Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mengatasi Sedih dan Terpuruk karena Patah Hati?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi patah hati
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Cinta ditolak, ditinggal saat masih sayang-sayangnya, atau diselingkuhi adalah sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami patah hati.

Adakalanya patah hati membuat orang yang mengalaminya menjadi tak bergairah ketika melakukan sesuatu, ada rasa kecewa, marah, dan mungkin sedih yang tak kunjung berkesudahan.

Situasi dan kondisi psikologis seperti ini pasti mengganggu dan bisa merusak kualitas keseharian.

Baca juga: Perusahaan di Jepang Memiliki Cuti Patah Hati dengan Berbagai Versi, seperti Apa Ceritanya?

Apa yang harus dilakukan saat mengalami patah hati, dan mengatasi rasa sedih atau terpuruk?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog dari Universitas Indonesia (UI), Dr Rose Mini Agoes Salim, akrab disapa Bunda Romi, mengatakan, perasaan marah, sedih, atau terpuruk saat gagal dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar.

Menurut dia, hal ini terjadi karena ketika dalam sebuah hubungan, akan timbul perasaan sudah “terbiasa” dengan pasangan.

“Manusia itu kan sebetulnya sulit beradaptasi. Saat sesuatu itu sudah dipegang, ya itu terus. Tapi pada waktu patah hati permasalahaannya ada yang disakiti. Misal, satu ditinggal oleh yang satu. Kalau yang meninggalkan beda ya, ada reasoning. Tapi kalau yang ditinggalkan mungkin akan bertanya, kenapa ini terjadi, kenapa terjadi sama saya, salah saya apa, dan sebagainya. Dan itu mungkin yang membuat seseorang jadi galau sedih dan sebagainya,” ujar Romi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Romi mengatakan, logis ketika menyudahi hubungan dengan seseorang akan ada perasaan emosional.

Cara untuk mengatasi berbagai emosi yang muncul saat patah hati, kata Romi, dengan menerima seluruh perasaan kesal, sedih, dan berbagai perasaan yang timbul.

Ia menekankan, jangan ada upaya untuk terus menolak situasi yang ada. 

“Semakin kita kesal, semakin kita bilang enggak mau mikirin, sebetulnya kita sedang mikirin. Jadi biarkan saja dulu kesalnya keluar. Kalau kita ngomong gitu, di otak kita justru disimpan dengan nama dia,” kata Romi.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat daftar sisi positif dan negatif dari orang yang sudah mengecewakannya.

Daftar itu bisa dimulai dengan membuat pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah dia cukup dewasa?”, “Apakah seseorang itu memiliki kemampuan melindungi?", dan sebagainya.

Dari daftar positif dan negatif itu, kita bisa membandingkannya dan membantu mereka yang sedang patah hati apakah orang tersebut baik atau tidak untuk melanjutkan hubungan ke depan.

Baca juga: Didi Kempot dan Ratusan Lagu Patah Hati yang Bikin Ambyar...

Hal ini juga akan membantu untuk berpikir lebih jernih melihat persoalan.

“Kalau kita sedih enggak bisa move on, itu rasa atau perasaan yang paling bergerak. Sementara manusia itu punya kemampuan berpikir. Logikanya harus dijalankan,” ujar dia.

Kesedihan dan keterpurukan ketika awal patah hati adalah perasaan yang wajar, tetapi jangan larut berlama-lama dalam situasi itu. 

Romi mengingatkan, pada dasarnya perasaan muncul karena apa yang diolah pada otak sehingga harus berupaya untuk berpikir realistis.

“Ketika kita belum bisa menilai secara realistis maka emosi yang hanya membawa kita ke mana-mana,” kata Romi.

Perlukah konsultasi ke psikolog? 

Romi mengatakan, tidak semua urusan patah hati harus dibawa ke psikolog. Menurut dia, yang terpenting justru bantuan dari orang-orang terdekat.

“Kalau dia punya ketahanan diri yang bagus dia bisa melihat permasalahan itu ada di mana (tidak perlu ke psikolog),” ujar Romi.

Akan tetapi, jika tak bisa mengatasi diri sendiri, menjadi tidak realistis sehingga muncul perasaan ingin bunuh diri atau hal lain yang mencelakakan diri, sebaiknya mencari bantuan ahli. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi