Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Bulu Kucing Sebabkan Kemandulan, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Yerlin Matu
Kucing juga bisa menyatakan terima kasih
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Beredar informasi di media sosial TikTok bahwa bulu kucing dapat menyebabkan kemandulan.

Hal tersebut dikarenakan pada bulu kucing terdapat parasit bernama Toksoplasma gondii.

Ternyata, informasi tersebut tak benar atau mitos. Faktanya, bulu kucing tidak menyebabkan kemandulan.

“Bulu kucing tidak menyebabkan kemandulan,”  ujar akun TikTok @dr.nikolatief, dalam unggahan video dengan 7.873 likes dan 276 komentar.

Berikut ini penjelasan dokter yang meluruskan informasi tersebut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tips Memandikan Kucing Takut Air secara Aman agar Bebas dari Cakaran

Penjelasan dokter

Terkait hal tersebut, dr Nicho Saputra Nugraha yang berpraktek di RS Siloam Palembang menjelaskan bahwa bulu kucing tidak menyebabkan kemandulan.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh dr Nicho Saputra Nugraha yang juga diunggah di akun TikToknya @dr. Nikolatief.

“Bulu kucing tidak menyebabkan kemandulan,” ujar dia.

Namun, pihaknya menjelaskan dari beberapa penelitian terdapat hubungan antara kesuburan dengan parasit toksoplasma gondii.

“Toksoplasma gondii adalah parasite intraseluler yang menginfeksi burung dan mamalia,” ujar Nicho saat dikonfirmasi lebih lanjut oleh Kompas.com pada Minggu (11/4/2021).

Ia mengatakan tahap utama daur hidup Toksoplasma gondii adalah pada kucing di mana kucing sebagai pejamu definitive.

Di dalam sel epitel usus kecil kucing bisa berlangsung daur seksual dan aseksual yang menghasilkan ookista yang akan dikeluarkan bersama dengan kotoran kucing.

Kotoran kucing inilah yang kemudian bisa menyebabkan toksoplasmosis.

Namun dirinya menegaskan, bukan hanya kucing yang bisa menjadi penyebab toksoplasmosis.

Tikus dan burung juga bisa menjadi penyebab, selain itu mengonsumsi makanan dan daging yang kurang matang juga bisa menyebabkan kondisi tersebut.

Ia juga menambahkan sejumlah vector seperti lipas maupun lalat bisa menjadi penyebab dengan cara memindahkan ookista dari tinja mamalia yang terinfeksi ke makanan.

“Karenanya saya tegaskan untuk yang pelihara kucing atau anjing dijaga kebersihannya,” ujar dia.

Ia mengimbau agar setelah memegang kotoran ataupun memegang kendang kucing untuk segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Pihaknya juga menyarankan agar kendang dan tempat kucing tidak diletakkan dekat makanan.

Selain itu makanan juga harus ditutup rapat supaya tidak dijamah lipas dan lalat.

Pemeriksaan lebih lanjut

Pihaknya menjelaskan, toksoplasmosis yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh zoonosis parasite Toksoplasma gondii ini bisa terjadi secara akut atau kronis.

Kondisi tersebut menurutnya memiliki variasi gejala.

Gejala-gejala tersebut di antaranya adalah pembesaran kelenjar getah bening, radang otak, infeksi pada jantung atau infeksi pada paru.

Toksoplasmosis ini juga menyebabkan infeksi pada bayi baru lahir yang berasal dari penularan lewat plasenta ibu yang terinfeksi.

Kondisi pada bayi tersebut terkadang tak bergejala, namun jika timbul gejala maka gejalanya akan bervariasi seperti mata juling, kejang atau epilepsy dan sebagainya.

Penegakan diagnose apakah seseorang mengalami toksoplasmosis maka diperlukan pemeriksaan lebih dahulu ke dokter.

Nantinya untuk pemeriksaan untuk menemukan takizoid maka dapat dilakukan beragam pemeriksaan seperti biopsy otak atau sumsum tulang, pemeriksaan urologi, CTScan, PCR dan sebagainya.

Baca juga: Mengajak Kucing Kesayangan Naik Gunung? Persiapkan Dulu Bekal Fisiknya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi