KOMPAS.com - Sejumlah negara masih terus melaporkan adanya kasus baru infeksi Covid-19.
Melansir Worldometers pada Kamis (8/4/2021) pukul 05.45 WIB, di seluruh dunia tercatat kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 133.642.814 kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 107.776.850 orang sembuh dan 2.897.282 orang meninggal dunia karena Covid-19 di seluruh dunia.
Berikut lima negara dengan kasus infeksi virus corona di dunia terbanyak:
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Berikut rincian kasus Covid-19 di negara itu:
- Total: 31.631.712 kasus
- Sembuh: 24.292.220
- Meninggal dunia: 571.070 orang.
2. Brazil
Kasus infeksi baru di Brazil terus dilaporkan, membuat negara ini berada di posisi kedua negara dengan kasus terkonfirmasi Covid-19 terbanyak di dunia.
Rincian kasus Covid-19 di Brazil:
- Total: 13.193.205 kasus
- Sembuh: 11.664.158 orang
- Meninggal dunia: 340.776 orang
3. India
India berada di posisi ketiga negara dengan kasus infeksi Covid-19 terbanyak di seluruh dunia, dengan rincian kasus:
- Total: 12.926.061 kasus
- Sembuh: 11.848.905 orang
- Meninggal dunia: 166.892 orang
4. Perancis
Perancis menjadi negara yang berada di posisi keempat negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Perancis melaporkan 4.841.308 kasus positif infeksi Covid-19.
Infeksi virus corona telah menewaskan 96.280 orang di negara ini.
Sementara itu, dilaporkan sebanyak 301.299 kasus telah pulih, sehingga kasus aktif di Perancis sejauh ini berjumlah 4.442.736 kasus.
5. Rusia
Rusia berada di posisi kelima negara dengan kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia.
Berikut rincian kasus Covid-19 di Rusia:
- Total: 4.606.162 kasus
- Sembuh: 4.229.480 orang
- Meninggal dunia: 101.480 orang
Strain dominan di Amerika Serikat
Kasus baru dari mutasi virus ini terus dilaporkan.
Melansir CNA, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Dr Rochelle Walensky mengatakan, sejak teridentifikasi di Inggris musim gugur lalu, virus ini telah terdeteksi di 52 yurisdiksi di AS.
Vaksinasi di AS tengah digencarkan untuk mencegah penyebaran varian baru dari virus corona penyebab Covid-19.
Selain itu, negara ini juga telah mendeteksi kasus varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, yang dianggap resisten terhadap beberapa vaksin dan perawatan Covid-19.
Menurut data terbaru pada Selasa (6/4/2021), strain tersebut telah ditemukan di 36 yurisdiksi AS.
Di tengah program vaksinasi yang terus dilakukan, kasus harian infeksi virus corona di AS rata-rata sebanyak 63.000 kasus selama tujuh hari terakhir.
Jumlah ini, naik sebesar 2,3 perse dari rata-rata tujuh hari sebelumnya.
Baca juga: Varian Virus Corona E484K, Lebih Menular dan Melemahkan Respons Imun
Jerman akan membeli vaksin Sputnik V
Jika vaksin mendapatkan persetujuan oleh EMA, wilayah Jerman akan membeli 2,5 juta dosis vaksin Sputnik.
Dikabarkan CNA, pembelian akan dilakukan pada Juli 2021.
Italia dan Inggris rekomendasikan usia vaksin AstraZeneca
Italia merekomendasikan suntikan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca hanya diberikan kepada orang berusia di atas 60 tahun.
Otoritas kesehatan Italia menjelaskan, orang berusia di bawah 60 tahun yang telah mendapatkan suntikan pertama vaksin AstraZeneca, juga bisa mendapatkan suntikan kedua.
Sementara itu, Inggris menyebutkan, orang di bawah 30 tahun harus mendapatkan alternatif suntikan lain karena kemungkinan ada hubungan antara vaksin dengan kasus pembekuan darah yang sangat langka.
Belasan negara di Eropa sempat menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, meskipun kemudian kembali dilanjutkan dengan ditentukan usia minimum penerima suntikan.
CNA memberitakan, regulator Eropa menegaskan pentingnya melindungi orang dari Covid-19, ditengah penemuan kemungkinan hubungan antara vaksin dengan kasus pembekuan darah yang sangat langka.
EMA menerima laporan sebanyak 169 kasus pembekuan darah otak yang langka pada awal April, setelah 34 juta dosis diberikan di wilayah ekonomi Eropa (EEA).
Sebagai informasi, EEA terdiri dari 27 negara Uni Eropa yang ditambah Islandia, Norwegia, dan Liechtenstein.
EMA memperingatkan kepada petugas kesehatan dan penerima vaksin untuk waspada terhadap kemungkinan kasus pembekuan darah yang sangat jarang dikombinasikan dengan tingkat rendah trombosit darah yang terjadi dalam dua minggu setelah vaksinasi.
Meski demikian, para ahli mengatakan, risiko terjadinya pembekuan darah yang serius semakin kecil dibandingkan dengan risiko dari kemungkinan infeksi Covid-19, yang dapat menyebabkan pembekuan serupa bersamaan dengan gejala serius lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.