KOMPAS.com – Sebuah unggahan di Facebook menyebut bahwa pejabat pemerintah Denmark meninggal saat mengumumkan keputusan berhenti mengunakan vaksin AstraZenecca.
Unggahan ini menyertakan video seorang wanita pingsan di belakang podium.
Dari penelusuran Kompas.com, informasi yang disampaikan melalui unggahan tersebut adalah tidak benar atau hoaks.
Narasi yang beredar
Akun Facebook Saless Paksinn Panik mengunggah sebuah video pada Jumat (16/4/2021).
Video itu menampilkan seorang wanita pingsan di belakang podium.
Terdapat teks dalam video tersebut bertuliskan, "Denmark melarang vaksin AstraZeneca dan selama pengumuman langsung salah satu pejabat pemerintah pingsan dan meninggal."
Unggahan ini juga disertai narasi yang mengaitkan kejadian ini dengan serangan jantung presiden Tanzania.
Berikut nukilan unggahan Facebook dari akun Salles Paksinn Panik:
"Ini risikonya kalau berani melawan ndoro globe
Kemarin presiden Tanzania yg sempat 1 minggu menghilang dan dinyatakan meninggal akibat serangan jantung
Sekarang salah satu pejabat pemerintah Denmark meregang nyawa saat mengumumkan pelarangan vax astrazeneca
Mungkin di racun," tulisnya.
Penelusuran Kompas.com
Dari hasil penulusuran Kompas.com, video pejabat Denmark yang ada dalam unggahan Facebook tersebut adalah kepala badan obat-obatan Denmark, Tanja Erichsen.
Melansir BBC, 15 April 2021, Erichsen pingsan saat konferensi pers mengenai keputusan untuk berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca, yang dibuat oleh Oxford, Inggris.
Akan tetapi tidak benar bahwa Erichsen meninggal.
Erichen dilarikan ke rumah sakit sebagai tindakan pencegahan dan dikabarkan telah pulih.
Unggahan Facebook itu juga menyebut mengenai Presiden Tanzania yang terkena serangan jantung.
Terkait meninggalnya Presiden Tanzania, John Magufuli memang benar bahwa dia meninggal karena penyakit jantung.
Dilansir dari Reuters, 8 April 2021, banyak unggahan media sosial yang mengaitkan kematian Magufuli dengan Covid-19.
Kematiannya diumumkan pada 17 Maret 2021.
Magufuli memang tidak muncuk di hadapan publik sejak 27 Februari 2021, tetapi rumor mengenai kematiannya akibat Covid-19 adalah salah.
Hal ini dikonfirmasi oleh Samia Suluhu Hassan, mantan wakil presiden yang sekarang menjabat sebagai Presiden Tanzania.
Ia mengatakan bahwa pendahulunya meninggal karena penyakit jantung yang telah dideritanya selama satu dekade.
Kesimpulan
Dari penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi mengenai pejabat pemerintah Denmark meninggal adalah tidak benar.
Informasi mengenai presiden Tanzania juga keliru.
Maka, dapat disimpulkan bahwa unggahan Facebook di atas adalah hoaks.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.