Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Usulan Kemenkes agar WN India Dilarang Masuk Tepat, Harus Segera

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/MAHESH KUMAR A
Petugas medis mengambil sampel dari swab mulut seorang pria muda yang tes Covid-19, sementara orang-orang lainnya mengantre giliran tes di sebuah rumah sakit Hyderabad, India, pada Senin (19/4/2021).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menilai, usulan Kemenkes agar ada larangan sementara masuk Indonesia bagi warga negara India sudah tepat.

Usulan ini disampaikan Kemenkes merespons adanya informasi banyaknya warga India yang datang ke Indonesia.

Di India, tengah terjadi lonjakan kasus Covid-19 dan ditemukan varian baru virus corona.

Baca juga: 6 Negara Batasi Perjalanan dengan India karena Covid-19, Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelarangan sementara dianggap sebagai upaya antisipasi penyebaran virus dari warga India yang datang ke Indonesia.

"Usulan ini sangat tepat dan harus segera dilakukan," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (23/4/2021).

Selain Kemenkes, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Doni Monardo yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 juga mendapat informasi adanya eksodus warga India ke Tanah Air.

Cek detil para pendatang

Dicky mengatakan, terhadap para pendatang, perlu dicek pula negara mana saja yang mereka singgahi sebelum ke Indonesia.

Menurut dia, bisa jadi Indonesia bukan negara pertama yang menjadi tujuan.

Penerbangan yang mereka gunakan juga harus dideteksi. Tidak hanya yang menjadi warga negara India yang jadi penumpang, tetapi juga kru, diplomat, semua harus di-screening tanpa kecuali. 

Dicky menyebutkan, fenomena masuknya warga negara India ke Indonesia kemungkinan karena mereka menganggap Indonesia relatif "aman".

"Ini membuktikan bahwa kita harus terus memantau situasi dalam negeri untuk merespons cepat. Indonesia termasuk negara yang tidak menutup semua akses, tentu ini menjadi rawan sekali," kata Dicky.

Baca juga: Saat Kasus Covid-19 Melonjak di India, Itu adalah Hari yang Menyayat Hati bagi Saya...

Dicky mengusulkan agar dilakukan surveillance retrospektif. Pemerintah perlu mengecek warga negara India yang masuk ke Indonesia dalam satu hingga dua bulan terakhir.

Pada masa karantina, juga perlu dicek apakah ada yang menjadi positif Covid-19. Lalu, bagi mereka yang positif Covid-19 dideteksi genome sequencing-nya.

"Positifnya dengan strain yang mana. Karena varian dari India ini sangat berpotensi serius," ujar Dicky.

Seharusnya tak hanya India

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo juga menyatakan pendapat yang sama.

Ia sepakat selama pandemi Covid-19 belum terkendali, warga negara asing seharusnya tidak boleh masuk ke Indonesia.

"Tidak hanya WN India, semua WN asing seharusnya sementara tidak boleh masuk dulu ke Indonesia kecuali yang mempunyai privilege tertentu seperti para diplomat," kata Windhu pada Kompas.com, Jumat (23/4/2021).

Windhu mengatakan, diplomat juga seharusnya dikarantina 10-14 hari sesuai masa inkubasi Covid-19 ketika masuk Indonesia, tidak peduli status Covid-19 positif/negatif.

Adapun, bagi warga negara asing yang sudah telanjur masuk, jika masih memungkinkan, agar menjalani karantina, testing, dan tracing jika ada yang positif. Dia juga berharap ada pengawasan secara ketat.

Bagi mereka yang ditemukan positif Covid-19, harus dilanjutkan dengan genomic sequencing untuk melihat varian dan kemungkinan mutasi dari virus yang dibawa.

Baca juga: Mengapa India Gagal Cegah Gelombang Kedua Covid-19 yang Mematikan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi