Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Ada di Indonesia, Berikut Informasi Seputar Varian Covid-19 B.1.617 dari India

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Orpheus FX
Ilustrasi varian baru virus corona, mutasi virus corona.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Varian Covid-19 dari India B.1.617 telah terdeteksi di Indonesia beberapa waktu lalu.

Diketahui, 10 orang telah terpapar varian Covid-19 tersebut, enam di antaranya tertular dari luar negeri.

"Soal mutasi virus baru yang menyebabkan kasus di India meningkat, bahwa virus itu juga sudah masuk di Indonesia. Ada 10 orang yang sudah terkena virus tersebut," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga: WHO: Situasi di India Bisa Terjadi di Mana Saja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diketahui, varian baru Covid-19 itu menyebabkan India berada pada kondisi yang mengkhawatirkan.

Ratusan ribu kasus infeksi dilaporkan setiap harinya, sehingga mengakibatkan ruang perawatan, kamar mayat, dan krematorium penuh.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Berikut informasi seputar varian B.1.617 yang perlu diketahui:

Apa itu mutasi B.1.167?

Melansir Reuters, varian B.1.167 berisi dua mutasi kunci pada bagian luar virus yang menempel pada sel manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, garis keturunan utama B.1.617 pertama kali diidentifikasi di India Desember lalu, meskipun versi sebelumnya juga terlihat pada Oktober 2020.

WHO telah mendeskripsikannya sebagai "variant of interest", sehingga memberi kesan bahwa ia mungkin memiliki mutasi yang akan membuat virus lebih mudah menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah atau menghindari kekebalan vaksin.

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Varian lain dengan risiko yang diketahui, seperti dari Inggris, Afrika Selatan dan Brasil, berada pada tingkat ancaman yang lebih tinggi dengan kategori "varian yang menjadi perhatian".

Ada dua alasan varian ini disebut sebagai "mutasi ganda".

Pertama, B.1.167 memiliki mutasi (berlabel L452R) yang juga terdapat pada strain dominan di California.

Kedua, B.1.617 memiliki mutasi serupa (disebut E484Q) seperti mutasi yang ada pada varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Brasil.

Baca juga: Termasuk B.1.1.7, Ini 3 Mutasi Baru Virus Corona yang Teridentifikasi

Apakah lebih mengkhawtirkan?

Bukti awal menunjukkan bahwa B.1.617 lebih menular daripada jenis virus sebelumnya, seperti dikutip dari NPR.

Sebuah penelitian menemukan, mutasi L452R dapat meningkatkan kemampuan virus untuk menginfeksi sel manusia di laboratorium.

Varian di California, pembawa mutasi yang sama, sekitar 20 persen lebih mudah ditularkan daripada jenis virus yang lebih tua.

B.1.617 juga menyebar dengan cepat di India.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Selama beberapa bulan terakhir, telah menjadi strain yang dominan di negara bagian Maharashtra.

Namun, WHO tidak bisa memastikan apakah varian itu benar-benar berperan dalam lonjakan kasus di India.

Senada dengan WHO, ilmuwan penyakit menular dari Scripps Research Institute Kristian Andersen mengatakan, tidak ada yang tahu pasti apakah B.1.617 lebih dapat ditularkan dan dengan demikian mendorong lonjakan India.

"Kami juga tahu B.1.1.7 (varian dari Inggris) beredar di India, kami tahu bahwa varian dari Brasil juga berada di sana. Jadi mereka bisa juga berperan dalam lonjakan ini. Kami belum memiliki datanya," ujarnya.

Baca juga: Berkaca dari India, Apa yang Perlu Diwaspadai agar Tak Terjadi Tsunami Covid-19?

Apakah vaksin masih efektif?

Beberapa penelitian telah mengaitkan dua mutasi kunci pada B.1.617 dengan peningkatan kemampuan virus untuk menghindari sistem kekebalan.

Kepala penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci mengatakan, bukti awal dari penelitian laboratorium menunjukkan bahwa Covaxin, vaksin yang dikembangkan di India, tampaknya mampu menetralkan varian tersebut.

Baca juga: Masih Merasakan Anosmia, Kapan Isolasi Boleh Diakhiri?

Ada juga tanda-tanda bahwa orang yang sudah pernah menderita Covid-19 dapat lebih mudah terinfeksi kembali dengan varian ini.

Infeksi ulang ini mungkin mendorong lonjakan ledakan kedua ini di India.

"Fakta bahwa jumlah kasus turun di India selama 2020 dengan jarak sosial terbatas membuat saya khawatir penurunan itu terkait dengan berkurangnya jumlah orang yang rentan," kata peneliti dari Cambridge University Ravi Gupta.

Baca juga: Berkaca dari Temuan Kasus Covid-19 pada Siswa SMK di Jateng, Apa Itu Anosmia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi