Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Joki SBMPTN Klaim Jamin Bisa Lolos Masuk PTN, Ini Kata LTMPT

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Resktor UGM Panut Mulyono saat meninjau jalanya UTBK di UGM
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pendaftaran ujian tulis berbasis komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dibuka mulai 15 Maret - 1 April 2021.

Mereka yang ingin masuk perguruan tinggi negeri berlomba-lomba mendaftar dan berusaha keras untuk dapat lolos seleksi. 

Di tengah masa pendaftaran UTBK-SBMPTN, ada oknum yang mengaku bisa mengusahakan pendaftar lolos SBMPTN. 

Baca juga: Kartu Mahasiswa Tertinggal di Ruang Ujian, Ketahuan Jadi Joki SBMPTN 2014

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui sebuah unggahan Twitter oleh akun @edelweiszh, disebutkan ada seseorang yang menawarkan jasa joki agar lolos SBMPTN atau perguruan tinggi negeri (PTN). 

Untuk biaya masuk Fakultas Kedokteran di Universitas Diponegoro (Undip), biayanya sebesar Rp 650 juta.

Pesan itu juga menyebut, berkas yang masuk ke jasa joki sudah ada banyak. Seperti berkas untuk masuk ke Unisula, UII, UGM dan Undip.

Baca juga: Ingin Daftar PTN? Ini Perbedaan Seleksi SNMPTN dan SBMPTN 2021

Tanggapan LTMPT

Menanggapi kasus soal joki skripsi, Ketua Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah bekerja sama dengan perseorangan atau institusi tertentu.

"LTMPT dan PTN tidak bekerja sama dengan pihak perseorangan atau insitusi pada seleksi masuk PTN," kata Budi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/3/2021).

Penyelenggaraan seleksi masuk perguruan tinggi negeri ada di bawah naungan LTMPT. Budi mengatakan bahwa setiap prosesnya dilaksanakan dengan hati-hati.

"LTMPT melakukan proses sejak pendaftaran, ujian sampai pengumuman sangat hati-hati sekuritasnya," katanya.

Hal ini dilakukan agar tidak ada kecurangan dan menghindari penipuan dengan iming-iming masuk program studi (prodi) di PTN tertentu.

"Sehinga apa yg dijanjikan orang yang tidak bertanggung jawab tidak benar kalau bisa membantu memasukkan ke PTN prodi tertentu," jelas Budi.

Baca juga: Belum Lolos SNMPTN? Tenang, Masih Ada SBMPTN, Cek Infonya

Masyarakat perlu waspada

Mengenai tawaran joki semacam ini, Budi menyarankan agar masyarakat perlu paham soal sistem seleksi.

Seperti diketahui, UTBK-SBMPN wajib dihadiri oleh peserta. Sementara, untuk soal ujian juga dijaga kerahasiaannya.

"Saya kira masyarakat harus paham betul bahwa seleksi SBMPTN dilakukan secara transparan, nilai diberikan kepada yang bersangkutan," terang Budi.

Masyarakat juga diimbau agar waspada dan tidak mudah percaya tawaran joki SBMPTN.

"Masyarakat jangan percaya dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang sebetulnya orang tersebut tidak melakukan apa-apa," imbuh Budi.

Baca juga: Cara Merekam Video Call WhatsApp di Android dan iPhone

Sanksi untuk mahasiswa

Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa jika mahasiswa terbukti terlibat dalam kasus joki maka akan diberi sanksi oleh PTN terkait.

Baik itu terlibat sebagai orang yang memakai jasa joki, maupun orang yang menawarkan jasa tersebut.

Sanksi yang diberikan PTN adalah dikeluarkan atau dipecat dari statusnya sebagai mahasiswa.

"Seluruh PTN tegas, kalau ada mahasiswanya terlibat perjokian maka akan dikeluarkan atau dipecat sebagai mahasiswa," kata Budi.

Baca juga: Mudik Lebaran 2021 Dilarang, Apa Bedanya dengan Pulang Kampung?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi