Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Varian Mutasi Ganda yang Memicu Lonjakan Covid-19 di India

Baca di App
Lihat Foto
Adnan Abidi
Seorang warga India menangisi kepergian anggota keluarganya akibat terinfeksi Covid-19.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - India tengah dihantam gelombang kedua infeksi virus corona yang menyebabkan runtuhnya layanan kesehatan.

Kasus baru infeksi yang dilaporkan dalam beberapa waktu terakhir, mencapai ratusan ribu setiap harinya.

Varian baru mutasi ganda diperkirakan menjadi pemicu terjadinya gelombang baru kasus di negara ini.

Berikut hal yang perlu diketahui mengenai mutasi ganda yang sebabkan lonjakan kasus di India:

Baca juga: Satgas Sebut Varian Virus Corona B.1.617 atau Mutasi Ganda India Belum Ditemukan di RI

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal kemunculan

Melansir The Asean Post, varian baru yang disebut B.1.617, awalnya terdeteksi di India dengan dua mutasi, yaitu E484Q dan L452R.

Penemuan pertama kalinya dilaporkan akhir tahun lalu oleh seorang ilmuwan di India dan rincian lebih lanjut disajikan di hadapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Virus bermutasi sepanjang waktu, sebagai bagian dari evolusi biologi.

Beberapa mutasi melemahkan virus, sedangkan lainnya mungkin membuat virus lebih kuat dan berkembang lebih cepat yang menginfeksi lebih banyak orang.

Keberadaan mutan ganda diakui oleh Kementerian Kesehatan India pada akhir Maret lalu.

Menurut pernyataan pemerintah India pada 16 April 2021, mutasi ganda telah ditemukan di beberapa negara seperti Australia, Belgia, Jerman, Irlandia, Namibia, Selandia Baru, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat.

Baca juga: 6 Negara Batasi Perjalanan dengan India karena Covid-19, Mana Saja?

Diduga penyebab lonjakan Covid-19

Pengurutan genom menunjukkan varian sebagai kemungkinan penyebab lonjakan infeksi, meskipun belum dikonfirmasi oleh pemerintah India.

Melansir BBC, pengurutan genom merupakan proses pengujian untuk memetakan seluruh kode genetik suatu organisme, dalam hal ini virus.

Prevalensi rata-rata varian melonjak hingga setinggi 52 persen sampel yang diurutkan pada April.

Varian B.1.617 terdapat dalam sampel dari sekitar 10 negara bagian India dengan presentase yang bervariasi.

Infeksi dari varian virus ini diperkirakan akan meningkat karena mempunyai dua mutasi kritis yang membuatnya lebih mungkin untuk menular dan mengurangi tingkat antibodi, meski tak sepenuhnya menghilangkan pengikatan antibodi oleh infeksi dan vaksinasi.

Lonjakan juga kemungkinan dipengaruhi ketidakpatuhan terhadap jarak fisik, pemakaian topeng, dan tindakan kesehatan lain.

Baca juga: Sejumlah Negara Dihantam Gelombang Baru Covid-19, Ini Peringatan Epidemiolog

Tingkat penularan

Peneliti masih menyelidiki lebih lanjut mengenai varian mutan ganda.

Namun, sebuah penelitian di AS menunjukkan bahwa mutasi L452R meningkatkan transmisi virus sekitar 20 persen dan mengurangi antibodi lebih dari 50 persen.

Mutasi ganda di area utama protein lonjakan virus dapat meningkatkan risiko penularan dan infeksi yang serius, serta memungkinan virus keluar dari sistem kekebalan.

Melansir BBC, gelombang kedua infeksi Covid-19 yang mencengkeram India membuat sejumlah rumah sakit di Ibu Kota Delhi kehabisan oksigen.

Tak hanya itu, tiga negara bagian, Gujarat, Uttar Pradesh, dan Haryana juga menghadapi kurangnya pasokan oksigen.

Sementara itu, negara bagian lain seperti Maharashtra mulai mengalami penipisan ketersediaan oksigen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi