Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu Muhammad Zohri, Sprinter Indonesia yang Masuk Forbes 30 Under 30

Baca di App
Lihat Foto
AFP/JEWEL SAMAD
Salah satu penampilan sprinter Lalu Muhammad Zohri dalam Asian Games 2018. Gambar diambil pada 25 Agustus 2018.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah anak muda Indonesia berhasil masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021.

Dalam daftar tersebut, Forbes melakukan kurasi yang menghasilkan 300 anak muda berusia di bawah 30 tahun, yang dinilai berpengaruh.

Lalu Muhammad Zohri, sprinter asal Indonesia, termasuk salah satu anak muda Tanah Air yang berhasil masuk dalam daftar tersebut.

Baca juga: Daftar 10 Perempuan Terkaya di Dunia 2021 Versi Majalah Forbes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria tercepat di Asia Tenggara

Zohri, yang dijuluki sebagai "pria tercepat di Asia Tenggara", merupakan atlet Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas pada gelaran World Athletics U20 Championships di Finlandia pada 2018.

Pada 2019, Zohri juga mencatatkan rekor nasional baru, yakni 10,13 detik untuk jarak 100 meter, sekaligus meraih medali perak pada ajang Asian Athletics Championships di Qatar.

Setelah finish di posisi ketiga pada Golden Grand Prix Osaka 2019, Zohri rencananya juga akan berlaga di kompetisi Tokyo Olympics.

Masa kecil sulit

Lalu Muhammad Zohri lahir di Karang Pansor, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada 1 Juli 2000. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu secara finansial.

Mengutip Harian Kompas, 15 Juli 2018, sejak kecil Zohri harus hidup prihatin. Dengan penghasilan orangtuanya yang tidak seberapa sebagai nelayan dan buruh tani, bungsu dari empat bersaudara itu sering harus menahan lapar karena ketiadaan makanan.

Kesulitan itu semakin bertambah ketika kedua orang tua Zohri meninggal dunia. Ibundanya, Saeriah, meninggal 2 Februari 2015 lalu, sedangkan ayahnya, Lalu Ahmad Yani, meninggal 2 Februari 2017.

Baca juga: Daftar Lengkap 19 Orang Terkaya di Indonesia 2021 Versi Forbes

Selepas kepergian kedua orang tuanya, Zohri hidup bersama kakaknya, Baiq Fazillah, dan mendiami gubuk sederhana seluas 6 meter x 8 meter peninggalan orangtuanya.

Gubuk yang terletak di Desa Pemenang Barat itu berdinding gedek dan papan yang sebagian lapuk, beratapkan genteng dan asbes yang sudah bolong di sana-sini. 

Akan tetapi, di tengah segala keterbatasan ekonomi keluarganya, Zohri kecil telah menunjukkan bakatnya sebagai pelari.

Sejak duduk di bangku SD Negeri 2 Pemenang, hampir tiap hari dia berangkat dan pulang sekolah dengan berlari. Jarak sekolah itu sekitar 2 kilometer dari rumahnya.

Bakat terasah saat SMP

Bakat lari Zohri kian terasah setelah dilatih oleh Rosida, guru olahraga di SMPN 1 Pemenang, tempat dia meneruskan sekolahnya.

"Ibu Rosida yang membimbing dan terus mengingatkan agar saya sebaiknya berlatih atletik saja," kata Zohri.

Rosida pun terus meluangkan waktunya melatih Zohri teknik start, posisi tubuh menjelang garis finis, dan pemanasan. Kepada Zohri, Rosida menekankan agar anak didiknya itu semangat berlatih dan disiplin.

Baca juga: Apa Itu Forbes 30 Under 30 dan Bagaimana Proses Pemilihannya?

Sebelum berangkat sekolah, Zohri bangun shalat Subuh, kemudian latihan lari mulai pukul 05.00-07.00 di seputar Pantai Bangsal, Desa Pemenang, yang berjarak sekitar 1 km dari rumahnya. Seusai jam belajar di sekolah, Zohri berlatih mulai pukul 16.00-18.00.

Di bawah bimbingan Rosida, Zohri mampu meraih medali emas pada nomor 100 meter dalam Kejuaraan Daerah Atletik Pelajar tahun 2015 yang berlangsung di Gelanggang Olahraga Turida, Mataram.

Menjadi juara dunia

Penampilan mengesankan Zohri itu menarik perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, sehingga dia dimasukkan ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Mataram.

Setahun berlatih di PPLP Mataram, Zohri meraih 3 emas, 2 perak, dan 1 perunggu untuk nomor 100 m, 200 m, dan estafet 4 x 100 m dalam Kejurda atletik Remaja Tingkat Provinsi NTB di Mataram dan Kejuaraan Nasional Atletik Antar-PPLP 2017. Pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2017 di Semarang, ia meraih emas di nomor 100 m dan 200 m.

Dari capaian itu, Zohri lantas ditarik untuk masuk ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) PB PASI, hingga selanjutnya masuk pelatnas Asian Games 2018.

Di pelatnas, dia banyak menimba ilmu dari pelatih Eny Sumartoyo dan Erwin Maspaitela.

Ditambah kehadiran pelatih terbaik dunia IAAF 2016 asal Amerika Serikat, Harry Mara, yang sengaja didatangkan PB PASI, sangat membantu Zohri dalam memperbaiki detail tekniknya.

Latihan yang dijalani Zohri di pelatnas mulai membuahkan hasil.

Sebelum mencatat waktu 10,18 detik saat meraih emas pada nomor 100 m di World Athletics U20 Championships 2018 di Finlandia, Zohri terlebih dulu meraih emas di nomor 100 m pada Gifu Asian Junior Championship di Jepang tahun 2018 dengan waktu 10,27 detik.

Baca juga: Deretan Anak Muda Indonesia yang Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Asia

Rendah hati

Seusai meraih medali emas di World Athletics U20 Championships 2018, Zohri menuai apresiasi dari berbagai kalangan.

Mulai dari rakyat kebanyakan, hingga bupati, gubernur, menteri, dan Presiden menyatakan kebanggaan dan memberikan penghargaan.

Sebagai ungkapan apresiasinya, Presiden Joko Widodo bahkan memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk datang ke Lombok dan membangun rumah Zohri.

Kendati menerima banyak pujian dan penghargaan, Zohri berkomitmen untuk tetap rendah hati dan berkarya mengharumkan nama bangsa.

”Saya masih akan tetap menjadi saya yang dulu. Tidak akan ada yang mengubah selain berlatih keras dan doa yang selalu saya panjatkan untuk kedua orangtua saya,” kata Zohri.

Baca juga: 4 Selebritas Indonesia Pernah Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Asia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Lalu Muhammad Zohri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi