Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amien Rais Dirikan Partai Ummat, Ini Tantangan dan Peluangnya Menurut Pengamat

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan gambar channel YouTube Amien Rais Official
Logo Partai Ummat
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Amien Rais secara resmi mendeklarasikan berdirinya Partai Ummat pada Kamis, 29 April 2021.

Deklarasi itu ditayangkan ditayangkan melalui akun YouTube Amien Rais Official.

"Atas nama para pendiri, para pimpinan, para kader, dan anggota Partai Ummat, pada tanggal 17 Ramadhan 1442 Hijriah bertepatan dengan 29 April 2021 Masehi," kata Amien. 

Baca juga: Amien Rais Dirikan Partai Ummat, Ancaman bagi PAN?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah tokoh yang hadir dalam acara deklarasi itu mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang MS Kaban, artis dan penyanyi senior Neno Warisman, serta eks terpidana kasus UU ITE Buni Yani.

Selain itu dalam kepengurusan partai, Amien Rais juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro, sementara jabatan ketua umum diserahkan kepada menantunya, Ridho Rahmadi.

Tantangan Partai Ummat

Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, Partai Ummat saat ini praktis hanya bisa mengandalkan figur-figur penting, seperti Amien Rais.

Hal itu mengingat partai ini baru berdiri dan belum pernah bertarung dalam pemilihan umum (pemilu). 

"Partai Ummat ini kan belum kelihatan kinerjanya, sampai hari ini pasti akan mengandalkan figur-figur penting di partai itu," kata Hendri kepada Kompas.com, Minggu (2/5/2021).

"Memang ada MS Kaban, Neno Warisman, tapi menurut saya tetap figur utamanya Amien Rais," ujar Hendri.

Anggapan partai keluarga

Karena mengandalkan Amien Rais, maka konsekuensinya adalah serangan yang ditujukan kepada partai itu juga akan menyasar mantan ketua MPR RI tersebut.

Seperti misalnya, adanya anggapan Partai Ummat adalah partai keluarga karena mengangkat menantu Amien sebagai ketua umum.

Baca juga: Amien Rais Dirikan Partai Ummat, PAN Tidak Galau

Lolos pemilu

Hendri menuturkan, tantangan Partai Ummat ke depan adalah bisa lolos menjadi peserta pemilu. Baru kemudian memikirkan untuk lolos threshold dan melakukan pembenahan.

Ia juga meyakini bahwa partai tersebut masih bisa bersaing dengan partai Islam lainnya karena sosok Amien Rais.

"Bisa saja, karena Amien Rais namanya masih kinclong di dunia partai Islam. Apakah akan menggerus suara parpol lain? Mungkin ada, tapi tidak banyak," ujarnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar Partai Ummat menggait suara mengambang, yaitu 12-13 juta suara yang hangus pada Pemilu 2019.

"Di 2019 lalu kan ada sekitar 12-13 juta suara yang hangus karena partainya tidak lolos treshold. Nah Amien Rais bisa meyakinkan suara itu untuk mengalihkan pilihan ke Partai Ummat," jelas dia.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2021: Sejarah, Tema, dan Link Download Logo

Apresiasi langkah Amien Rais

Terlepas dari itu, Hendri mengapresiasi langkah Amien Rais yang memilih mendirikan partai baru setelah kecewa dengan PAN.

Meski perjuangannya berat, ia menilai bahwa ketidaksetujuan Amien Rais atas politik itu direspons dengan cara membuat partai baru, bukan mengambil alih partai orang lain.

"Minimal ketidaksetujuan politik itu bisa direspons dengan keluar dari partai dan bikin partai baru, enggak berusaha ngambil partai orang dan coba ngerusak partai orang," ungkapnya.

Ia juga memaklumi sikap Amien Rais untuk memberikan jabatan ketua umum partai kepada menantunya.

Sebab, Amien Rais nantinya akan bisa lebih mengorganisasi dan membangun partainya sesuai apa yang diinginkannya.

Baca juga: Muncul Klaster Covid-19 Jelang Lebaran, dari Takziah hingga Tarawih

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi