Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdul Qadir Al Jailani, Pengembara Sufi dengan Julukan-Julukan Mulia

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Frederik Lower
Ilustrasi gurun pasir di Irak
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Abdul Qadir Al Jailani atau Abdul Qadir Gaylani adalah ulama fiqih yang kedudukannya dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme.

Syekh Abdul Qadir adalah orang Kurdi yang lahir di pada bulan Ramadhan tahun 1077 di Desa Nif, selatan Laut Kaspia, yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran.

Hingga kini masih terjadi perdebatan, antara Syekh Abdul Qadir lahir di tanggal 1 Ramadhan atau justru di tanggal 2 Ramadhan.

Meski ulama kebanyakan lebih meyakini bahwa ulama yang di kalangan Pakistan dan India disebut Ghaus-e-azam ini lahir pada tanggal 2 Ramadhan.  

Dari garis ayah, silsilah Syekh Abdul Qadir akan sampai pada Hasan bin Ali bin Abu Tholib, menantu Nabi Muhammad SAW.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedangkan dari garis ibu, silsilahnya sampai kepada Nabi Ibrahim melalui kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib.  

Silsilah Syekh Abdul Qadir ini bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak

Ditolak oleh madrasah Imam Al Ghazali

Syekh Abdul Qadir disebut sebagai wali yang memiliki banyak kelebihan. Ia lahir dari seorang ibu yang sudah berusia 60 tahun, usia renta yang normalnya sudah tak mungkin lagi mengandung. Ia juga menolak menyusu, tak seperti bayi-bayi kebanyakan.

Sebagai anak yatim, dimana ia sudah kehilangan ayahnya semenjak ia masih dalam kandungan, Syekh Abdul Qadir hidup dalam lingkungan keluarga saleh dan sederhana.

Dilansir dari Britannica, di usia 18 tahun Syekh Abdul Qadir sudah meninggalkan kampung halamannya dan hijrah ke Baghdad untuk belajar mengenal hukum Islam. 

Namun sayang, di Baghdad ia tak diterima belajar di Madrasah Nidzamiyah yang dipimpin oleh Ahmad Al Ghazali, saudara kandung Imam Al Ghazali.

Syekh Abdul Qadir akhirnya menimba ilmu pada beberapa ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khattat, Abul Husein Al Farra, dan Abu Sa'ad al Muharrimiseim.

Dengan kecerdasannya, dalam waktu singkat saja Syekh Abdul Qadir sudah bisa menguasai banyak ilmu agama, baik ilmu fiqih maupun ushul fiqih.

Hingga pada suatu hari, Abu Sa'ad al Muharrimiseim membangun sekolah kecil di daerah Babul Azaj dan menyerahkan pengelolaannya kepada Syekh Abdul Qadir lantaran ia percaya dengan kemampuan muridnya tersebut.

Baca juga: Mengenal Ibnu Sina, Pakar Kedokteran Muslim dan Warisannya di Era Modern

Pendakwah yang termashyur

Di tahun 1127, Syekh Abdul Qadir sudah mulai tampil di masyarakat menjadi pendakwah. Lewat kemampuannya berdakwah dan mengajar, Syekh Abdul Qadir langsung menarik minat banyak tokoh muslim dunia pada masanya.

Terlebih, ia juga dikabarkan berhasil mengajak sejumlah Yahudi dan Nasrani untuk ikut memeluk Islam. Dimana pada masa itu perpindahan keyakinan tergolong hal yang sangat mustahil dilakukan.

Kemampuan Syekh Abdul Qadir Jailani dalam berkhotbah sangat luar biasa. Hingga ia dikatakan sebagai tokoh yang paling bisa mempengaruhi dan mengubah pola pikir masyarakat Irak di abad ke-12.

Penganut ajaran Syekh Abdul Qadir pun menyebar cepat. Dari kalangan orang kaya, pedagang, petani hingga orang-orang pinggiran. Dari masyarakat Irak, Afrika, Mesir, India, hingga Indonesia.

Semenjak tahun 1127 hingga 25 tahun lamanya, Syekh Abdul Qadir memutuskan untuk menyepi. Ia menjadi pengembara sufi di padang pasir Irak. 

Ketika memperdalam sufi ini, Syekh Abdul Qadir banyak melakukan tirakat, riyadhah dan mujahadah melawan hawa nafsu. 

Baca juga: Masjid Al Mustofa, Masjid Tertua di Kota Bogor

Berbagai julukan mulia

Sekembalinya dari pengembaraannya, Syekh Abdul Qadir memimpin madrasah di Baghdad yang didirikannya sejak tahun 521 H. Ketika ia wafat di tahun 1166, madrasah itu diserahkan kepada anaknya, Abdul Wahab.

Suatu ketika, Syekh Abdul Qadir yang melahirkan 17 buku bersejarah ini pernah berkata,"Tidur dan bangunku sudah diatur. Pada suatu saat dalam dadaku timbul keinginan yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sehingga aku merasa tercekik jika tak berbicara. Dan ketika berbicara, aku tak dapat menghentikannya."

Syekh Abdul Qadir mendapat banyak julukan kehormatan. Syekh yang menjadi peletak dasar ajaran tarekat Al Qadiriyah ini juga dijuluki Muhyidin atau penghidup agama. 

Jika Imam Al Ghazali menggabungkan syariat dan tarekat, Syekh Abdul Qadir memadukan syariat dan sufisme.

Karena hal ini, Syekh Abdul Qadir juga dijuluki sebagai ghautsul a'dzam atau orang suci terbesar dalam Islam.

Sedangkan gelar Sayyid disematkan lantaran Syekh Abdul Qadir adalah keturunan Nabi Muhammad dari jalur Siti Fatimah binti Muhammad. 

Baca juga: Sejarah Imam Al Ghazali, Berpijak dari Kemiskinan Menjadi Mahaguru

Kepergian yang senyap

Diceritakan bahwa pada suatu malam Syekh Abdul Qadir terbaring lemah ditemani oleh anak-anaknya, termasuk Abdul Jabbar.

Abdul Jabbar sempat menanyakan, bagian dari tubuh ayahnya mana yang terdera sakit. Dan Syekh Abdul Qadir menjawab bahwa seluruh tubuhnya sakit kecuali hatinya, karena hatinya selalu terpatri pada Allah.

Syekh Abdul Qadir kemudian melafalkan "Allah" dalam suara pelan yang diulang-ulang. Makin lama suaranya makin pelan kemudian hilang, senyap.

Dalam usia 90 tahun, Syekh Abdul Qadir menghela napas terakhirnya ditemani oleh 49 anak dari empat orang istrinya.

Sholat jenazah diimami oleh anaknya, Abdul Wahhab. Selesai disholatkan, Syekh Abdul Qadir dimakamkan di sepetak tanah yang teduh di serambi madrasahnya.

Hari itu, pintu madrasah ditutup hingga siang. Tanda duka tengah menggantung di langit Baghdad.

Baca juga: Mengenang Habib Ali di Masjid Al-Riyadh Kwitang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi