KOMPAS.com - Sebagian besar masyarakat dunia hingga hari ini masih menghadapi masalah yang sama, yakni pandemi Covid-19.
Meski sudah berlangsung lebih dari satu tahun sejak pertama kali terdeteksi dan vaksinasi sudah dilakukan di berbagai negara, namun tanda-tanda pandemi akan berakhir dalam waktu dekat masih belum juga dapat dipastikan.
Hal ini mengingat banyaknya mutasi baru virus corona yang ditemukan menginfeksi dan menyebar. Sehingga masih perlu kajian yang jauh lebih dalam untuk mengetahui apakah mutasi virus corona ini memiliki karakteristik yang sama atau berbeda.
Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?
Dan berikut ini adalah sejumlah perkembangan yang terjadi di beberapa negara dunia:
1. Indonesia
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (27/3/2021), jumlah kasus konfirmasi Covid-19 di Tanah Air mencapai 1.492.002 kasus dengan penambahan terakhir sebanyak 4.461 kasus.
Dari angka itu, 40.364 kasus di antaranya berujung dengan kematian.
Meski kecenderungan angka kasus baru di Indonesia diklaim sudah mulai menurun sejak beberapa waktu terakhir, namun masyarakat diminta tetap waspada karena pandemi masih tetap ada.
Baca juga: Meski Haram, Berikut 5 Alasan MUI Bolehkan Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Protokol kesehatan, jaga jarak dan memakai masker pun harus tetap dilanjutkan.
Terlebih program vaksinasi yang ditargetkan dapat menjangkau 1 juta orang per harinya pada kenyataannya belum mampu memenuhi target itu. Sehingga kekebalan komunitas yang diharapkan akan tercipta setelah vaksinasi mayoritas penduduk, masih jauh dari jangkauan.
Hingga kini, baru 7.1 juta orang yang menerima vaksinasi dosis pertama, dan 3.2 juta yang mendapatkan dosis kedua atau telah selesai menjalani proses vaksinasi.
Padahal vaksinasi nasional sudah dimulai sejak pertengahan Januari lalu.
Baca juga: Masih Pandemi, Bagaimana Ketersediaan Vaksin Covid-19 di Indonesia?
2. Meksiko
Negara dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi ketiga di dunia ini mulai minggu depan akan memiliki 7 wilayah yang sudah dinyatakan ada pada level hijau, atau risiko penularan rendah.
Berdasarkan Mexico News Daily (28/3/2021), ketujuh wilayah itu adalah Coahuila, Jalisco, Nayarit, Tamaulipas, Veracruz, Campeche, dan Chiapas.
Selain itu, pada pembaruan yang akan mulai berlaku Senin (29/3/2021), Meksiko sudah tidak memiliki wilayah merah atau risiko penularan maksimum.
Hanya ada 7 wilayah dengan warna oranye yang menunjukkan risiko penularan masih tinggi, dan 18 lainnya ada di warna kuning atau risiko penularan sedang.
Warna kuning inilah yang mendominasi.
Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir
3. Italia
Pandemi Covid-19 telah menekan angka populasi Italia.
Mengutip Anadolu Agency (27/3/2021), populasi negara itu telah menurun hingga 384.000 jiwa atau sekitar 0,6 persen dalam setahun terakhir akibat tingkat kematian tertinggi terjadi selama pandemi melanda.
Tingkat kematian pada 2020 meningkat 1,6 persen daripada 2019. Ini adalah tingkat kematian tertinggi yang ada di Italia sejak Perang Dunia Ke-II.
Selain itu, tingkat kelahiran bayi pun menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Misalnya kelahiran bayi pada 2020 berjumlah 16.000 lebih sedikit dibandingkan kelahiran di tahun sebelumnya.
Tingkat kelahiran ini merupakan yang terrendah sejak negara ini mencapai persatuan.
Kondisi ini semakin memperparah penurunan populasi yang dialami Italia sejak 2015.
Baca juga: Berikut Sederet Negara yang Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Kasus Covid-19
4. Uni Emirat Arab (UEA)
Banyak masyarakat yang menunda atau bahkan membatalkan niatan bepergian di tengah banyaknya persyaratan perjalanan internasional di tengah pandemi Covid-19, seperti karantina dan tes Covid-19.
Namun, warga UEA memiliki kesempatan untuk terbang dan bepergian ke sejumlah negara di mana mereka tidak perlu melakukan karantina.
Mengutip Khaleej Times (27/3/2021), sebuah maskapai yang berbasis di negara itu, Air Arabia, menawarkan paket liburan bebas karantina ke Seychelles, Maladewa, Yerevan, Tbilisi, Kyiv, Istanbul, Tashkent, dan Nairobi.
Jadi, mereka hanya diharuskan membawa hasil tes PCR Covid-19 negatif dan nantinya tidak perlu melakukan karantina.
Paket liburan spesial ini dibanderol harga khusus mulai dari 1.029 dirham hingga 3.449 dirham atau sekitar Rp 4 juta-Rp 13.5 juta.
Baca juga: Soal Pelaksanaan Ibadah Haji 2021, Ini Penjelasan Kementerian Agama...