Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapten Salah Satu Klub Liga Myanmar U-21 Tewas Ditembak Militer Myanmar, Apa yang Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
TWITTER
Chit Bo Nyein, kapten tim berusia 21 tahun dari klub Hantharwady United U-21.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Militer Myanmar merayakan Hari Angkatan Bersenjata dengan parade dan pidato pada Sabtu (27/3/2021).

Dilansir dari DPA, perayaan tersebut dilakukan di tengah protes tanpa henti yang dilancarkan penduduk Myanmar sejak kudeta pada bulan lalu.

Protes terjadi di sebagian besar negara, termasuk kota metropolitan Yangon, wilayah Mandalay utara, dan kota Bago di selatan.

Personel militer dan polisi dikatakan telah menggunakan peluru tajam dan menembak untuk membunuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kudeta Myanmar, Sebab, dan Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Media lokal melaporkan, setidaknya 50 orang pedemo Myanmar ditembak mati oleh aparat keamanan pada saat parade militer di ibu kota Naypyidaw.

Di antara korban yang tewas tersebut salah satunya adalah Chit Bo Nyein, yang merupakan pemain sepak bola Myanmar.

Chit Bo Nyein adalah kapten tim berusia 21 tahun dari klub Hantharwady United U-21.

Ia ditembak mati oleh militer Myanmar pada Sabtu, (27/3/2021) pagi di Yangon, ketika sedang membantu di kedai teh keluarganya.

Baca juga: Apa yang Sedang Terjadi di Myanmar?

Mempermalukan diri sendiri

Duta Besar Inggris, Dan Chugg mengatakan di Twitter bahwa pasukan keamanan telah mempermalukan diri mereka sendiri dengan menembak warga sipil yang tidak bersenjata.

"Pada saat krisis ekonomi, Covid-19, dan situasi kemanusiaan yang memburuk, parade militer hari ini dan pembunuhan di luar hukum berbicara banyak untuk prioritas junta militer," tulis Chugg.

Baru-baru ini sebuah peringatan terselubung muncul dalam saluran berita di channel MRTV pada Jumat, 26 Maret 2021 malam.

Baca juga: Menilik Konflik di Myanmar dan Solusi untuk Meredakannya...

Pesan tersebut telah mengeluarkan peringatan terselubung bahwa warga sipil harus belajar dari kematian orang lain.

"Anda bisa dalam bahaya ditembak di kepala dan punggung," bunyi pesan tersebut.

Menurut Asisten Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), setidaknya 328 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang telah ditangkap dalam protes sejak kudeta 1 Februari lalu.

Akan tetapi ribuan penduduk Myanmar tidak gentar. Mereka tetap melakukan aksi demo rutin, meskipun jumlah korban dan ancaman terus meningkat.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dituntut atas Kepemilikan Walkie Talkie, Apa Itu?

Pemilu baru di Myanmar

Melansir Nikkei Asia, parade militer tersebut ditayangkan di saluran televisi yang dikendalikan oleh junta militer.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin menghadiri acara tersebut. Pada Jumat (26/3/2021), Formin bertemu dengan Jenderal Min Aung Hlaing.

Dalam pidatonya, Jenderal Min Aung Hlaing menegaskan kembali janjinya untuk mengadakan pemilu baru di Myanmar.

Baca juga: Kudeta Militer, Berikut Kondisi WNI dan Kontak Darurat KBRI di Myanmar

Jenderal Min Aung Hlaing mengklaim, tentara terpaksa merebut kekuasaan pada 1 Februari karena dia menuduh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) telah mencurangi pemilu.

Dia menambahkan, beberapa pemimpin partai telah dinyatakan bersalah melakukan korupsi dan tindakan hukum telah diambil terhadap mereka.

Sementara itu sebuah grup aktivis menghitung total pedemo Myanmar ditembak mati militer mencapai hampir 380 sampai hari ini.

Baca juga: Seni Perlawanan Anak Muda di Balik Poster Lucu Pendemo

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi