Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Tsunami Covid-19 di India: dari Mutasi Virus hingga Pelonggaran Prokes

Baca di App
Lihat Foto
AP
Beberapa tumpukan kayu pemakaman pasien yang meninggal karena penyakit COVID-19 terlihat terbakar di tanah yang telah diubah menjadi krematorium kremasi massal korban virus corona, di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - India memecahkan rekor sebagai negara yang mencatatkan kasus Covid-19 terbanyak dalam satu hari di dunia.

Pada Kamis (22/4/2021), India saat melaporkan kasus harian Covid-19 sebanyak 314.835 kasus.

Ini membuat negara berpenduduk hampir 1,4 miliar orang itu, jadi negara dengan kasus tertinggi kedua setelah Amerika Serikat (AS).

Lantas, apa peyebab situasi Covid-19 di India jadi begitu buruk?

 Baca juga: Strain Baru Mutasi Corona Triple B.1.618 Ditemukan di India, Diduga Lebih Menular

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan sejak Februari

Melansir The Independent, Jumat (23/4/2021), pihak berwenang di India merasa yakin bahwa negaranya telah melalui gelombang terburuk, sejak angka kasus mulai surut pada September 2020.

Tingkat infeksi menurun selama 30 minggu berturut-turut. Kondisi ini tidak dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur perawatan kesehatannya dan meluncurkan program vaksinasi yang agresif.

Angka penularan pun kembali meningkat pada pertengahan Februari 2021.

Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, K Srinath Reddy mengatakan, meskipun ada peringatan dan saran bahwa tindakan pencegahan diperlukan, pihak berwenang tidak siap menghadapi besarnya lonjakan tersebut.

Baca juga: 6 Fakta Eksodus WNA India, Masuk Melalui Bandara Soekarno-Hatta, 12 Orang Positif Covid-19

Pelonggaran

Pemerintah India memutuskan untuk melakukan pelonggaran dengan tidak membatalkan festival atau acara keagamaan sebelum gelombang penularan terjadi.

Para ahli mengatakan bahwa ini bisa memperburuk lonjakan kasus.

"Pihak berwenang di seluruh India, tanpa kecuali, menempatkan prioritas kesehatan masyarakat di belakang pembakar," kata Reddy, mengutip The Independent, Jumat (23/4/2021).

Akibatnya, rata-rata perputaran tujuh hari kasus baru setiap hari yang dikonfirmasi di India telah meningkat selama dua minggu terakhir.

Pada 6 April 2021 muncul 6,75 kasus baru per 100.000 orang, kemudian menjadi menjadi 18,04 kasus baru per 100.000 orang pada 20 April.

Berdasarkan data dari Worldometers per Sabtu (24/4/2021) pukul 18.30, India tercatat memiliki total kasus sebanyak 16.610.481 kasus.

Baca juga: Tingginya Kasus Kematian Covid-19 India hingga Jenazah Dikremasi Massal

Mutasi ganda

Mengutip CBC, Jumat (23/4/2021), lonjakan kasus di India dikaitkan dengan varian baru virus corona yang menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali terdeteksi di India musim gugur lalu

Varian ini diberi nama B.1.617 atau disebut juga "mutan ganda".

Sejauh ini data masih terbatas, apakah mutasi ini lebih menular atau mematikan. Sehingga, para ahli masih memperdebatkan, apakah varian baru virus corona "mutan ganda" adalah faktor pendorong utama terjadinya lonjakan kasus di India

Dr Cora Constantinescu dari Rumah Sakit Anak Alberta di Calgary mengatakan B.1.617 tersebut tampaknya lebih dapat ditularkan setidaknya sekitar 20 persen.

Pada Maret, Kementerian Kesehatan India melaporkan bahwa B.1.6.1.7 ditemukan 15-20 persen pada sampel yang diurutkan dari negara bagian Maharashtra yang terpukul keras oleh Covid-19, yang menyumbang lebih dari 60 persen dari semua kasus aktif di India.

Baca juga: Mengenal Varian Mutasi Ganda yang Memicu Lonjakan Covid-19 di India

Sistem kesehatan

Masih dari The Independent, ketika virus mulai menyerang tahun lalu, aturan lockdown diberlakukan ketat di India selama berbulan-bulan untuk mencegah rumah sakit kewalahan.

India pun mengubah sistem manufaktur oksigen industri menjadi jaringan kelas medis.

Pada Oktober 2021, pemerintah mulai membangun pabrik baru untuk menghasilkan oksigen medis.

Akan tetapi, sekitar 6 bulan kemudian, masih belum jelas apakah pabrik telah beroperasi.

Kementerian Kesehatan India mengatakan bahwa mereka sedang "meninjau ulang untuk penyelesaian awal".

Tangki oksigen dikirim ke seluruh negeri untuk memenuhi permintaan, tetapi beberapa pemerintah negara bagian menuduh banyak yang telah dicegat oleh negara bagian lain dalam perjalanan untuk digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Ini membuat banyak fasilitas kembali memasok oksigen ke industri dan sekarang beberapa negara bagian India menghadapi kekurangan sehingga Kementerian Kesehatan mendesak rumah sakit untuk menerapkan penjatahan.

Baca juga: Epidemiolog: Usulan Kemenkes agar WN India Dilarang Masuk Tepat, Harus Segera

Vaksinasi

Kabar baiknya, India adalah produsen utama vaksin Covid-19.

Akan tetapi, bahkan setelah menghentikan ekspor besar vaksin, pada Maret 2021 untuk mengalihkannya ke penggunaan domestik, masih ada pertanyaan apakah produsen dapat memproduksi cukup cepat.

Vaksinasi jadi salah satu cara untuk memperlambat penyebaran, tetapi Reddy mengatakan ini sangat tergantung pada kecepatan dan ketersediaan suntikan.

Beberapa negara bagian mengatakan mereka kekurangan vaksin, meskipun pemerintah federal menyangkalnya.

India mengatakan pekan lalu akan mengizinkan penggunaan semua suntikan Covid-19 yang telah mendapat lampu hijau dari WHO atau regulator di Amerika Serikat, Eropa, Inggris atau Jepang.

India akan segera memperluas program vaksinasi bagi 900 juta orang mulai dari usia 45 tahun dan ke semua orang dewasa.

Sementara itu, Reddy menyarakan agar beberapa negara bagian harus menerapkan lockdown.

"Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk menjaga langkah-langkah kesehatan masyarakat seperti memakai masker, menjaga jarak secara fisik, dan menghindari keramaian," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi