KOMPAS.com - Lentera warna-warni dan hiasan Ramadhan menghiasi jalan-jalan Yerusalem pada Senin (12/4/2021), ketika warga Palestina bersiap untuk menyambut bulan suci yang lebih bebas dari pembatasan Covid-19.
Menjelang Ramadhan, suasana di Kota Tua Yerusalem jauh lebih menyenangkan daripada tahun lalu ketika salat ditunda di Dome of the Rock dan Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Yerusalem, Umar, dan Agama yang Damai
Meskipun Yerusalem masih tidak menerima turis asing, jauh lebih banyak orang yang berlalu lalang di Kota Tua. Toko-toko di sana melaporkan bisnis yang ramai.
“Gara-gara virus corona, situasinya buruk bagi para pedagang dan masyarakat. Sekarang dengan vaksinasi virus corona, situasinya membaik,” kata salah satu pembeli, Mohammad Abu Sbeih, pada Reuters (12/4/2021).
Izinkan toko buka di malam hari
Di Tepi Barat, Otoritas Palestina mengatakan akan mengizinkan lebih banyak toko buka pada malam hari dan untuk shalat Ramadhan diadakan di masjid, kecuali pada hari tersibuk dalam seminggu, yakni hari Jumat.
Tapi otoritas juga memberlakukan jam malam Covid-19 untuk pergerakan antar kota, desa dan camp pengungsi.
Otoritas juga melarang restoran mengadakan buka puasa bersama dan toko yang menjual kue-kue manis membuka pintunya kepada pelanggan, tapi mereka bisa melakukan take away.
Di Gaza, pembeli memenuhi pasar meskipun infeksi harian meningkat tiga kali lipat baru-baru ini. Hal itu memaksa otoritas kesehatan Gaza untuk menutup sekolah, memberlakukan jam malam, dan melarang pertemuan besar, tetapi gagal total.
"Tahun ini, kami membawa barang-barang dari Mesir dan China, jumlah pengunjung sangat banyak. Orang ingin membawa kegembiraan ke dalam rumah mereka," kata pemilik toko Hatem El-Helo saat pengeras suara menggema dengan lagu-lagu Mesir merayakan Ramadan.
Baca juga: Kisah Perang Salib: Sejarah Perebutan Yerusalem Selama 200 Tahun
Pembatasan lebih longgar
Melansir New York Times, Selasa (13/4/2021), dibandingkan tahun lalu, Ramadhan tahun ini lebih mendekati normal, karena meski ada pembatasan, pembatasan tidak seketat sebelumnya.
Riyad Deis (51) yang menjual seluruh potongan kunyit dan kurma Medjool kepada seorang pelanggan.
Dia mengingat betapa kosong dan tenangnya Kota Tua Yerusalem yang dirasakannya tahun lalu ketika kasus virus corona melonjak dan pihak berwenang menutup Al-Aqsa untuk umum.
“Sekarang, saya santai, saya punya cukup uang untuk menafkahi keluarga saya dan orang-orang membeli barang dari toko saya,” katanya.
Tapi dengan penyebaran vaksin yang tidak merata, penyebaran virus tetap menjadi bahaya.
Masih dibayangi pandemi
Pemilik toko di Kota Tua Yerusalem mengatakan mereka khawatir bahwa Israel tidak akan mengizinkan sejumlah besar warga Palestina dari Tepi Barat, di mana hanya sedikit yang telah divaksinasi, untuk mengunjungi Kota Tua Ramadhan ini.
Sebelum pandemi, Israel biasanya mengizinkan puluhan ribu warga Palestina dari Tepi Barat mengunjungi Yerusalem pada hari Jumat selama bulan puasa.
Pemerintah Israel yang berhubungan dengan Otoritas Palestina mengatakan pada hari Selasa (13/4/2021) bahwa Israel akan mengizinkan 10.000 warga Palestina yang divaksinasi dari Tepi Barat untuk beribadah di Aqsa pada hari Jumat.
Pihak berwenang juga akan mengizinkan 5.000 warga Palestina yang divaksinasi dari Tepi Barat untuk melakukan kunjungan keluarga di Israel antara Minggu dan Kamis pekan depan.
Baca juga: Jangan Berlebihan Konsumsi Makanan Manis dan Gorengan Saat Berbuka Puasa, Ini Alasannya
11.000 orang Tarawih di Masjid Al Aqsa
Direktur Masjid Aqsa, Omar Kiswani, mengatakan dia sangat senang bahwa kompleks itu terbuka untuk jamaah. Diperkirakan 11.000 orang menghadiri sholat tarawih di kompleks tersebut Senin malam.
Tetapi dia menekankan bahwa orang-orang masih perlu berhati-hati. Dia mengatakan masker dan jarak dua meter antar jamaah diperlukan di masjid dan ruang dalam. Luar ruangan akan disterilkan setiap hari.
“Ini adalah saat-saat kebahagiaan yang luar biasa. Kami berharap Masjid Aqsa yang diberkahi kembali ke kejayaan prepandemi. Tapi ini juga saat-saat untuk berhati-hati, karena virus masih ada di luar sana,” kata Mr Kiswani.