Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah India Minta Twitter Hapus Twit yang Kritik Penanganan Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/REUTERS/DANISH SIDDIQUI
Anggota keluarga berduka setelah Shayam Narayan dinyatakan meninggal dunia di luar bangsal penyakit virus korona (COVID-19) di rumah sakit Guru Teg Bahadur, di tengah penyebaran penyakit tersebut di New Delhi, India, Jumat (23/4/2021).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemerintah India meminta platform media sosial Twitter untuk menghapus lusinan twit yang mengritik penanganan Covid-19 di India.

Beberapa twit di antaranya ditulis oleh anggota parlemen lokal.

India kini berada dalam cengkraman gelombang kedua Covid-19 dengan mencatatkan rekor dunia kasus harian selama tiga hari berturut-turut.

Baca juga: Catatkan Rekor Dunia Kasus Harian Covid-19 Tertinggi, Rumah Sakit di India Kirim SOS

Melansir Reuters, Minggu (25/4/2021), juru bicara Twitter mengatakan, pihaknya telah menahan beberapa twit setelah permintaan pemerintah India.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Twitter, pemerintah membuat perintah darurat untuk melakukan sensor twit.

Dalam permintaan hukum tertanggal 23 April 2021, ada 21 twit yang disebutkan, di antaranya adalah dari seorang anggota parlemen bernama Revnath Reddy, mantan menteri di negara bagian Benggala Barat bernama Moloy Ghatak, dan pembuat film Avinash Das.

Pemerintah menggunakan Undang-Undang Teknologi Informasi Tahun 2000 dalam permintaannya.

"Saat kami menerima permintaan hukum yang sah, kami meninjaunya berdasarkan Peraturan Twitter dan hukum setempat," kata juru bicara Twitter.

"Jika konten melanggar aturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan. Jika ditetapkan sebagai ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar Aturan Twitter, kami dapat menahan akses ke konten tersebut hanya di India," lanjut jubir Twitter tersebut.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Video Diklaim Korban Covid-19 di India Bergelimpangan di Jalanan

Ia juga mengonfirmasi bahwa Twitter telah memberitahu pemegang akun secara langsung tentang penahanan konten mereka.

Rumah sakit kewalahan

Diketahui, rumah sakit di Delhi telah memperingatkan bahwa mereka berada di titik puncak. Di Holy Family Hospital, unit perawatan intensif penuh dan tidak ada ruang yang tersedia.

"Hampir setiap rumah sakit terancam. Jika oksigen habis, tidak ada kelonggaran bagi banyak pasien," kata Dr Sumit Ray.

"Dalam beberapa menit, mereka akan mati. Anda dapat melihat pasien-pasien ini menggunakan ventilator, mereka membutuhkan oksigen aliran tinggi. Jika oksigen berhenti, kebanyakan dari mereka akan mati," sambungnya.

Rumah sakit lain telah mengeluarkan pesan SOS untuk oksigen yang berkurang hingga 30 menit.

Baca juga: Epidemiolog: Usulan Kemenkes agar WN India Dilarang Masuk Tepat, Harus Segera

Rumah Sakit Moolchand yang memiliki 135 pasien Covid-19 menyebutkan, semua rumah sakit di daerah itu berada dalam situasi yang sama.

"Kami telah mempekerjakan semua staf malam kami untuk memastikan kami menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa," kata direktur medis Moolchand Madhu Handa.

Menurut dia, rumah sakit telah berhenti menerima pasien sampai situasinya teratasi.

Pada Jumat, Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal memohon pasokan oksigen di TV langsung.

"Semua pabrik oksigen negara harus segera diambil alih oleh pemerintah melalui tentara," ujar dia.

"Oksigen, oksigen, dapatkah Anda memberikan saya oksigen? Saya bangun pagi ini karena menerima panggilan telepon yang menyedihkan dari seorang guru sekolah, yang suaminya sedang berjuang di rumah sakit," kata Handa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi