Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Tren Memelihara Ayam di Silicon Valley...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi ayam
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Bagi orang-orang yang tinggal di pedesaan Indonesia, memelihara ayam di pekarangan rumah adalah hal biasa dan lumrah dijumpai.

Akan tetapi, bagaimana jadinya jika pemandangan itu ada di salah satu daerah paling modern dan berisi penduduk berpendapatan tertinggi di dunia?

Ya, memelihara ayam di pekarangan rumah rupanya tengah menjadi tren tersendiri di kalangan penduduk Silicon Valley, California, Amerika Serikat.

Warga yang tinggal di daerah tempat perusahaan-perusahaan teknologi besar dunia bermarkas itu bahkan rela merogoh kocek hingga 300 dollar AS atau sekitar Rp 4,3 juta untuk membeli seekor ayam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut punya usut, ternyata kegiatan memelihara ayam kampung itu dianggap sebagai cara yang lebih ramah lingkungan untuk mendapatkan telur, ketimbang bergantung pada telur yang diproduksi oleh industri peternakan ayam.

Baca juga: Mengenal Silicon Valley: Lembah Teknologi Acuan Bukit Algoritma Sukabumi

Lantas, seperti apa kisahnya?

Melansir tayangan video Business Insider, Sabtu (24/4/2021) Leslie Citroen, seorang pedagang ayam di Silicon Valley mengatakan, para pembeli ayamnya lebih menyukai warna telur yang dihasilkan oleh ayam tersebut.

"Orang-orang tidak lagi puas dengan telur berwarna putih atau cokelat, jadi mereka mencari warna-warna yang lebih tidak lazim. Telur dari ayam jenis Easter sangat, sangat populer, karena berwarna hijau atau biru," kata Citroen.

"Itu membuat orang bisa dengan bangga mengatakan 'Hei telur-telur ini tidak kubeli dari Whole Foods (supermarket). Aku menghasilkannya dari pekaranganku,'" kata Citroen melanjutkan.

Ayam petelur di Amerika Serikat, umumnya dihargai 2-5 dollar AS per ekor, atau sekitar Rp 29-72 ribu.

Baca juga: Bocah 12 Tahun Dikurung di Bekas Kandang Ayam, Ini Saran Dokter Spesialis Jiwa

Namun, ayam-ayam kampung yang dibeli oleh warga Silicon Valley bisa berharga lebih mahal berkali-kali lipat.

Salah satu alasannya adalah karena ayam-ayam itu memiliki penampilan yang dianggap unik.

Ayam jenis Silkies populer karena bulunya yang lembut dan berwarna putih.

Sedangkan ayam jenis Bantam disukai karena ukurannya yang mini.

Baca juga: Viral, Video Pria Ancam Polisi yang Akan Bubarkan Judi Sabung Ayam di Toraja Utara

Penolakan terhadap industri peternakan

Lebih lanjut, Citroen menuturkan, para pembeli juga rela merogoh kocek lebih dalam karena yakin bahwa ayam-ayam yang dia jual dipelihara dengan baik.

"Sekitar 60 persen dari konsumenku adalah orang-orang yang bekerja dan tinggal di jantung Silicon Valley. Orang-orang itu sangat berpendidikan dan menyadari betapa buruknya industri peternakan memperlakukan ayam," kata Citroen.

Di Mill Valley Chickens, peternakan milik Citroen, ayam-ayam dibiarkan berkeliaran bebas, dan memakan apa saja yang mereka mau, mulai dari rumput hingga serangga.

Citroen mengatakan, ayam-ayam itu tidak diberi pakan konsentrat, seperti yang biasa dilakukan di industri peternakan.

Dia menambahkan, kebanyakan orang mencari ayam betina karena mereka ingin memelihara ayam yang juga bisa menghasilkan telur untuk dikonsumsi.

Baca juga: Video Viral Menghilangkan Bagian Kuning Telur, Mungkinkah Dilakukan?

Memelihara ayam bantu redakan stress

Diketahui, tren memelihara ayam di kalangan warga Silicon Valley sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu.

Melansir The Washington Post, 2 Maret 2018, sebagian warga Silicon Valley mengaku bahwa memelihara ayam bisa membantu meredakan strees dari pekerjaan mereka di industri teknologi.

Hal itu diungkapkan oleh Johand Land, seorang product manager di Waymo (sebelumnya dikenal sebagai proyek mobil tanpa pengemudi milik Google).

Land mengatakan, pekerjaan yang dia lakoni menuntutnya untuk selalu fokus menghadapi layar komputer, dan senantiasa menghasilkan inovasi.

Baca juga: Ramai soal Tesla, Siapkah Indonesia dengan Mobil Listrik?

Dia mengungkapkan, rahasia suksesnya dalam pekerjaan adalah menyediakan waktu untuk bersantai bersama istri dan anak-anaknya, sambil meneguk segelas wine seraya mengamati 13 ekor ayam dan 3 domba miliknya berkeliaran di pekarangan.

"Mengamati binatang-binatang itu adalah hal yang menakjubkan. Daripada memandangi layar komputer, aku justru melihat siklus kehidupan. Hal itu sangat berbeda dengan pekerjaan abstrak yang kulakoni," kata Land.

Di Silicon Valley, memelihara ayam di pekarangan rumah dianggap sebagai hal yang trendy, dan bahkan setara dengan mengendarai Tesla (mobil listrik).

Baca juga: Mengenal Elon Musk, Pria di Balik SpaceX...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi