Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Nasib Saya yang Jadi Korban Diskriminasi Berat Badan

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PRIBADI
Jaya Supradi
Editor: Heru Margianto

NASKAH yang dimuat Kompas.com 20 April 2021 Saya Korban Diskriminasi Berat Badan  memperoleh banyak tanggapan.

Mayoritas setuju bahwa memang pada kenyataan senantiasa bahkan niscaya hadir diskriminasi berat badan terhadap manusia yang dianggap overweight.

Sebenarnya saya menulis naskah tragedi campur komedi tersebut dengan harapan akan banyak yang berbelas kasih maka menghibur saya. Ternyata harapan saya itu abadi bertahan sebagai harapan belaka.

Yang menghibur saya semuanya tidak gendut maka timbul kecurigaan apakah benar-benar menghibur atau mensyukuri keindahan tubuh mereka sendiri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada pula yang berupaya menghibur dengan penegasan bahwa tubuh sekedar casing maka jangan dijadikan alasan untuk merasa selaras yang pernah diungkap oleh Yuni Shara.

Sayang, Yuni Shara de facto bertubuh mungil jelita dan sama sekali tidak gendut maka contoh ungkapan Yuni Shara malah memperparah diskriminasi berat badan terhadap saya.

Lain halnya Sang Begawan aktivis propagandis sains Lukas Luwarso yang tidak jelas niatannya apakah sebenarnya mau menghibur atau menertawakan saya dengan komen sangat ilmiah sekaligus spiritual namun atau maka nyakitin.

“Turut prihatin Pak Jaya. Tuhan memberikan cobaan berat (badan) di dunia, nanti di-ringan-kan masuk surganya. Ini secara keyakinan. Secara saintifik, sebaiknya Pak Jaya pindah ke Planet Mars. Gaya gravitasi Mars cuma 30 persen dari gravitasi Bumi. Di Planet Mars berat Pak Jaya akan berkurang 70 persen. Jadi Pak Jaya bukan overweight, tapi cuma salah planet.”

Lain halnya dengan mantan Wagub Timtim, Letjen Suryo Prabowo yang menyatakan tidak masalah gendut atau overweight sebab yang penting hepi padahal beliau tahu saya tidak hepi.

Mantan KSAU Marsekal Chappiy Hakim mentang-mentang tidak overweight malah tega posting foto-foto saat beryoga demi pamer keindahan serta kelenturan tubuh dirinya sendiri.

Sementara dukungan Lieus Sungkharisma tidak bermakna bagi saya sebab beliau malah lebih overweight ketimbang saya.

Yang paling saya tunggu-tunggu adalah reaksi perusahaan asuransi yang siapa tahu tergerak nurani kemanusiaan sehingga berbelas kasih memberikan discount demi mengurangsi beban tambahan premi asuransi kesehatan berlipat-ganda khusus bagi saya yang overweight ini.

Ternyata nihil alias tidak ada yang berbelas kasihan. Tampaknya sudah menjadi suratan takdir bahwa secara kodrati apa mau dikata memang saya bernasib gendut maka overweight maka didiskriminir.

Maka seharusnya saya ikhlas menerima takdir secara legowo saja. Sambil justru mensyukuri bahwa Yang Maha Kuasa menganugrahkan berkah karunia izin perkenan sehingga saya masih hidup sampai saat saya menulis naskah yang sedang Anda baca ini.

Jika pada saat Anda membaca naskah ini ternyata saya sudah meninggalkan dunia fana berarti Yang Maha Kuasa sudah tidak mengizinkan saya untuk hidup lebih lanjut. Amin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi