Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Makanan Manis Menambah Tenaga Saat Puasa? Ini Kata Ahli Gizi

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Silvita Agmasari
Es campur dan es teler di Depot Es Talun, Malang, Jawa Timur.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Saat sahur atau berbuka puasa, banyak yang mengkonsumsi makanan atau minuman manis dengan harapan menjaga tubuh tetap bertenaga. 

Teh manis hangat saat sahur atau es buah dan kolak biasa tersaji di meja makan. 

Namun benarkah makanan atau minuman manis bisa langsung diproses tubuh dan diubah menjadi tenaga? 

Baca juga: Jangan Berlebihan Konsumsi Makanan Manis dan Gorengan Saat Berbuka Puasa, Ini Alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 

Glukosa

Mengutip laman Kaiser Foundation Health Plan of Washington, sumber tenaga bagi tubuh berasal dari makanan yang kita konsumsi, yang sebelumnya diproses sedemikian rupa oleh sistem tubuh.

Makanan-makanan itu akan dicerna dan kandungan karbohidratnya (gula dan pati) akan terurai menjadi jenis gula lain yang disebut glukosa.

Lambung dan usus kecil akan menyerap glukosa ini untuk dilepaskan ke darah untuk dialirkan ke banyak bagian tubuh.

Ketika ada di aliran darah, glukosa akan digunakan menjadi energi untuk beraktivitas dan kerja organ-organ tubuh.

Namun apabila tidak segera digunakan, glukosa akan disimpan oleh hormon insulin di dalam hati, otot, dan lemak.

Namun jangan dibayangkan, gula yang dimaksud di sini berasal dari gula pasir atau gula yang biasa ditemui di dapur. 

Baca juga: Jangan Asal Manis, Ini Contoh Menu Buka Puasa yang Sehat

Karbohidrat kompleks

Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen menjelaskan gula yang diperlukan tubuh adalah bagian dari karbohidrat sederhana atau pun karbohidrat kompleks.

Keduanya, baik karbohidrat sederhana maupun karbohidrat kompleks mempengaruhi proses penyerapan yang dilakukan oleh usus.

"Karbohidrat kompleks dengan serat lebih banyak, lebih lambat dicerna menjadi gula darah," kata dr Tan dalam penjelasannya.

Gula dari karbohidrat kompleks misalnya berasal dari:

1. Tumbuhan berpati: 

Baca juga: Makan Manis dan Berlebihan Saat Berbuka Bisa Sebabkan Hiperglikemia, Apa itu?

2. Tumbuhan berserat tinggi:

  • Sayur,
  • Buah,
  • Biji-bijian,
  • Kacang-kacangan

Gula rafinasi

Sementara gula dari karbohidrat sederhana misalnya berasal tumbuhan seperti tebu, kemudian buah, dan susu.

Gula sederhana ini biasanya langsung terasa manis, sementara gula pada karbohidrat kompleks tidak demikian.

Tan mengatakan jenis gula yang menjadi pemanis makanan termasuk gula sederhana dan merupakan produk rafinasi (pemurnian) pabrik. Misalnya gula pasir dan sirup.

"Gula produk pabrik tidak dibutuhkan tubuh. Sebaliknya, tubuh memerlukan karbohidrat yang oleh tubuh dipecah dan diurai otomatis jadi gula darah," jelas dr. Tan.

Tubuh memproses karbohidrat dari makanan untuk menjadi gula yang kemudian diedarkan melalui darah dan bisa menjadi energi.

Baca juga: Alasan Sebaiknya Jangan Minum Es Teh Manis Saat Berbuka Puasa

Sementara gula yang ada dalam makanan dan minuman tidak menyumbang nilai kebutuhan gizi (AKG) yang dibutuhkan tubuh.

"Indonesia banget (kebiasaan konsumsi makanan minuman manis saat sahur dan buka untuk tenaga), yang ada keburu kenyang eneg dan makan besarnya yang justru sebagai gizi optimal enggak masuk," kata Tan.

Konsumsi zat yang diperlukan tubuh

Agar mendapatkan manfaat dan gizi dari makanan yang dimakan, perlu memperhatikan kebutuhan dan jenis makanannya. 

Seperti kebutuhan karbohidrat kompleks untuk memperoleh tenaga yang diinginkan.

"Sup di awal (sahur) dan penghujung hari (buka puasa) itu bagus untuk pencernaan. Gunakan sup atau soto sebagai takjil, pembuka 'assalamualakum pencernaan' yang sudah lama nganggur," ungkap dia.

Di dalam sup atau soto, bisa dimasukkan beragam jenis sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang merupakan sumber alami karbohidrat kompleks.

Baca juga: Ramadhan di Yerusalem Tahun Ini, 11.000 Orang Tarawih di Masjid Al Aqsa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi