lebih rentan terpapar virus corona.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: [KLARIFIKASI] Setelah Divaksin Lebih Rentan Terinfeksi Covid-19

Lantas, benarkah demikian?

Reaksi tubuh

Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan urutan reaksi tubuh dalam menerima vaksin.

Menurut Tonang, tubuh akan melakukan priming atau pengenalan setelah suntikan vaksin pertama.

Kemudian sel plasma dan sel-B memori akan terbentuk dengan cepat.

"Sel plasma ini yang dengan cepat membentuk antibodi. Tapi karena baru pengenalan awal, sel plasma yang terbentuk ini bekerja singkat," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Hari ke-7

Pada hari ke-7, sel plasma mulai muncul dan hari ke-10 sampai 12 mulai terbentuk antibodi.

Namun setelah itu, jumlah antibodi akan turun.

Meskipun antibodi menurun bukan berarti tubuh akan menjadi lebih rentan terinfeksi virus.

Selain itu, kondisi kerentanan tubuh terinfeksi sebelum dan sesudah vaksinasi sama saja. 

"Sampai nanti saatnya tercapai titer antibodi optimal, baru ada beda kondisi. Maka risiko terinfeksi sebelum dan sementara waktu setelah divaksin, pada dasarnya sama saja," ujarnya.

Ketika antibodi sudah turun dan hampir habis, itu merupakan waktu yang tepat untuk menyuntikkan dosis kedua vaksin.

Baca juga: Antibodi Baru Terbentuk Hari Ke-28 Setelah Vaksin, Ini Prosesnya

Suntikan vaksin dosis kedua

Ia menuturkan, sel-B memori yang sudah terbentuk dari suntikan pertama, dengan cepat berproliferasi menjadi sel plasma dalam jumlah besar.

"Kemampual sel plasma hasil dari sel-B memori ini besar sehingga dengan cepat membentuk antibodi dalam jumlah besar," jelas dia.

"Pola itu yang diharapkan terjadi pada pemberian suntikan vaksin dengan 2 dosis berjeda waktu tertentu," sambungnya.

Tonang mengatakan, besaran dosis dan jeda pemberian ini ditentukan dari hasil uji klinik untuk mencari kombinasi yang optimal.

Artinya, turunnya antibodi tidak selalu terjadi pada hari ke-28 usai vaksinasi dosis pertama.

Pengujian juga diperlukan dalam mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titer antibodi optimal setelah pemberian dosis kedua.

Menurut Tonang, suntikan dosis kedua vaksin saat antibodi masih tinggi justru akan berdampak pada efektivitas vaksin yang berkurang.

"Bila disuntikkan dosis kedua, saat antibodi masih relatif tinggi, maka justru vaksin itu akan "ditangkap" oleh antibodi Covid-19. Akibatnya berkurang efektivitasnya," kata dia.

Baca juga: Update Corona Global 26 Maret: Brasil Catat 100.158 Kasus dalam Sehari

Tetap patuhi protokol kesehatan

Terlepas dari itu, Tonang menampik adanya informasi bahwa orang yang sudah divaksin memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19.

Namun, orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid-19, apalagi sebelum tercapai titer antibodi optimal.

"Maka tetap sama, harus hati-hati menerapkan protokol kesehatan," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi