Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Negara Dihantam Gelombang Baru Covid-19, Ini Peringatan Epidemiolog

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/RAJESH KUMAR SINGH
India melaporkan lebih dari 200.000 kasus virus corona baru, pada Kamis (15/4/2021), dengan 14 juta secara keseluruhan terinfeksi, dan semakin intensif membebani sistem perawatan kesehatan yang rapuh.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa saat ini sejumlah negara di dunia sedang menghadapi infeksi virus corona gelombang ketiga.

Adapun beberapa negara yang dimaksud yakni, India, Filipina, Papua Nugini, dan sejumlah negara di Eropa, serta Amerika Serikat.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 dan gelombang ketiga, Menkes mengimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Bagaimana situasi Indonesia saat ini? Apakah berpotensi terjadi gelombang kedua? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Gelombang Baru Corona Landa Eropa dan Asia, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan epidemiolog

Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama mengatakan, munculnya gelombang baru infeksi umumnya terjadi karena adanya pelonggaran protokol kesehatan.

"Sebagian besar gelombang naiknya terjadi karena ada pelonggaran protokol terutama di tempat publik, contoh di India, Chili, dan Thailand," ujar Bayu saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (21/4/2021).

Menurutnya, tindakan pencegahan gelombang baru dapat dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, walaupun daerahnya berada di zona hijau atau kuning.

Selain itu, Bayu mengimbau kepada pemerintah dan masyarakat untuk berhati-hati dengan kebijakan pembukaan sekolah.

Sebab, jika tidak berhati-hati dan tidak melakukan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah, maka pembukaan kembali seklah dapat memicu klaster penularan seperti yang terjadi saat ini.

Baca juga: Sejumlah Negara Alami Lonjakan Kasus Corona, Menkes Minta Masyarakat Waspada

Gelombang pertama belum usai

Sementara itu, gelombang baru virus corona atau reinfeksi yang dialami orang-orang di seluruh dunia masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.

"Kalau reinfeksi artinya orang yang sudah pernah kena bisa terkena lagi, namun kasus ini jumlahnya sedikit," ujar Bayu.

Ia menambahkan, di Indonesia belum terjadi gelombang kedua infeksi virus corona.

Sebab, di Indonesia masih mengalami gelombang pertama infeksi virus corona.

Meski begitu, pemerintah dan masyarakat tidak boleh abai atau lengah dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan.

"Tapi, peningkatan kembali sangat mungkin terjadi di Indonesia, terutama ketika libur panjang," ujar Bayu.

"Karena saat libur panjang akan banyak orang-orang yang mengunjungi tempat umum, seperti mall, tempat wisata, restoran, dan lainnya," lanjut dia.

Menilik Indonesia masih melakukan vaksinasi, Bayu menegaskan bahwa mereka yang penyintas pun masih bisa terkena virus corona kembali.

Namun, jika penyintas sudah melakukan vaksinasi, maka peluang untuk kembali tertular virus corona menjadi sangat kecil.

"Peluangnya makin kecil lagi untuk reinfeksi," ujar Bayu.

Baca juga: Gejala Baru Covid-19 Saat Terjadi Gelombang Kedua di India, Apa Saja?

Soal gelombang kedua

Melansir Kompas.com, (22/6/2020), Akademisi di University of Warwick, Mike Tildesley menjelaskan bagaimana suatu gelombang telah berakhir.

Gelombang telah berakhir jika penyebaran virus corona harus dikontrol dan jumlah kasusnya harus benar-benar turun.

Sedangkan, gelombang kedua bisa dikatakan muncul saat jumlah kasus positif virus corona terus mengalami peningkatan.

Di sisi lain, lonjakan kasus tinggi di India yang menyebabkan mereka harus melawan gelombang kedua virus corona yang parah.

Disebutkan juga bahwa ada sejumlah gejala baru dari mutasi virus corona di India.

Gejala-gejala tersebut antara lain, sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri otot, demam, menggigil, mual dan muntah, pusng, tidak ada produksi air liur, dan muncul ruam pada kulit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi