KOMPAS.com – Sebuah postingan mengenai imbauan agar tak menyentuh hewan berbentuk lingkaran mirip ubur-ubur, dibagikan oleh sejumlah warganet di media sosial Facebook.
Tampak dalam gambar, hewan yang memiliki bentuk bulat dengan tepian seperti jeli berwarna merah muda itu banyak dijumpai di tepi pantai.
Dari penelusuran, postingan tersebut diunggah oleh warganet Malaysia dengan akun Facebook Md Hanafi Ab Kadir pada 11 Juli 2020 lalu.
Baca juga: Video Viral Jajaran Gunung Mirip Logo Aqua, Ini Penjelasan Danone
Disebut membawa virus
Namun dari pantauan Kompas.com postingan tersebut masih ramai dibagikan dan dikomentari hingga saat ini.
Postingan itu juga dibagikan ulang oleh sejumlah netizen Indonesia.
Dalam unggahannya akun tersebut mengatakan jika ada yang melihat binatang tersebut sebaiknya untuk tidak menyentuhnya karena hewan disebut membawa virus.
Hewan tersebut menurutnya terlihat seperti ubur-ubur dan tengah viral di Serawak dan sudah masuk kawasan laut Malaysia.
“[COPY PASTE]
Kalau nampk benda ni tepi tepi pantai biarpun suda mati.jangan sentuh langsung.sebab virus dia berbahaya bole bawa mati.dia nmpk mcm sejenis obor obor yang viral sekarang di serawak dengan kemaman.dari luar negara.suda masuk laut malaysia.sebab kan ombak angin kuat...” tulis akun tersebut.
Baca juga: Video Viral Pinjaman Online Diduga Ancam Sebar Data Pribadi, Ini Kata Ahli IT dan OJK
Lantas sebenarnya hewan apakah dalam postingan tersebut?
Ubur-ubur merah
Terkait dengan unggahan itu Kompas.com melakukan penelusuran menggunakan pencarian gambar dalam situs Yandex.
Hasilnya, gambar pertama penampakan hewan yang terlihat berserakan di tepian pantai tersebut merujuk pada unggahan chanel Youtube Buletin TV3.
Video tersebut diunggah pada 4 Maret 2020.
Dalam keterangan video tersebut dijelaskan bahwa hewan tersebut adalah ubur-ubur merah yang terdampar di Pantai Mawilla, Labuan, Malaysia.
Menurut Pejabat Perikanan Labuan ribuan ubur-ubur yang terdampar sepanjang 400 meter di pinggir pantai tersebut adalah hal yang jarang terjadi.
Dalam keterangan video disampaikan agar warga tidak menyentuh ubur-ubur tersebut.
Baca juga: Foto Viral Pohon dan Pisang Raksasa Asal Papua, Ini Penjelasan LIPI
Bisa sebabkan iritasi
Sebagai perbandingan, mengutip pemberitaan TheStar (3 Maret 2020) disampaikan bahwa Departemen Perikanan dan Ahli Kelautan dari Universitas Malaysia Sabah (UMS) mengatakan ubur-ubur tersebut bisa menyebabkan iritasi kulit, alergi dan ketidaknyamanan.
Fenomena tersebut diduga berkaitan dengan kondisi angin dan gelombang yang kuat di mana arus air Laut Cina Selatan di lepas pantai Labuan mengarah ke selatan.
Associate Professor Dr BA Venmathi Maran dari Borneo Marine Research Institute of UMS mengidentifikasi hewan tersebut sebagai Crambione mastigophora (Cnidaria, Scyphozoa), yang nama umumnya adalah "tomat laut" atau “Sea Tomatto”.
“Spesies ini tidak diketahui memiliki sengatan yang berbahaya bagi manusia, tapi tentakel mereka masih bisa menyengat setelah mati,” ujarnya.
Ia mengatakan ubur-ubur adalah perenang yang lemah, sehingga mereka tidak bisa menahan Gerakan gelombang yang terjadi, akibatnya terdampar ke pantai.
Baca juga: Video Viral Hewan Mirip Cacing Keluarkan Cairan seperti Akar, Ini Kata Peneliti LIPI
Dijumpai di Filipina
Kemunculan ribuan ubur-ubur merah juga pernah terjadi di pantai daerah Palawan, Filipina, sekitar Maret 2020.
Ubur-ubur muncul ke permukaan saat pantai sepi karena dibiarkan kosong selama pandemi virus corona.
Sheldon Rey Boco, seorang kandidat PhD dalam biologi kelautan di Griffith University, Australia, membagikan video yang katanya diambil pada 23 Maret.
Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina (DENR) membagikan ulang klip tersebut, yang menunjukkan jemaat Crambione lih. mastigophora, dijuluki "tomat laut", di Pantai Corong Corong di El Nido, Palawan.
Baca juga: Unggahan Viral Pria Pasang Paku di Jok Motor karena Pacar Posesif, Ini Ceritanya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.