Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Cukup Tidur Disebut Bisa Kurangi Risiko Terinfeksi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/ANDREA PIACQUADIO
Ilustrasi tidur.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kondisi badan yang sehat dan daya imun yang tinggi bisa menurunkan potensi terinfeksi virus corona Covid-19. 

Salah satu caranya yaitu dengan menghindari kelelahan dan kurang tidur, menurut salah satu penelitian baru-baru ini.

Dikutip Fox News, Sabtu (27/3/2021), penelitian itu diterbitkan di BMJ Nutrition, Prevention & Health, 22 Maret 2021.

Penelitian dilakukan dari Juli hingga September 2020 dan melibatkan 2.844 petugas kesehatan di enam negara yang dianggap berisiko tinggi untuk infeksi Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 6 Masalah Kesehatan Akibat Kurang Tidur

Kebiasaan tidur

Peserta studi ditanyai beberapa pertanyaan tentang kebiasaan tidur mereka, termasuk tidur siang dan masalah tidur yang parah, serta tingkat kelelahan terkait pekerjaan mereka.

Pada akhirnya, para peneliti menyimpulkan bahwa dalam setiap tambahan 1 jam tidur menghasilkan 12 persen penurunan risiko Covid-19.

Sementara itu, mereka yang menderita kelelahan terkait pekerjaan setiap harinya, hampir 3 kali lebih mungkin (tepatnya 2,6 kali lipat) untuk terinfeksi Covid-19.

Selain itu mereka memerangi infeksi virus corona dalam waktu yang lebih lama, serta lebih cenderung memiliki gejala terkait Covid-19 yang parah.

Kurang tidur dan kelelahan diketahui terkait dengan peningkatan penyakit menular secara umum.

Tidur dan sistem kekebalan

Tidur yang buruk, khususnya, dapat memengaruhi sistem kekebalan seseorang, membuat mereka lebih mungkin jatuh sakit setelah terpapar virus seperti flu biasa.

Menurut para peneliti, studi ini dikatakan sebagai studi pertama yang menghubungkan kurang tidur dan kelelahan secara langsung dengan peningkatan risiko Covid-19.

Baca juga: 3 Prinsip Pola Tidur yang Baik

Penelitian tersebut menyoroti pentingnya kesejahteraan profesional perawatan kesehatan selama pandemi.

Kesadaran akan faktor risiko ini pada (petugas perawatan kesehatan) akan membantu dalam mempertahankan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

"Studi ini menggarisbawahi pentingnya faktor risiko terkait tidak higienis untuk Covid-19 dan mendukung pendekatan holistik terhadap kesehatan. Termasuk tidur yang optimal dan pengurangan stres kerja untuk melindungi petugas kesehatan kita dari pandemi ini dan masa depan," kata penulis senior Sara Seidelmann, dikutip WebMD, 24 Maret 2021.

Baca juga: Jangan Sepelekan! Ketahui Penyebab Tidur Gelisah dan Cara Mengatasinya

Durasi tidur

Seidelmann dan rekannya mencatat, temuan ini menambah literatur bahwa durasi tidur di malam hari, masalah tidur, dan kelelahan mungkin menjadi faktor risiko penyakit virus seperti Covid-19.

Hal menarik yang ditemukan adalah hubungan antara faktor risiko tidur dan kelelahan dan Covid-19 tidak berbeda secara signifikan menurut spesialisasi.

"Kami tidak mendeteksi interaksi yang signifikan antara usia, jenis kelamin, spesialisasi, atau negara," kata Seidelmann yang juga asisten profesor kedokteran klinis di Columbia University College of Physicians and Surgeons di New York City, dan seorang internis di Rumah Sakit Stamford, Stamford, CT.

Selain risiko 12 persen lebih rendah yang terkait dengan setiap jam tambahan tidur di malam hari, setiap 1 jam tambahan tidur siang dikaitkan dengan peningkatan risiko Covid-19 sebesar 6 persen.

Baca juga: Pola Tidur Tidak Teratur Sebabkan Penyakit Jantung, Kenapa Begitu?

Tidur siang sedikit meningkatkan risiko Covid-19 di 5 dari 6 negara yang termasuk dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Perancis
  2. Jerman
  3. Italia
  4. Inggris Raya
  5. Amerika Serikat.

Sebaliknya, di Spanyol, tidur siang tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

Responden penelitian

Penelitian dilakukan dari 17 Juli hingga 25 September 2020. Penulis utama Hyunju Kim, NP, Seidelmann, dan rekan mengidentifikasi petugas kesehatan dari jaringan Survey Healthcare Globus (SHG).

Dari responden, 72 persen adalah laki-laki. Usia rata-rata adalah 48 tahun, dan populasi penelitian adalah 77 persen berkulit putih, 12 persen Asia, 6 persen campuran, 2 persen Kulit hitam, dan 1 persen lainnya.

Dari peserta penelitian, 568 petugas kesehatan melaporkan sendiri menderita Covid-19.

Semua 2.844 peserta menjawab ya untuk pertanyaan tentang "kontak dekat yang signifikan" dengan pasien Covid-19 di tempat kerja mereka.

Baca juga: Ponsel dan Stres Jadi Penyebab Gangguan Tidur Masyarakat Asia Pasifik Selama Pandemi

Makin lelah, risiko makin besar

Petugas kesehatan melaporkan tingkat keparahan kelelahan terkait pekerjaan.

Melaporkan tingkat kejenuhan yang tinggi juga dikaitkan dengan sekitar tiga kali risiko terkena Covid-19 dalam durasi yang lebih lama dan tingkat keparahan yang lebih besar.

Apa yang mendorong hubungan antara masalah tidur, kelelahan, dan risiko lebih tinggi untuk Covid-19 dan Covid-19 yang parah masih belum diketahui.

"Mekanisme yang mendasari hubungan ini tidak jelas, tetapi tidur yang kurang optimal, gangguan tidur, dan stres dapat mengakibatkan disregulasi sistem kekebalan, peningkatan peradangan, dan perubahan hormon seperti kortisol dan melatonin yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi virus," kata Seidelmann.

 Baca juga: Posisi Tidur Mencerminkan Kepribadian, yang Manakah Posisi Tidurmu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi