Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Merawat Handuk agar Tetap Halus dan Lembut

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay/Malasiaphotos
Ilustrasi handuk
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Handuk yang lembut lama-kelamaan akan menjadi kaku dan kasar. Serat atau benang dalam handuk akan berdiri dan menjadi tajam. 

Handuk bisa menjadi kasar akibat proses pencucian yang salah. Serat dalam handuk bisa hilang kelembutannya akibat air yang terlalu banyak mengandung mineral atau cara pengeringan yang salah.

Rata-rata, usia pakai handuk adalah dua hingga tiga tahun. Setelahnya, biasanya handuk akan berubah teksturnya. Tidak akan ramah lagi di permukaan kulit.

Baca juga: Berapa Kali Handuk Harus Dicuci? Ini Penjelasannya

Namun dengan beberapa trik, Anda bisa memperpanjang usia handuk. Berikut adalah langkah yang bisa Anda aplikasikan dalam memilih dan merawat handuk:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Pilih handuk yang berkualitas

Seperti dilansir dari WashingtonPost, untuk mendapatkan handuk dengan usia pakai lama, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah memilih handuk yang memang berkualitas.

Menurut Barton Brass, presiden dari Turkish Towel Co, semakin bagus katun yang digunakan maka akan semakin awet handuk.

Sangat disarankan untuk memilih handuk dari katun murni tanpa campuran, yang memiliki berat 600 gr per meter persegi.

2. Cuci terpisah 

Jangan mencuci handuk dicampur dengan bahan pakaian lain. Jika dicuci bersamaan dengan pakaian dan bahan kain lain, maka handuk rentan rusak.

Untuk handuk baru, cuci dulu sebelum digunakan untuk menghindari paparan zat kimia pabrik dalam proses pembuatan handuk.

Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Tak Sering Mengganti Handuk Mandi

3. Hindari pewangi pakaian

Untuk handuk lama, sebelum mencucinya, Anda bisa merendamnya dalam larutan air lemon, cuka apel dan air selama beberapa saat.

Campuran ini bisa melembutkan serat handuk sekaligus memberi aroma wangi yang tahan lama.

Hindari terlalu sering memakai pewangi dan pelembut pakaian untuk handuk. Karena zat kimia dalam pewangi bisa merusak handuk dan membuat permukaannya jadi kasar.

Di samping itu, lapisan pelembut yang menempel pada handuk akan mengurangi kemampuan handuk menyerap air yang melekat di permukaan kulit.

4. Keringkan satu demi satu

Proses pengeringan handuk mempengaruhi kualitas handuk. Jadi sebaiknya keringkan handuk satu per satu agar handuk bisa kering maksimal. 

Jika mengeringkan menggunakan mesin pengering, atur level pengeringan di suhu atau putaran minimal. Suhu yang panas akan merusak serat katun.

Proses pengeringan handuk paling baik adalah dengan cara dijemur dan diangin-anginkan. Dengan cara ini, kelembutan serat akan terus terjaga.

Tapi ingat, keringkan handuk dengan sempurna. Handuk yang tak kering maksimal, akan menyekap aroma tak enak dan memiliki tekstur yang tajam menusuk kulit. 

5. Hindari menyetrika terlalu sering

Menyetrika handuk akan membuat serat handuk rusak. Apalagi jika Anda menyetel suhu di pengaturan maksimal.

Ada baiknya tak terlalu sering menyetrika handuk agar serat bisa awet. Sehabis dicuci dan dikeringkan, lipat handuk dengan rapi kemudian simpan dalam lemari. 

Tumpukan dari handuk yang cukup berat secara otomatis akan menghaluskan permukaan handuk tanpa Anda perlu menyetrikanya.

Baca juga: Handuk Harus Dicuci Seminggu 2 Kali, Ini Sebabnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi