Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Kebebasan Pers 2021, Ini Negara dengan Predikat Terbaik dan Terburuk

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCKPHOTOS
Ilustrasi kebebasan pers.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Reporters Without Borders (RSF) beberapa waktu lalu telah merilis indeks kebebasan pers dunia 2021.

Indeks tahunan ini meninjau situasi kebebasan pers di 180 negara dan kawasan.

Tahun ini, RSF menyatakan datanya menunjukkan bahwa jurnalisme benar-benar diblokir dan dibatasi di hampir tiga perempat negara yang dievaluasi.

Hal ini membuat semakin sulit bagi warga untuk mengakses informasi yang tepat pada saat darurat kesehatan global.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jurnalisme adalah vaksin terbaik melawan disinformasi. Sayangnya, produksi dan distribusinya terlalu sering terhalang oleh faktor politik, ekonomi, teknologi bahkan terkadang budaya," kata Sekjen RSF Christophe Deloire, dikutip dari laman resminya.

Baca juga: Seorang Jurnalis Diteror Orang Tak Dikenal, AJI Jayapura: Ini Mengancam Kebebasan Pers

Secara global, tingkat kebebasan pers di seluruh dunia turun 0,3 persen dari tahun lalu. Namun, angka itu telah memburuk 12 persen sejak indikator ini dibuat pada 2013.

Timur Tengah dan Afrika Utara terus menjadi kawasan terburuk di dunia untuk kebebasan pers, setelah mereka menggunakan pandemi Covid-19 sebagai alasan pengekangan berbagai informasi.

Negara yang peringkatnya jatuh paling jauh pada 2021 adalah Malaysia. Kebijakan "anti-berita palsu" baru-baru ini memungkinkan pemerintah untuk memaksakan kebenaran versinya sendiri.

Terburuk

Di Iran, yang menempati peringkat 174, pihak berwenang memperketat kontrol mereka atas liputan berita dan meningkatkan persidangan jurnalis untuk melemahkan kemampuan media dalam meneliti jumlah kematian Covid-19 di negara itu.

Sementara, Mesir (peringkat 166), pemerintahan Presiden Abdel Fattah Al-Sisi melarang publikasi statistik pandemi apa pun yang tidak berasal dari Kementerian Kesehatan.

Di China, yang berada di posisi 177, pemerintah juga terus menerapkan sensor, pengasan, dan propaganda internet ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Kebebasan Pers di Indonesia

Tepat di bawah China, ada tiga negara totaliter yang menghuni tiga posisi terbawah, yaitu Turkmenistan (178), Korea Utara (179), dan Eritrea (180).

Tiga negara tersebut mempertahankan kendali mutlak atas semua berita dan informasi.

Kondisi itu memungkinkan bagi Turkmenistan dan Korea Utara mengklaim bahwa mereka tidak memiliki kasus Covid-19 hingga saat ini, sementara Eritrea tetap diam tentang nasib 11 jurnalis yang ditangkap 20 tahun lalu.

Terbaik

Norwegia menempati peringkat pertama dalam indeks kebebasan pers untuk kelima kalinya secara berturut-turut.

Kendati demikian, banyak media di Norwegia mengeluhkan kurangnya akses ke informasi yang dimiliki negara tentang pandemi.

Finlandia mempertahankan posisinya di tempat kedua, sementara Swedia naik satu tingkat ke peringkat ketiga, disusul Denmark di tempat keempat.

Indeks 2021 menunjukkan keberhasilan pendekatan-pendekatan negara Nordik dalam menegakkan kebebasan pers.

Baca juga: Jurnalis Kerap Jadi Korban Kekerasan, Komnas HAM Ingatkan soal Kebebasan Pers

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi