KOMPAS.com - Selain digunakan untuk mengendalikan populasi, steril kucing jantan juga digunakan untuk menyehatkan tubuh kucing dan memperpanjang kualitas hidupnya.
Meski tak ada batasan khusus kapan steril mulai bisa dilakukan, namun American Animal Hospital Association (AAHA) menyarankan untuk melakukan steril kucing jantan di usia lima bulanan.
Ini dilakukan agar efek dari proses steril bisa maksimal, mengingat kucing jantan masih dalam usia anak-anak sehingga perilaku dewasanya belum terbentuk karena hormon belum sempurna.
Perilaku kucing jantan dewasa sangat berbeda dengan kucing jantan yang masih usia anak-anak.
Kucing dewasa hobi berkeliaran, tidak mau tinggal di dalam rumah seperti usia ketika anak-anak, melakukan spraying atau menyemprotkan urin untuk menandai wilayah, juga berkelahi dengan pejantan saingan.
Nah jika proses steril dilakukan ketika kucing sudah dalam usia dewasa dan pernah merasakan musim kawin, maka perubahan perilaku yang diharapkan tak akan berlangsung dengan cepat karena hormon sudah terbentuk.
Proses steril sendiri memiliki bebetapa keuntungan. Mulai dari perubahan perilaku yang jadi lebih manis, hingga kualitas kesehatan yang lebih terjaga.
Baca juga: Untuk Penyayang Kucing, Ini 7 Isyarat Kucing yang Wajib Dipaha
Perubahan perilaku setelah steril
Proses steril yang juga proses pengendalian hormon ini akan membuat kucing dewasa memiliki perilaku baru seperti di bawah ini:
1. Lebih menyayangi kucing lain sehingga tak ada perkelahian.
2. Jika memiliki teman sesama jantan, mereka akan terlibat perkelahian kasar namun tidak dalam konteks bermusuhan melainkan bermain.
3. Suka memeluk atau berdekatan dengan kucing lain, baik jantan atau betina.
4. Terkadang memiliki ikatan kuat dengan teman sesama jantan lainnya. Mereka akan bermain bersama dan saling merawat.
Baca juga: Tersesat, Kucing Ini Ikuti Pendaki hingga ke Puncak Gunung Setinggi 3.000 Meter
Kondisi kesehatan setelah steril
Dalam WebMD disebutkan, proses steril kucing jantan bisa menghilangkan risiko kucing terkena penyakit kanker testis dan mengurangi risiko kucing terkena kanker pankreas.
Ketika kucing jantan berhenti memproduksi hormon testosteron, maka perilaku kucing akan menjadi jinak. Ia tak memiliki hasrat bersaing dengan pejantan lain sehingga tak memiliki keinginan juga untuk keluar rumah dan berkelana jauh dari rumah.
Ketika kucing jantan memilih untuk diam di sekitar rumah, maka kucing akan terhindar dari berbagai ancaman kesehatan.
Seperti luka akibat perkelahian, penularan kutu, penularan cacing, juga penularan virus yang mematikan.
Baca juga: Pentingnya Menemani Anjing dan Kucing yang Tengah Berduka karena Kematian
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.