Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Kedua Virus Corona di India, Infeksi Tertinggi, dan Membeludaknya Layanan Kremasi...

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/REUTERS/DANISH SIDDIQUI
Kremasi masal korban tewas akibat terinfeksi virus corona (COVID-19), terlihat di sebuah lapangan krematorium di New Delhi, India, Kamis (22/4/2021). Gambar diambil menggunakan drone.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - India tengah dalam kondisi sulit akibat dihantam gelombang kedua virus corona.

Sistem kesehatan di sana disebutkan telah kolaps akibat terlampau banyak pasien yang harus ditangani.

Selain fasilitas kesehatan yang telah dibanjiri dengan pasien Covid-19, ketersediaan oksigen dan obat-obatan juga menipis.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahkan tempat-tempat kremasi juga kewalahan menangani antrean jenazah yang menunggu dibakar.

Tempat kremasi tak lagi memadai untuk melayani banyaknya jenazah pasien Covid-19 hingga lokasi kremasi darurat dibuat di area-area terbuka.

Sementara itu, salah satu krematorium di kota Delhi terpaksa mendirikan tempat pembakaran baru di area taman yang ada di lokasi krematorium.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Mengutip India Today (26/4/2021), 20 tungku atau tempat kremasi tambahan tengah dibangun di area itu dan 50 yang lain sedang disiapkan untuk didirikan di tempat lain.

Ini terpaksa dilakukan akibat jumlah jenazah yang datang saat ini melonjak hingga dua kali lipat dari sebelumnya, sehingga fasilitas kremasi yang sudah ada tak lagi mencukupi untuk menangani permintaan pembakaran jenazah yang tak hentinya berdatangan.

Masalah selanjutnya adalah terkait dengan ketersediaan kayu bakar sebagai salah satu bahan utama yang dibutuhkan untuk prosesi kremasi jenazah.

"Kami sebenarnya memiliki persediaan kayu untuk 2 bulan ke depan, tetapi semuanya habis dalam 10 hari terakhir. Kami sekarang menunggu lebih banyak pasokan kayu," kata salah satu pengurus di lokasi krematorium di kota itu.

Baca juga: Jejak Mutasi Virus Corona B.1.1.7 di Tiga Daerah di Indonesia

Tingkat kecepatan infeksi tertinggi di dunia

Keterbatasan stok kayu bakar ini juga memaksa keluarga jenazah untuk menunggu ada kayu yang tersedia agar kremasi dapat dilakukan.

India kini memang tercatat sebagai negara dengan tingkat kecepatan infeksi Covid-19 tertinggi di dunia.

Dalam sehari, kasus konfirmasi positif melebihi angka 300.000 kasus.

Hal ini sudah terjadi setidaknya dalam 5 hari terakhir.

Baca juga: Melihat Penanganan Covid-19 di India...

Sementara itu, tingkat kematian juga tidak kalah tinggi.

Dalam sehari, jumlah kematian akibat Covid-19 di negara itu mencapai lebih dari 2.000 kasus.

Mengacu data Worldometer (26/4/2021), pada Senin (25/4/2021) angka kematian bahkan menyentuh 2.806 kasus dalam 24 jam.

Mengingat mayoritas masyarakat India menganut agama Hindu, maka prosesi penanganan jenazah adalah dengan cara dikremasi.

Baca juga: 7 Gejala Terinfeksi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Inilah yang membuat fasilitas-fasilitas kremasi di sana kewalahan, baik dari segi tempat, tenaga, maupun media pembakaran, yakni kayu.

Di ibu kota Delhi sebagai kota dengan tingkat penularan tertinggi, kebijakan lockdown diperpanjang.

Kuncian wilayah ini semula hanya diberlakukan sejak 19 -26 April, namun kini diperpanjang hingga 3 Mei 2021.

Ini akibat tingkat positifitas yang masih tinggi, yakni di angka 36 persen.

Baca juga: Besaran Insentif Tenaga Kesehatan selama Pandemi Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo infografik: Syarat Lansia Bisa Mendapatkan Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi