Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Tes Swab Antigen pada Air Keran Menunjukkan Hasil Positif

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO
Ilustrasi hoaks.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Beredar video percobaan rapid tes antigen Covid-19 dengan sampel air keran, di media sosial Facebook. 

Hasil tes swab antigen tersebut kemudian menunjukkan reaksi positif. 

Unggahan ini menyertakan narasi bahwa tes Covid-19 yang selama ini dilakukan adalah penipuan.

Dari penelusuran yang dilakukan Kompas.com, video tersebut menampilkan informasi yang menyesatkan atau hoaks.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang beredar

Video tersebut diunggah akun Facebook Miyaki Nigina, pada 22 Maret 2021.

Dalam narasi unggahannya, disebutkan hasil tes swab antigen bereaksi positif pada air keran. Ia juga menyebut bahwa tes Covid-19 selama ini adalah penipuan.

Berikut nukilan unggahan Facebook dari Miyaki Nigina:

"Swab Uji Tes Antigen Dengan Tetes Air Keran. Dan Apa Yang Terjadi Air Keran Positif COVID 19... Bagikan Video Ini Sehingga Seluruh Dunia Akhirnya Menyadari Bahwa Tes Ini Benar-Benar Penipuan," tulisanya.

Sementara itu, dalam video yang dilampirkannya, tampak seseorang membasahi alat tes swab dengan tetesan air keran.

Video berdurasi 2 menit 51 detik tersebut menunjukkan dua garis merah di bagian T dan C pada alat tes Covid-19.

Penelursuran Kompas.com

Melansir ellinikahoaxes.gr, 29 Maret 2021, terdapat postingan serupa menggunakan alat yang sama tetapi memakai cairan dari bir.

Alat yang digunakan dalam video tersebut adalah alat rapid tes Abbott Panbio Covid-19, yaitu alat tes virus corona berbasis antigen.

Penggunaan cairan apa pun selain yang digunakan untuk tes dapat merusak strip yang mengandung antibodi. Hal ini mempengaruhi hasil tes menjadi tidak valid.

Dikutip dari Kompas.com (26/12/2020), ahli patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dr Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan hasil positif pada alat rapid test antigen bisa muncul akibat adanya kandungan pH atau derajat keasaman yang dideteksi oleh alat.

"Jadi persoalannya tentang pH. Ada batas pH yang pas untuk pemeriksaan tersebut (Rapid Test Antigen)," kata Tonang.

Tonang menjelaskan, setiap alat tes sudah memiliki batasan pH tersendiri untuk menunjukkan hasil positif atau negatif sebuah sampel yang di uji.

Apabila sampel pada alat tes yang digunakan sesuai, maka hasil yang muncul pun dapat dipertanggungjawabkan.

Namun apabila sampel yang digunakan adalah sampel yang tidak semestinya, sehingga kandungan pHnya lebih rendah atau lebih tinggi, maka hasil yang muncul pun tidak kredibel.

"Sampel yang pas, seperti swab, (jika) sudah diukur pada pH yang tepat (sesuai) tersebut, maka kit bekerja secara seharusnya. Tapi bila kita berikan sampel di luar pH tersebut, maka alat akan rusak. Akibatnya seolah-olah positif," papar dia.

Selain itu, sampel yang digunakan dalam tes cepat antigen adalah cairan yang ada di nasofaring (belakang hidung) atau orofaring (belakang mulut).

Sehingga ketika ada orang yang menguji coba sampel lain untuk diterapkan pada alat tes cepat antigen, maka alat tidak dapat bekerja sesuai fungsinya dan justru rusak dengan mengeluarkan hasil yang tidak semestinya.

Rapid test antigen hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mengetahui hasilnya.

Karena itu tes cepat antigen ini semestinya hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kompetensi.

"Ini penting, untuk menghindari terjadinya risiko yang tidak diinginkan, baik pada hasil tes maupun pada orang yang menjalani tes," jelas dia.

Menurut Tonang, dalam setiap proses pengambilan sampel ada risikonya. Sehingga pengambilan sampel swab itu seharusnya hanya oleh tenaga kompeten.

"Tidak (dilakukan) sembarang orang dan tidak (dilakukan di) sembarang tempat," jelas Tonang.

Kesimpulan

Dari penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video hasil tes swab antigen yang bereaksi positif pada air keran adalah menyesatkan atau hoaks. 

Penggunaan alat tes swab antigen harus dilakukan sesuai petunjuk untuk membuktikan hasil yang valid.

Apabila sampel yang digunakan adalah sampel yang tidak semestinya, sehingga kandungan pHnya lebih rendah atau lebih tinggi, maka hasil yang muncul pun tidak kredibel.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi