Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

#PrayForNTT, Bagaimana Situasi Banjir Bandang di NTT?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/HUMAS BNPB
Sejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada minggu dini hari. ANTARA FOTO/HO/Dok BPBD Flores Timur/wpa/foc.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Banjir bandang dan tanah longsor akibat hujan deras pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WITA melanda sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bencana tersebut mengakibatkan puluhan orang tewas serta kerusakan pada pemukiman warga.

Di media sosial Twitter, warganet menyampaikan simpati mereka atas terjadinya musibah di NTT dan harapan agar bantuan segera dikirimkan.

Simpati itu disampaikan melalui unggahan dengan menggunakan tagar #prayforNTT.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: BNPB: Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang di NTT Pekan Ini

Dari pantauan Kompas.com, hingga Senin (5/4/2021) pukul 10.00 WIB, tagar tersebut menduduki posisi teratas trending topic di media sosial Twitter dengan lebih dari 218.000 twit.

Bagaimana situasi di NTT?

Dari pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin, (5/4/2021) pukul 05.00 WIB, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, NTT, mengakibatkan sedikitnya 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi, dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Sementara itu, warga yang dilaporkan hilang masih tercatat sejumlah 24 orang, sedangkan korban meninggal dunia mencapai 44 orang. Untuk warga yang mengalami luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.

Baca juga: Sabu Raijua hingga Manggarai, Ini Daftar Wilayah Waspada Cuaca Ekstrem di NTT

Sejumlah desa yang terdampak bencana ini antara lain, Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

BPBD Flores Timur melaporkan, kerugian materil sementara tercatat rumah hanyut 17 unit, rumah terendam lumpur 60 unit, dan 5 jembatan putus.

Pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur, masih terus dilakukan.

Selain itu, BPBD Flores TImur menyebutkan beberapa kendala yang dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat.

Kendala itu di antaranya, akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal.

Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur juga masih terkendala alat berat.

Di wilayah lain, tepatnya di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Lembata, NTT, banjir dan longsor mengakibatkan 55 rumah warga rusak.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata Siprianus Meru mengatakan, tercatat 13 warga ditemukan tewas karena bencana tersebut.

"Prioritas penanganan saat ini pada pencarian dan evakuasi korban di tiga desa wilayah Kecamatan Ile Ape, yakni Amakaka, Waowala, dan Tanjung Batu," kata Siprianus, diberitakan Kompas.com, Senin (5/4/2021)

Siprianus mengatakan, alat berat sudah diturunkan ke lokasi untuk membersihkan material longsor yang menutupi jalan dan membantu pencarian warga yang hilang.

Pemkab Lembata juga sudah menyiapkan tiga lokasi untuk menampung pengungsi di Kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, yakni di aula kantor Kelurahan Lewoleba Tengah, aula kantor BKDPSDM, dan aula kantor Kelurahan Lewoleba Timur.

Baca juga: Angin Kencang Terjang Kota Kupang, Plafon Kantor Gubernur NTT Roboh

Kepala BNPB berangkat ke NTT

Merespons musibah yang terjadi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo beserta rombongan bertolak ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (5/4/2021) pagi untuk meninjau lokasi bencana banjir dan longsor di Flores Timur.

Diberitakan Kompas.com, Senin (5/4/2021), ikut dalam rombongan Doni Monardo dan BNPB di antaranya Wakil Gubernur NTT Josep Nae Soi, Anggota DPD RI Yorrys Raweyai dan Angelius Wake Koko.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di Tanah Air.

Salah satunya adanya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini, pekan ini.

"Ada potensi hujan lebat dan angin kencang di wilayah NTT pada 3-9 April 2021," ujar Raditya dikutip dari siaran pers BNPB, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Puluhan Warga Flores Timur, NTT, Tewas Tertimbun Longsor, Wabup: Belum Bisa Digali

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi