Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Atta Halilintar, Epidemiolog Ingatkan Risiko Reinfeksi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @attahalilintar
Atta Halilintar positif Covid-19
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

 KOMPAS.com – Yotuber Atta Halilintar dinyatakan positif Covid-19 kedua kalinya.

Ia mengungkapkan positif Covid-19 dan mengunggah fotonya saat dites di akun Instagram, @attahalilintar.

"YA ALLAH ???? :( Shock!! aku Positif C0V1D-19 lagi untuk kedua kalinya.. setelah swab test untuk besok Kerja terbang ke solo.. ternyata hasilnya positif," tulis @attahalilintar.

Belajar dari Atta Halilintar, apakah reinfeksi Covid-19 bisa muncul?

Baca juga: Penyebab Tsunami Covid-19 di India: dari Mutasi Virus hingga Pelonggaran Prokes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan epidemiolog

Menanggapi hal itu, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyampaikan, kasus reinfeksi bukanlah hal yang aneh dan memang bisa terjadi.

Selain itu menurutnya reinfeksi pada umumnya bergejala sedang, meski demikian ia menuturkan reinfeksi bisa pula menimbulkan kematian.

“Pertama harus dipahami reinfeksi secara definisi adalah terjadinya infeksi kedua setelah penderita ini pernah terinfeksi covid dibuktikan dengan hasil laboratorium,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Minggu (25/4/2021).

Ia mengatakan penetapan diagnosa reinfeksi sebetulnya tidaklah mudah, apalagi tak semua orang tahu dirinya pernah terinfeksi atau tidak.

Selain itu, kasus reinfeksi menurutnya sebetulnya juga seharusnya dilakukan adanya genom sequencing.

Hal ini diperlukan karena masih banyak perkara reinfeksi yang belum diketahui.

“Nah kalau bicara reinfeksi penyebabnya adalah ditentukan antara lain karna viral load yang tinggi karena ia ke tempat ramai, mudik dan sebagainya, jadi paparan tinggi akhirnya terinfeksi lagi,” ujar dia.

Selain itu adanya varian baru juga bisa saja menurunkan efikasi antibodi yang sebelumnya telah terbentuk pada infeksi yang pertama.

Selain itu, faktor ketiga penyebab terjadinya reinfeksi adalah adanya gangguan sistem imunitas tubuh seperti pada penderita kanker atau mereka yang tengah menerima imunosupresi.

“Sehingga artinya walau kita sudah pernah terinfeksi bukan perarti aman, tidak,” ujar dia.

Baca juga: Pemerintah India Minta Twitter Hapus Twit yang Kritik Penanganan Covid-19

Potensi reinfeksi

Dicky mengatakan, potensi reinfeksi untuk penyintas kurang lebih 10 persen pada sampel usia 18 hingga 20 tahun dengan stamina bagus.

Namun, secara kondisi umum, prediksi peluang terinfeksi lagi bisa lebih besar dipengaruhi oleh program 3 T maupun 5 M di wilayah setempat.

“Bisa lebih tinggi dari 10 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya mengingatkan anak muda yang pernah menjadi penyintas tetap bisa terinfeksi.

Sehingga ia mengimbau bahwa sebetulnya vaksin penting untuk semua golongan termasuk yang sudah pernah terinfeksi atau penyintas salah satunya untuk mencegah terjadinya reinfeksi.

Ia mengatakan, ke depan potensi Covid-19 menjadi endemik sangat besar.

Jika diprediksi kemungkinan seseorang dua atau tiga tahun sekali bisa terinfeksi Covid-19 dengan varian baru.

“Karena itu vaksinasi penting dan harus dimodifikasi. Karna secara umum potensi masyarakat umum terinfeksi semakin meningkat dengan adanya banyak varian yang bisa ada mutasi di dalamnya yang bisa menurunkan efikasi,” jelas dia.

Ia juga mengingatkan Covid-19 memiliki banyak dampak pada organ baik untuk mereka yang bergejala ataupun tidak.

Sehingga, siapapun yang pernah terinfeksi pihaknya mengingatkan untuk memperhatikan dampak kesehatan jangka panjang terkait adanya potensi penurunan kualitas kesehatan.

Baca juga: Catatkan Rekor Dunia Kasus Harian Covid-19 Tertinggi, Rumah Sakit di India Kirim SOS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi