Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertolongan Pertama Menurunkan Demam pada Anak

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Matteo Fusco
Ilustrasi demam
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Demam pada anak sudah pasti akan membuat bingung orang tua. Ketika obat sudah diberikan dan demam masih ada, bisa jadi ada kesalahan metode dalam merawat kondisi tubuh anak.

Dalam laman Healthline dikatakan, ada beberapa efek demam yang bisa dirasakan oleh anak-anak. Mulai dari menggigil, nyeri pada tulang, berkeringat, lemah dan lesu, hingga kehilangan selera makan.

Seperti diberitakan Kompas.com (01/04/2021), demam adalah proses tubuh dalam mengeluarkan patogen. Patogen di sini bisa berupa bakteri atau virus.

Sedangkan penyebab demam sendiri ada banyak faktor. Pertama adalah faktor infeksi karena bakteri dan virus, kemudian faktor non infeksi, dan faktor lain seperti suhu luar ruangan yang terlalu panas atau olah raga yang intens.

Lantas bagaimana penanganan terhadap anak demam? Berikut ini adalah pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan sebelum memberikan obat-obatan penurun panas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 4 Gejala Demam Anak yang Perlu Diwaspadai

Kompres air hangat

Sebelum memberikan obat, Anda bisa melakukan terapi kompres untuk menurunkan demam pada anak.

Terapi kompres lebih efektif daripada terapi mandi air hangat. Mengingat anak yang sakit tak bisa terlalu sering dimandikan agar tak bertambah parah sakitnya.

Untuk mengompres anak, Anda sebaiknya menggunakan air hangat. Yaitu air di kisaran suhu 29 hingga 32 derajat celcius, atau air hangat suam kuku. Atau jika tak ada, Anda bisa menggunakan air hangat suhu ruang.

Untuk menurunkan demam, jangan mengompres anak menggunakan air dingin. Menurut dr. Kurniawan Satria Denta dari RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, air dingin bisa memicu anak jadi mengigil.

Dan ketika tubuh menggigil, tubuh anak justru akan menaikkan suhunya sebagai reaksi terhadap lingkungan luar tubuh.

Baca juga: 8 Anjuran yang Benar bagi Orangtua Saat Anak Sakit Batuk Pilek

Untuk cara mengompresnya sendiri, jangan cuma berfokus di area dahi anak. Mengompres di area dahi tak efektif lantaran di situ tak banyak pembuluh darah yang bisa mengeluarkan panas tubuh.

Jadi kompreslah anak di beberapa bagian lipatan besar seperti di ketiak, lipatan lutut, juga di selangkangan.

Lakukan kompres setiap 15 hingga 30 menit sekali. Demam tubuh biasanya akan menurun satu hingga dua jam setelah anak mendapatkan terapi kompres.

Beri banyak minum

Sama seperti sungai yang terkena panas dan airnya bisa menguap habis, begitu juga dengan tubuh.

Ketika suhu tubuh meningkat, maka kandungana air di dalam tubuh bisa cepat habis. Jika Anda tak mengimbanginya dengan banyak minum, maka kondisi tubuh akan semakin lemas dan lemah.

Jadi ketika anak demam, beri asupan minum lebih banyak dari biasanya untuk menghindari terjadinya dehidrasi.

Selain itu, sesuaikan juga pakaian anak dengan suhu ruangan yang ada. Jika suhu ruangan tengah panas dan gerah, kenakan pakaian tipis pada anak agar panas bisa keluar.

Namun jika suhu di ruangan tengah dingin, kenakan pakaian hangat atau selimut agar anak tak menggigil.

Menurut Kurniawan Denta, terapi kompres air hangat dan memperbanyak minum ini bisa dilakukan ketika demam anak tak lebih dari 38,3 derajat celcius.

Suhu di atas itu, anak harus tetap diberi obat yang dianjurkan oleh medis.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Anak Minum Susu, Pagi atau Malam Hari?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi