Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umur Berapa Tahu "Kidal" Singkatan "Kiri dari Lahir"? Ini Penjelasan Sebenarnya Menurut Ahli Bahasa

Baca di App
Lihat Foto
everydayplus
Ilustrasi kidal
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Ramai pembahasan 'kidal' singkatan dari 'kiri dari lahir', melayat "melihat mayat", basa-basi "bahas sana, bahas sini", dan mudik "mulih dilik", di media sosial.

Seperti yang ramai dibahas di TikTok, video membahas singkatan beberapa kata yang selama ini orang tak banyak tahu.

“Gaes, di umur berapa elo tau kalau kidal singkatan kiri dari lahir, mudik singkatan dari mulih dilik yang diambil dari Bahasa Jawa yang artinya pulang sebentar,” tulis akun @rullyaustin.

Hingga kini postingan tersebut telah disukai lebih dari 171,1 ribu pengguna dan mendapatkan lebih dari 5.446 komentar.

Lantas benarkah singkatan dari sejumlah kata tersebut? Berikut penjelasan ahli bahasa:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Larangan Penggunaan Anjay, Reaksi Netizen, dan Kata Ahli Bahasa

Penjelasan ahli bahasa

Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Ridha M Wibowo menjelaskan asal usul dari kata tersebut.

Ia menilai secara etiomologi atau asal-usul kata, kemungkinan arti sebenarnya dari kidal, basa-basi, mudik maupun melayat bukanlah sebagaimana disampaikan dalam video viral tersebut.

“Di Kamus Besar Bahasa Indonesia kita memang tidak ada penjelasan yang cukup memuaskan tentang hal ini. Saya menduga kata-kata itu terjadi sebagai hasil kerata basa atau jarwa dhosok, yaitu mengutak-atik suku kata sejauh maknanya sesuai,” ujar Ridha dihubungi Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Baca juga: Komnas PA Minta Hentikan Istilah Anjay, Ini Tanggapan Ahli Bahasa

Kerata basa

Ridha menjelaskan, kerata bahasa atau bakronim merupakan frasa yang dibentuk untuk mengartikan sebuah kata dengan menganggap kata itu sebagai sebuah akronim.

Menurutnya kerata bahasa bisa ditunjukkan sebagai permainan kata atau menjadi jenis etimologi rakyat.

Meski demikian terkadang kerata basa juga menjadi sumber berita bohong mengenai etimologi kata.

Sebagai contoh dalam Bahasa Indonesia adanya penafsiran kata “benci” yang diangap sebagai akronim “benar-benar cinta”.

“Dalam bahasa Jawa kerata basa sebagai hasil 'otak-atik mathuk' (utak atik dan artinya sesuai) itu banyak sekali,” kata dia.

Contohnya seperti kata "Bapak" yang diartikan dengan “Bab apa-apa pepak” yang artinya tahu atau memiliki segala sesuatu.

Contoh lainnya adalah “Batur” atau pembantu yang dianggap berasal dari singkatan “embat-embating tutur”, yakni tempat berkeluh kesah.

Sedangkan “Desember” dianggap merupakan singkatan “gedhe-gedhening sumber” atau bulan dimana menjadi sumber air terbesar.

Sementara kata “Guru” berarti singkatan dari “digugu lan ditiru” atau dijadikan pedoman untuk ditiru.

“Secara kebetulan kata-kata yang disebut dalam Tiktok itu artinya sesuai, sehingga aktivitas itu dapat juga disebut ekspresi kreativitas manusia dalam mengorganisasi bahasa agar sesuai dengan tujuan percakapan, khususnya terkait kepraktisan pemakaian kata,” tutur dia.

Baca juga: Viral Cuping Cute Typing yang Mirip Bahasa Alay, Ini Tanggapan Ahli

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi