Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pompa Ban Motor Lewat Kompresi Pembuangan Knalpot, Memang Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
FACEBOOK.com/BUDDY
Tangkapan layar sejumlah pria sedang berupaya memompa ban sepeda motor menggunakan kompresi pembuangan knalpot.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan upaya dari beberapa orang memompa ban sepeda motor viral di media sosial.

Video tersebut dibagikan oleh akun Facebook Buddy di grup Facebook Bekakas (Bergejil Suka Motor Bekas), Minggu (18/4/2021).

"Udah ada yg tw belum mbah klo kompresi pembuangan bisa untuk Nambah angin ban," tulis Buddy pada unggahannya.

Baca juga: Viral Video Petugas SPBU Layani Pembelian BBM dengan Tandon Air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan dengan pompa ban pada umumnya, sejumlah orang tersebut memanfaatkan kompresi pembuangan knalpot untuk mengisi angin.

Dalam video, terlihat ada empat orang pria. Satu orang menggeber gas kendaraan, satu orang menyambungkan selang ke knalpot, dan dua orang lainnya memegangi selang yang dihubungkan ke lubang pentil ban.

Upaya keempat pria itu tampaknya berbuah manis. Ban sepeda motor yang semula kempis, sesaat setelah itu kembali bertekanan.

Baca juga: Unggahan Viral Mengapa Bus Tak Pernah Matikan Mesin Saat Isi BBM, Ini Jawabannya

Baca juga: Video Viral Sopir Bus Dihajar Warga karena Ngeblong di Lamongan

Hingga Rabu (21/4/2021) siang, unggahan tersebut telah disukai 441 kali, dikomentari ratusan kali, dan dibagikan 83 kali oleh sesama warganet.

Lantas, apakah kompresi pembuangan yang ada di knalpot tersebut bisa untuk memompa ban?

Kompresi pembuangan knalpot

Mencari tahu seperti apa penjelasan lebih lanjutnya, Kompas.com menghubungi dosen teknik mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dr Jayan Sentanuhudy.

Jayan menjelaskan, menambah tekanan ban melalui kompresi pembuangan knalpot memang bisa.

Akan tetapi, pihaknya tidak menyarankan hal tersebut karena dapat menimbulkan bahaya.

"Sebaiknya tidak dilakukan, karena gas buang itu suhunya tinggi, salah-salah malah membuat lemah karet ban," ujar Jayan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/4/2021).

Baca juga: Kecelakaan di Tol Jagorawi karena Pecah Ban, Ini 4 Tanda Ban Mobil Kurang Tekanan Udara

"Ban sangat bisa untuk meledak karena suhu gas buang kan tinggi. Gas buang begitu keluar mesin suhu rata-ratanya sekitar 500 derajat celcius," imbuhnya

Bukan hanya berdampak pada ban, menurutnya, mengisi tekanan ban lewat kompresi pembuangan juga dapat membebani dan merusak mesin.

Alasannya, dikarenakan ada back pressure ke mesin secara berlebihan.

Baca juga: Video Viral Pengendara Sepeda Motor di Boyolali Angkut Jenazah dengan Bronjong, Ini Cerita Lengkapnya...

Proses keluarnya gas buang

Mulanya, saat langkah buang (exhaust), piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas dan ketika itu katup buang akan terbuka.

Kemudian, piston mendorong gas buang yang ada di dalam ruang bakar untuk keluar melalui katup buang yang sedang terbuka.

Jayan mengungkapkan, proses tersebut memang bertekanan sehingga disalahgunakan untuk mengisi tekanan ban.

Apabila ingin mendapatkan tekanan gas yang tinggi, proses exhaust tersebut diulang secara terus menerus.

"Dan yang dimasukkan ke dalam ban itu bukan udara, tapi gas buang (emisi gas buang) yang suhunya tinggi," papar Jayan.

Baca juga: Viral Video Kecelakaan Tunggal di Tol Pemalang-Batang, Mobil Ditembus Besi Pembatas Jalan

Sekali lagi, tegasnya, ia tidak menyarankan untuk mengisi tekanan ban melalui kompresi pembuangan.

Sebagai langkah antisipasi, Jayan memiliki tips agar tidak kerepotan saat ban sepeda motor tiba-tiba kempis atau bocor di tengah jalan.

"Pake ban tubeless aja kalo kempis kan pelan-pelan masih ada kesempatan sampai menemukan tukang tambal ban. Atau ban diisi cairan gel yang banyak dijual di pasaran, jadi gak bisa kempis sampai habis," pungkas dia.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Bus di Temanggung Terguling Setelah Hindari Pengendara Sepeda Motor

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi