Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Fenomena Pink Moon, Benarkah Bulan Berwarna Pink?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/JAWAHIR GUSTAV RIZAL
Penampakan Pink Moon di langit Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (28/4/2021) pukul 02.57 WIB.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Semalam, pemandangan menakjubkan bulan purnama yang tampak lebih besar dan lebih cerah dari biasanya dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia.

Dari pantauan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), fenomena yang disebut sebagai Supermoon itu dapat diamati pada Selasa (27/4/2021) mulai pukul 22.29 WIB.

Lapan menyampaikan, penyebutan Bulan Super atau Supermoon lantaran jaraknya yang cukup berdekatan dengan titik perige.

Perige adalah istilah untuk menyebutkan kondisi bulan ketika berada pada titik terdekat terhadap bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Fenomena Strawberry Moon yang Akan Muncul pada 6 Juni

Fenomena bulan tersebut juga mendapat julukan Pink Moon atau Bulan Merah Jambu. Apa alasannya?

Dinamai oleh suku Indian

Melansir NASA, bulan purnama yang muncul semalam memiliki julukan Pink Moon.

Julukan tersebut diberikan oleh suku Indian, penghuni asli kawasan Amerika Utara, yang menamai bulan purnama di bulan April sebagai Pink Moon.

Nama tersebut diberikan karena kemunculan bulan purnama itu bertepatan dengan waktu tumbuhnya tanaman moss pink atau dikenal juga mountain phlox, yang merupakan tanaman dari Amerika Utara bagian timur.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

Bisa menjadi lebih kemerahan

Bulan purnama ini juga memiliki nama lain yang diberikan suku pesisir Amerika Utara, di antaranya adalah Bulan Ikan karena waktu kemunculan bulan tersebut adalah saat bagi ikan berenang ke hulu untuk bertelur.

Sementara itu, istilah Supermoon diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada 1979.

Istilah tersebut mengacu pada Bulan baru atau purnama, yang terjadi ketika Bulan berada dalam jarak 90 persen dari perige, titik terdekatnya terhadap Bumi.

Baca juga: NASA Terbangkan Helikopter di Mars untuk Pertama Kalinya Besok

Benarkah berwarna merah jambu?

Melansir The Guardian, Selasa (27/4/2021), astrofisikawan dari University of Southern Queensland, Australia, Prof Jonti Horner mengatakan, Pink Moon tidak benar-benar berwarna merah jambu seperti julukannya.

Akan tetapi, jika bulan diamati dari suatu tempat di mana ada polusi di udara, maka warna bulan bisa menjadi lebih kemerahan.

Horner mengatakan, Supermoon sebenarnya hanya sekitar 15 lebih besar dan lebih terang dari bulan purnama biasa.

Baca juga: Gempa Malang dan Jawaban Mengapa Indonesia Sering Dilanda Gempa Bumi

Ilusi bulan

Artinya, perbedaaanya tidak cukup terlihat oleh mata kebanyakan manusia.

Horner mengatakan, Bulan memang selalu tampak lebih besar ketika berada paling dekat dengan cakrawala, tetapi hal ini disebabkan oleh fenomena yang dikenal sebagai "ilusi bulan".

“Saat rendah ke cakrawala, Bulan terlihat lebih besar daripada saat berada di atas kepala, tetapi itu lebih karena kita memiliki titik acuan. Ini semua tentang persepsi," kata Horner.

Baca juga: Triple Konjungsi Bulan, Jupiter, dan Saturnus, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Bulan purnama terbesar tahun ini

Diberitakan Kompas.com, Selasa (27/4/2021) Pink Moon merupakan satu dari dua Supermoon yang akan muncul pada 2021.

Lapan menyebutkan, Pink Moon merupakan Bulan purnama terbesar dan paling terang untuk tahun ini.

Supermoon berikutnya akan terjadi pada 26 Mei 2021, yang dikatakan sedikit lebih dekat ke Bumi daripada Pink Moon.

Akan tetapi, jarak sedikit lebih dekat itu hanya sekitar 98 mil atau 157 km, atau sekitar 0,04 persen dari jarak Bumi ke Bulan di perige.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: NASA Ungkap Keberadaan Air di Mars

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi