Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kateter yang Jadi Biang Kasus Penganiayaan Perawat Siloam

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/PIOTR WYTRAZEK
intravenous catheter
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah video seorang pria melakukan kekerasan terhadap seorang perawat viral di media sosial, Jumat (16/4/2021).

Diketahui, peristiwa penganiayaan itu terjadi di RS Siloam Sriwijaya, Palembang, Kamis, (15/4/2021).

Pria berpakaian merah dalam video, JT, tengah menjemput anaknya di kamar pasien.

Namun, ia mendapati tangan anaknya berdarah setelah jarum infus dicabut oleh perawat berinisial CRS.

Melihat hal itu, JT memanggil CRS ke ruang perawatan. CRS  datang ke ruangan bersama beberapa rekannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum sempat menjelaskan kejadian tersebut, JT langsung menampar wajah CRS. CRS juga diminta untuk bersujud dan memohon maaf.

Korban ditendang oleh pelaku di bagian perut hingga akhirnya dipisahkan oleh perawat yang lain.

Melansir Kompas.com, (17/4/2021), Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira menyampaikan, perawat CRS melepaskan jarum infus yang menempel di tangan anak JT.

Saat itu ada istri JT di dalam ruangan pasien. CRS mengingatkan istri JT agar tidak menggendong anaknya setelah jarum tersebut dilepas.

Namun, istri JT justru mengabaikan pesan CRS dan menggendong anaknya. Saat itulah tangan si anak berdarah.

Diketahui, alat yang masih menempel pada tangan si anak merupakan kateter.

Baca juga: Trending #SavePerawatIndonesia, Ini Kronologi Penganiayaan Perawat di RS Siloam Sriwijaya

Penjelasan PPNI

Bidang Infokom Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Rohman Azzam menjelaskan alat yang dipermasalahan dalam kasus di RS Siloam Sriwijaya.

Alat tersebut bernama Intravenous catheter.

"Itu namanya intravenous catheher (IV Catheter/Abocath)," ujar Rohman saat dihubungi Kompas.com, Sabtu, (17/4/2021).

Ia menjelaskan, alat ini berfungsi untuk memasukkan atau mengalirkan cairan infus untuk maintenance.

"Cara kerja alat ini prinsipnya sama seperti selang yang mengalirkan cairan," lanjut dia.

Jika dalam melepas kateter mengeluarkan darah, penyebabnya bisa berbagai macam seperti:

  • Pasien melakukan pergerakan aktif
  • Melakukan aktivitas yang butuh gerakan tangan cukup banyak

Akibatnya, selang infus tergulung atau terlipat.

Rohman menambahkan, keluarnya darah saat dilepasnya infus bukanlah tindakan yang parah atau fatal.

Baca juga: Ramai Penganiayaan Perawat di RS Siloam Sriwijaya, Ini Kronologi dan Tanggapan PPNI

Cara pemakaian kateter

Dokter umum di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Ummi Khasanah Bantul, Yogyakarta, dr Belva Prima Geniosa, MMR, menjelaskan cara pemakaian kateter.

Cara pemakaian kateter pada pasien yakni dengan memasukkan kateter dengan jarum suntik ke kulit.

"Jadi, intravenous catheter itu luarnya besi, dlamnya ada kateter plastik yang lentur," ujar Belva saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu, (17/4/2021).

"Kalau kita tusuk ke kulit itu yang terlihat besinya kan, padahal di dalamnya ada kateternya kecil," lanjut dia.

Saat infus sudah terpasang, kemudian jarumnya dilepas. Sementara, intravenous catheter ditinggal di dalam pembuluh darah.

Jadi, ketika mau melepas infus, maka yang dilepas hanya kateternya yang menempel di tangan saja.

Sebab, sudah tidak ada jarum yang menempel di tangan pasien.

"Jarumnya itu sudah enggak ada karena kan dari awal memang sudah diambil," ujar Belva.

Belva mengatakan, kasus berdarah saat infus anak termasuk sering terjadi, karena gerakan anak yang terkadang tidak terduga dan bisa rewel atau semakin aktif.

Baca juga: Ini Sosok JT, Pria yang Aniaya Perawat Siloam Palembang hingga Babak Belur

Penanganan saat pendarahan

Rohman menjelaskan, untuk menghentikan perdarahan, maka petugas medis dapat memperbaiki posisi tangan terhadap infus.

Posisinya jangan terlalu tinggi atau terlalu jauh dari infus.

"Menghindari menekuk dan menggerakan tangan yang terinfus terlalu sering," ujar Rohman.

Ia menambahkan, alternatif lain bisa dengan melakukan spooling, yaitu tindakan menyuntikkan cairan steril atau infus untuk melancarkan kembali infus.

Sementara, Belva menjelaskan, untuk mengatasi perdarahan bisa dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah secara perlahan dan segera ditutup dengan plester.

"Cukup ditekan saja dan diplester. Nanti darah akan berhent sendiri setelah beberapa menit, karena ada mekanisme homeostasis," ujar Belva.

Homeostasis adalah pembuluh darah ketika bolong atau luka akan berusaha menutup lagi dengan sendirinya, kecuali paad pasien dengan kelainan pembekuan darah.

Oleh karena itu, saat anak hendak dilepas infusnya, maka orangtua diimbau harus menjaga anak agar tidak banyak bergerak, dan tidak menarik/melepas selang infus jika terpasang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi