KOMPAS.com - Masih ingat dengan sosok Mary Jane Fiesta Veloso?
Terpidana mati kasus penyelundupan narkoba ini selama 11 tahun menunggu vonis mati dari pemerintah Indonesia.
Baca juga: Pengacara: Mary Jane Bersedia Bawa Koper 2,6 Kg Heroin karena Dijanjikan Pekerjaan
Kabar terbaru, warga negara Filipina ini pada 10 Maret 2021 lalu baru saja dipindahkan dari Lapas Perempuan Kelas II A Wirogunan ke Lapas Perempuan Kelas II B, di Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Bagaimana sosok Mary Jane dan perjalanan kasusnya selama lebih dari satu dekade ini?
Ibu dua anak
Mary Jane Fiesta Veloso berasal dari keluarga miskin di Provinsi Nueva Ecija, Filipina. Ia anak terakhir dari lima bersaudara.
Melansir Kompas.com, 29 April 2015, pendidikan terakhir Mary Jane hanya sampai sekolah menengah atas.
Tak lama setelah lulus, ia menikah dan memiliki dua orang anak. Namun usia pernikahannya tak lama.
Pengacara Mary Jane, Agus Salim mengatakan bahwa Mary Jane sempat menjadi pekerja domestik di Dubai. Ia kembali ke Filipina sebelum masa kontrak kerjanya selama dua tahun habis karena nyaris diperkosa.
Mary Jane tetap berusaha mencari nafkah untuk keluarga dan kedua anaknya. Ia pun mendapat tawaran bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kuala Lumpur, Malaysia pada awal 2010. Tawaran itu dari seseorang bernama Christine atau Maria Kristina Sergio.
Namun hidup tak selalu sesuai rencana. Ketika Mary Jane datang ke Kuala Lumpur, pekerjaan yang ditawarkan itu sudah tidak tersedia.
Baca juga: Mary Jane Dikenal di Filipina sebagai Warga Miskin dengan Dua Anak
Awal terlibat kasus
Keberangkatan Mary Jane ke Kuala Lumpur rupanya menjadi awal petaka baginya.
Sebagai ganti tawaran pekerjaan yang kandas, Kristina meminta Mary Jane pergi ke Yogyakarta, Indonesia. Ia memberi koper baru dan uang sebanyak 500 dollar Amerika Serikat (AS).
Mary Jane mengatakan bahwa koper itu kosong tetapi cukup berat. Ia menaiki pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur pada 25 April 2010.
Ketika tiba di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, koper yang dibawa Mary Jane melewati pemindai sinar-X. Petugas merasa curiga.
Petugas pun memeriksa isi koper dan menemukan heroin yang dibungkus dalam aluminium foil dengan berat total 2,6 kilogram. Bungkusan itu disembunyikan di dalam lapisan koper.
Baca juga: Jelang Eksekusi Mati, Mary Jane Peluk Anaknya untuk Terakhir Kali
Vonis hukuman mati
Mary Jane segera diamankan oleh petugas setempat. Polisi pun menginterogasinya.
Agus Salim mengatakan bahwa saat diinterogasi aparat, Mary Jane tidak didampingi pengacara, bahkan penerjemah.
Sementara interogasi dilakukan dengan bahasa Indonesia dan Mary Jane hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa asalnya, bahasa Tagalog.
Dari hasil interogasi itu, kasus Mary Jane langsung digiring ke meja hijau.
Di persidangan pun, disebutkan pengadilan menggunakan penerjemah yang tidak berlisensi. Sementara pengacaranya adalah pembela umum yang disediakan polisi.
Dalam sidang itu, jaksa menuntut vonis seumur hidup bagi Mary Jane. Namun hakim menjatuhkan vonis hukuman mati.
Baca juga: Perekrut Mary Jane di Filipina Menyerahkan Diri
Batal dieksekusi
Mengutip Harian Kompas, 2 Mei 2015, Mary Jane Fiesta Veloso sudah dijadwalkan untuk menjalani dieksekusi mati.
Ia dijadwalkan dieksekusi pada 29 April 2015 dini hari di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah bersama sejumlah terpidana hukuman mati lainnya.
Namun di detik-detik akhir nyawa Mary Jane masih selamat.
Hal itu lantaran Maria Kristina Sergio yang diduga sebagai perekrut Mary Jane menyerahkan diri secara sukarela di kepada kepolisian Filipina.
Mary Jane pun dimintai kesaksiannya untuk kasus tersebut pada 8 Mei dan 14 Mei 2015, melalui konferensi video.
Jaksa Agung HM Prasetyo menegaskan bahwa proses hukum yang berjalan di Filipina tidak begitu saja menangguhkan putusan pidana mati Mary Jane.
Sampai saat ini eksekusi mati Mary Jane masih ditunda.
Baca juga: Lobi Pribadi Presiden Filipina Sukses Selamatkan Mary Jane
Bertemu keluarga dan Manny Pacquiao
Melansir Harian Kompas, 30 April 2015, Mary Jane akhirnya bisa bertemu keluarganya kembali setelah Kejaksaan Agung menunda eksekusi mati.
Rombongan keluarga Mary Jane didampingi pengacara dan perwakilan Kedutaan Besar Filipina di Indonesia tiba di Lapas Wirogunan.
Keluarga Mary yang hadir antara lain Cesar Veloso (ayah), Celia Veloso (ibu), Christhofer Veloso (saudara), Maritess Laurente (saudari), Darling Veloso (saudari), Marc Darren (anak) dan Marc Daniel (anak), serta Michael Candelaria (mantan suami).
Selain keluarga, petinju asal Filipina, Manny Pacquiao juga mengunjungi Mary Jane di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, Kota Yogyakarta, Jumat (10/7/2015).
Mary Jane menyambut kedatangan petinju kebanggaan Filipina itu dan keduanya pun tampak berfoto bersama dan berbincang-bincang.
"Saya datang untuk menjenguk Mary Jane. Saya ingin memberikan dukungan semangat untuk dia," ujar Pacquiao seusai kunjungan.
Manny berharap Pemerintah Indonesia bisa melakukan investigasi ulang atas kasus yang membelit Mary Jane. Sebab, menurut Manny, Mary Jane adalah korban kejahatan perdagangan manusia dan sindikat narkoba.
Baca juga: Manny Pacquiao Jenguk Terpidana Mati Mary Jane di Lapas Wirogunan
Membatik di Lapas
Kini Mary Jane masih mendekam di penjara. Belasan tahun ia dibayang-bayangi eksekusi mati yang bisa sewaktu-waktu dijatuhkan padanya.
Namun Mary Jane tak patah semangat. Ia terus berusaha hidup, bahkan menghidupi keluarganya bahkan dari lapas.
Melansir pemberitaan Kompas.com, Rabu (7/4/2021), di Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta, setiap hari Mary Jane banyak menghabiskan waktu membuat batik tulis pada kain.
Batik buatannya dijual Rp 600.000 per lembar, tetapi banya juga yang membeli sampai jutaan rupiah. Pemesan batik buatan Mary Jane berasal dari kalangan warga biasa hingga anggota kedutaan.
Uang hasil kerjanya, diberikan dalam bentuk e-money dan dikirim ke keluarganya di Filipina.
Baca juga: Mary Jane Habiskan Hari di Penjara Sambil Membatik, Dijual Jutaan Rupiah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.