Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Belajar Kearifan Ibadah Puasa dari Gus Dur

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga Ketua Umum Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa menjawab pertanyaan di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (29/7/2005). Gus Dur bersama sejumlah tokoh lintas agama membentuk Aliansi Masyarakat Madani untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, ia meminta Mahkamah Agung segera menggelar sidang mengenai Ahmadiyah.
Editor: Heru Margianto

SETIAP kali bulan suci Ramadhan tiba, saya selalu teringat kepada kearifan toleransi antar umat beragama selaras dengan makna adiluhur terkandung pada sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa serta sila ke tiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia mau pun semangat kebersamaan di dalam perbedaan yang terkandung di dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Menghormati dan menghargai

Maka setiap bulan suci Ramadhan tiba, saya mewajibkan diri saya sebagai insan yang kebetulan tidak menunaikan ibadah puasa untuk menghormati serta menghargai sesama warga Indonesia dan sesama manusia yang menunaikan ibadah Puasa.

Saya memang mengagumi makna adiluhur bulan suci Ramadhan yang juga tersirat di dalam falsafah Jihad Al Nafs yaitu menaklukkan hawa nafsu bukan orang lain tetapi justru diri sendiri.

Menurut saya perjuangan mendisiplinkan lahir-batin diri sendiri merupakan ajaran hakiki yang terkandung di dalam ibadah puasa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para ilmuwan kedokteran Barat juga sudah sepakat dalam mengakui bahwa puasa memiliki peran dan potensi sangat penting dalam merawat kesehatan manusia sama sekali terlepas dari agama apa pun.

Sudah terbukti secara medis-klinis bahwa menunaikan puasa berkhasiat menstabilkan tekanan darah serta kadar gula pada darah manusia. Berarti puasa secara terkendali sangat berdayaguna untuk merawat kesehatan para penyandang hipertensi dan diabetes.

Gus Dur

Secara khusus dari Gus Dur, saya memeroleh warisan tambahan kearifan tentang makna puasa untuk menjalin hubungan sosial setiap insan manusia dengan lingkungan sosial masing-masing.

Dari Gus Dur saya memperoleh warisan kesadaran mengenai pada hakikatnyta belum cukup bahwa seorang yang tidak menunaikan ibadah puasa hukumnya wajib menghargai dan menghormati sesama warga yang menunaikan ibadah puasa.

Menurut Gus Dur, toleransi antar umat beragama belumlah lengkap secara psikososial apabila belum ditambah dengan kearifan seorang yang menunaikan ibadah puasa hukumnya wajib menghargai dan menghargai sesama warga yang tidak menunaikan ibadah puasa.

Gus Dur menyadarkan saya bahwa toleransi antar umat beragama tidak cukup satu arah namun justru dua arah demi saling menghargai dan saling menghormati. Marhaban ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi